6 - Side Mario and Ify - 1

2K 102 6
                                    

Yang Takkan Lekang Oleh Waktu 6

Side Mario and Ify – 1


Suasana pagi di kediaman Ify cukup menghangatkan. Sinar mentari masuk melalui jendela kamar Ify yang tirainya sudah dibuka. Jendelanya pun sudah dibuka oleh Ify dan udara pagi hari mengisi kamar Ify yang didominasi warna biru lembut itu.

Ify memutar lagu upbeat favoritnya, lagu Problem yang dibawakan Ariana Grande. Ia bernyanyi pelan sambil menyalakan vacuum cleaner, menyedot debu yang ada di karpetnya. Ify tak perlu sapu, karena lantai kamarnya full carpet.

Gadis berdagu tirus itu melihat ke arah balkon melalui jendela kamarnya. Memperhatikan beberapa pot bunga yang masih kosong. Lalu memperhatikan vas bunga yang bunganya sudah layu. Kini Ify tahu apa yang harus ia lakukan.

Ia menyambar jaketnya. Mematikan pemutar musik, lalu turun. Memperhatikan beberapa vas bunga yang memang bunganya sudah layu. Lalu melihat Rafi yang pagi-pagi sudah menonton kartun.

"Rafi, bersihin dulu kamar kamu ah! Baru nonton kartun!" tegur Ify.

"Udah kaaaak~ udah beres semua sama Rafi," jawab Rafi cuek. Ify mendengus. Adiknya yang baru kelas sebelas ini memang agak susah dikasih tahu.

"Ck, terserah deh. Mama~ Ify pergi ke kebun dulu, mau beli bunga ke Pak Amir, mama mau nitip ga??" tanya Ify agak keras, karena ia tahu ibunya ada di dapur.

"Mama mau bunga matahari ya Fy, lima aja cukup! Uangnya ada kan?"

"Ada ma~ Ify pergi dulu," dan Ify keluar rumah, mengambil keranjang di kebunnya dan menaruhnya di keranjang sepedanya.

xOx

"Pagi Pak Amir," sapa Ify ramah kepada sang penjual bunga di tepi danau komplek. Pak Amir adalah orang yang sudah lama berjualan bunga di komplek itu. Bisa berupa bunga dalam pot, bibit bunga, atau bunga potong.

"Pagi neng Ify, mau beli bunga potong?"

"Iya pak. Sama bunga pot aja sekalian, Ify pilih sendiri ya?"

"Boleh neng!"

Dengan cekatan, Ify mengambil gunting yang diberikan Pak Amir dan memotong bunga yang diinginkan. Ify yang terbiasa membantu ayahnya berkebun, sudah terbiasa memotong bunga untuk dijadikan hiasan dalam vas.

"Pagi pak, saya langsung nyiram kembangnya aja ya pak?"

Ify terkesiap. Ia menoleh ke belakang. Tampak Mario baru datang dan langsung mengambil watering can dan bergegas menyirami tanaman milik Pak Amir. Ify mendengus.

"Kenapa sih gue dipertemukan mulu sama cowok itu?" gumamnya kesal.

"Hai Fy! Beli bunga?" tanya Mario ramah. Tahu-tahu pemuda itu ada di sebelahnya.

"Menurut ngana?" tanya Ify balik, dengan nada sewot. Mario tertawa kecil. Perempuan ketus, atau tsundere? Mario mulai menebak-nebak.

"Kalau bunga yang itu, cocok tuh buat dipasang di ruangan yang dindingnya berwarna biru. Warnanya lembut, cocok banget pokoknya." Mario menunjuk setangkai bunga yang berwarna pink lembut, membuat Ify memperhatikan bunga itu.

Rupanya, selera pemuda ini oke juga, batin Ify. Huh, tapi aku nggak boleh mengakui selera pemuda aneh ini!, batin Ify lagi.

Dan sambil memilih bunga, Ify memperhatikan gerak-gerik Mario yang sibuk memupuki tanaman. Pekerjaan Mario rapi, dan ia sangat cekatan. Dan ia tak mengeluh sedikit pun, padahal kakinya yang hanya memakai sandal sudah kotor terkena tanah.

Yang Takkan Lekang Oleh WaktuWhere stories live. Discover now