Chapter 12

21 1 1
                                    

Lexa POV =

Nett.. nett.. nett.

Aku mematikan alarm digital-ku dan membuka mata.

"Pukul 05.55. Tumben bisa langsung bangun, biasanya kalau alarm bunyi dimatiin lagi." Batinku.

Aku segera meraih ponselku yang terdiam di meja kecil sebelah kasurku.

24 Missed Call, 48 Messages.

Oh, god. Semalam Mas Rehan menelponku. Dan berakhir pukul 01.16.

Coba kutelepon.

No, Lexa. Ini masih pagi, mana mungkin dia sudah bangun?

Kring.. kring..

Lah, dia sudah bangun, toh?

Mas Rehan menelponku pagi ini.

Jika dihitung-hitung, dia tidur dari pukul satu malam hingga mungkin baru bangun pukul lima. Berarti dia hanya tidur 4 jam.

"Halo, Mas Rehan? Kok pagi banget nelponnya?"
Sapaku.

"Halo, Lexa. Maaf mengganggu tidurmu." Jawab Mas Rehan.

"Ngga, kok. Aku sudah bangun beberapa menit yang lalu." Lanjutku.

"Oh." Ucap Mas Rehan singkat.

"BTW, Mas kenapa menelponku?" Tanyaku.

"Karena hari ini Minggu, mau jalan-jalan, gak?" Jawab Mas Rehan.

"Boleh. Pukul?" Tanyaku.

"Pukul 09.00. Persiapkan dirimu. Pakai baju yang buatmu tampil pesona." Jelas Mas Rehan.

Ya, Mas Rehan berhasil membuat kedua pipiku menjadi merah seperti tomat.

"Daaah, see ya sweetie." Lanjut Mas Rehan menutup teleponnya.

What? He just call me sweetie? Aww, how sweet is him?

Sarapan dulu, deh.

-
Aku segera menuruni tangga dan sekarang berdiri di depan meja masak.

Hanya lapar sedikit. Aku ingin makan cheese sandwich.

Menaruh keju mozarella di atas roti, dan memanggangnya di microwave.

"Lexa, tumben sudah bangun." Seru Mom yang baru saja menuruni tangga.

"Iya, Mom. Terbangun pukul 05.55 tadi." Jawabku menyeduh hot chocolate.

"Mau?" Aku menyodorkan hot chocolate-ku kepada Mom. Mom menggeleng.

"So, aku makan ya." Lanjutku menyuap sandwich itu di mulutku.

"Mom?" Ucapku mengawali pembicaraan.

"Iya?" Jawab Mom.

"Pagi ini aku diajak jalan-jalan sama Mas Rehan."

"Jam?" Tanya Mama lagi.

"09.00." Jawabku.

Mom mengangguk dan tersenyum kepadaku.

"Cie, udah mulai mesra, ya?" Oceh Mom.

"Ih, Mom centil." Seruku sembari menyuci alat-alat makan yang kupakai tadi.

Aku segera berjalan menuju kamarku dan berbaring di ranjang tidurku.

1 menit...

2 menit...

3 menit...

4 menit...

5 menit...

Akhirnya aku memasuki alam mimpi nan indah.

-
"Lexa! Mau tidur sampai kapan? Rehan-nya sudah nungguin kamu di ruang tamu!" Seru Mom membangunkanku.

"Eh...iya...aku mandi. Hah?! Sudah pukul 10.15? Ya ampun, aku ketiduran!" Aku segera mengambil handukku dan membuka pintu di sebelah kamarku yang bertujuan ke kamar mandi.

Deg! Aku lupa!

Harus ngelewatin Mas Rehan. Karena kamar mandi sebelah kamarku kerannya rusak.

"Eh, Lexa." Sapanya yang mungkin melirikku agak sedikit berbeda. Mungkin karena wajahku dan rambutku yang smeriweng.

Aku hanya tersenyum dan berlari terbirit-birit menuju kamar mandi.

Blam!

Aku segera membersihkan badanku dan memakai face mask selama 10 menit.

"Ayooo, cepetan masker!" Batinku sembari melirik jam tanganku yang waterproof, jadi aman bila dipakai mandi.

Aku melewati kamar Mom and Dad yang berada di samping kamar mandi. Jadi, aku tak perlu melewati Mas Rehan.

Sesampainya di kamarku, kubuka lemari tempat dress-dressku. Mulai dari yang panjang hingga yang selutut.

Aku akhirnya setuju menggunakan dress merah bludru selutut, memakai sling bag hitam, dan membiarkan rambutku terurai panjang, juga kusematkan jedai (*jepit badai) di tali sling bag.

Kupakai sepatu flatshoes hitamku dan tak lupa kuoleskan lipbalm di bibirku. Aku segera menemui Mas Rehan di ruang tamu.

"Mas, ayo pergi." Ucapku yang membuat Mas Rehan menengok kearahku

"Ayo." Jawabnya yang segera berdiri dari sofa.

To Be Continued...

Haha, gimana?? Seru gak?

Kalau gak seru, sorry ya!

Eh kalian, kalo baca jangan setengah-setengah, dong! Kasian authornya nih.. :'(

Hehehehe, gak sampe segitunya sih.

VOMMENT or COTE = comment vote hahaha...

My SeniorWhere stories live. Discover now