7. Runaway.

50.5K 5.3K 529
                                    

Oh why did God create this world so unfair? I don't know.

(Nico & Vinz - In Your Arms)

***

Kala itu...

"Pel," Panggil seorang gadis kecil berusia kira-kira 8 tahun kepada teman sebaya nya.

Gadis yang merasa namanya dipanggil pun menoleh, "Kenapa Pan?" Tanya gadis itu.

Yep. Pel adalah nama panggilan Fera dari Vani. Kenapa 'Pel'? Karena pada saat itu Vani cadel, sehingga 'Pel' adalah nama yang cocok untuk Fera--mungkin begitu pikirannya.

"Masa aku di lapot kemalen ada nilai C. Tlus masa aku langsung diomelin ama mama aku," ucap Vani kecil polos. "Emang alti C itu apa sih, Pel?" Sambung Vani kecil.

"Ish. Kamu harusnya seneng. C itu artinya cantik. Daripada aku, aku malah dapat A," Keluh Fera kecil.

Mendengar itu, Vani kecil langsung memandang bingung ke arah Fera kecil, "Tapi mama aku bilang, aku halus kaya kamu dapet A. Emang A altinya apa?"

"Aku malah sedih banget dapat A. A itu artinya amis, aku kan wangi," Ujar Fera kecil sok tahu.

***

Rabu, 6 September 2808

Fera membasuh wajahnya dengan air. Mimpi itu lagi. Yep, Fera kembali bermimpi masa-masa bahagia nya dengan Vani. Dulu.

Saat itu Fera masih kecil. Tiba-tiba rumah kosong didepan rumahnya ditempati oleh sebuah keluarga, yeah, keluarga itu keluarga Vani.

Fera tak tahu sejak kapan dan siapa yang memulai. Hingga akhirnya Fera bisa akrab dengan Vani, dari TK.

Fera percaya kepada Vani, Fera menceritakan segala keluh kesahnya. Yeah, itu wajar, kan? Namanya juga seorang sahabat. Begitupun juga sebaliknya, Vani juga percaya kepada Fera. Vani menceritakan segala keluh kesahnya.

Tapi itu dulu. Itu cerita lama. Kuno.

"Kak Fera, cepetan dong. Aku udah mau telat nih, nanti aku ada piket!" Pekikan adik Fera--Dilla, menyentakkan Fera dari lamunannya.

Sadar jika ini sudah tak benar-benar pagi, Fera langsung merapihkan seragam dan membawa tasnya turun kebawah. "Iya, aku juga udah selesai kok!" Jawab Fera.

***

Fera melangkahkan kakinya dengan tempo yang cepat. Karena terlalu lama menikmati lamunannya, Fera sampai tak ingat jika hari ini ia yang bertugas untuk menghukum anak-anak murid yang terlambat.

"Fer, anak-anak yang terlambat udah gue kumpulin di depan tiang bendera," ucap Hillo yang dijawab Fera dengan anggukan.

Oke. Fera mungkin keliatan tidak adil, padahal jelas-jelas ia terlambat, tapi bukannya dihukum ia malah menghukum orang sejenisnya. Tapi, buat apa punya jabatan, kalau tidak bisa membawa keuntungan, bukan?

Fera mengabsen siapa-siapa saja murid yang terlambat hari ini, sampai satu nama membuat Fera terdiam sejenak.

Fianta Aprilio.

Cowok itu.

Fera mengadahkan wajahnya, hendak melihat adik kelas jangkung itu, sampai akhirnya pandangan Fera terhenti di pria itu--yang kebetulan juga sedang menatapnya. Tatapan Fian seolah mengunci Fera.

Ingin rasanya Fera menghampiri Fian sambil berkata,

"Lo kemana aja? Kenapa gak bales chat gue? Gue nyariin lo, goblok!"

150 CMWhere stories live. Discover now