Epilog

44.7K 3.7K 192
                                    

im back bitches :)

Malam Ulang Tahun Sekolah Mereka


 "Oke... sebelum kita closing acara kita hari ini, mari kita undang kakak-kakak OSIS kita—yang udah kerja keras buat bikin acara ini—buat ngasih kesan dan pesannya selama menjadi OSIS. Walaupun saya udah bukan anak sekolah lagi, tapi... gak apa apa dong berbagi pengalaman?"

"Kalau begitu, ayo kakak-kakak OSIS yang cantik dan ganteng, mari naik keatas panggung—untuk berbicara sepatah atau dua patah kata," ujar sang MC dengan semangat.

Dari tempat duduknya, Hillo melihat satu persatu anggota OSIS sudah menaiki panggung.

"Fer, ayo naik. Yang lain udah pada naik tuh," ajak Hillo sambil menunjuk kearah panggung yang mulai dipenuhi dengan anak-anak OSIS inti.

Fera menganggukan kepalanya, lalu tanpa diaba-aba langsung berdiri dan berjalan beriringan dengan Hillo menuju panggung.

Sesampainya di panggung, Fera memilih posisi paling ujung dan saat itu juga menyadari apa yang akan ada di pikiran orang-orang.

Fera—Gigi—Vani—Hillo—Tio—Ivan—Gensa.

Pendek –sedang—sedaang—tinggi—tinggii—tinggiii—tinggiiiiii.

Atau do—re—mi—fa—sol—la—si—do.

Ya, orang-orang pasti akan mengira berdirinya mereka bertujuh itu seperti tangga nada. Dan menyebalkannya, posisi do rendah itu pasti selalu didapatkan Fera, cuma Fera.

Dan yang makin menyebalkannya, malam ini, Fera bodohnya bukan memakai heels ataupun wedges, malah memakai flatshoes yang benar-benar flat (a/n: wtf? Flastshoes yg bener-bener flat?)

"Oke..., jadi siapa yang mau menjadi perwakilan untuk memberikan sedikit kesan dan pesan?" tanya sang MC. "Gimana kalau ketua OSISnya aja?" tawar sang MC.

"Nah iya tuh, Ivan aja!" sahut Tio bersemangat yang disambut dengan anggukan anggota OSIS yang lain.

"Iya tuh, Ivan lo 'kan ketua! Dimana-mana ketua itu yang paling jago ngomong!" perintah Gigi.

Mendengar permintaan dari teman-temannya itu, wajah Ivan merengut. Dasar, mentang-mentang lagi acara kaya gini baru gue diakuin jadi ketos, kalo hari-hari biasa kalian semua malah nganggep gue sampah, cih, gerutu Ivan dalam hati.

Dengan setengah hati, Ivan mengambil microphone dari tangan sang MC, lalu mulai berbicara, "Selamat malam, murid-murid di SMP Mereka, sebelum saya mengucapkan pesan dan kesan saya, pertama-tama saya ingin mengucap—"

"Yaelah, kaku banget kaya kolor baru!" celetuk salah satu siswa di SMP Mereka.

Ivan tersenyum miris, namun tanpa memedulikan celetukan itu, Ivan tetap melanjutkan cuap-cuap-kakunya. "Pertama-tama saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmatnya acara ulang tahun sekolah ini dapat berjalan dengan baik. Juga kepada Kepala Sekolah, Wakil, guru-guru, tata usaha, dan tak lupa juga kepada penjaga sekolah.

"Saya juga ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada wakil saya, Qivani Antonia, atas ide cemerlangnya untuk acara ulang tahun sekolah kita yang tersayang ini," ujar Ivan sambil tersenyum kearah Vani yang dibalas Vani dengan dengusan bosan. "Karena berkat ide-ide cemerlangnya, acara hari ini dapat berjalan dengan meriah.

"Tak lupa juga, saya ingin mengucapkan terima kasih banyak kepada rekan OSIS yang sudah bekerja dengan sangaaat baik, walau kalian kadang teramat menyebalkan, tapi saya benar-benar berterima kasih kepada kalian.

150 CMNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ