Bab 5

29.9K 577 15
                                    

Bab 5

Vero memasuki ruangan Darius, lelaki itu sedikit kaget dengan kedatangan wanita itu yang tiba-tiba di kantornya. Sekretarisnya mengabari bahwa gadis itu memaksa bertemu dengannya, hingga ia terpaksa membatalkan meeting dengan klien. 

"Maaf aku mengganggu waktumu yang begitu berharga" Vero memulai pembicaraan setelah tanpa disuruh mendudukkan pantatnya di kursi besar di hadapan laki-laki itu. 

"Jadi, apa yang membawamu kemari nona cantik?" Darius melonggarkan dasinya dan menyenderkan badannya ke kursi. 

"Aku hamil,...."  

Mata mereka bertatapan, Vero mengharap ekspresi terkejut Darius. Tapi, laki-laki itu tetap menatapnya tajam, seulas senyum malah tersungging di bibirnya. 

"Well,,, apa yang harus kita lakukan sekarang" ia merenggangkan jemarinya,  

"Kita harus menikah" 

Darius melangkah keluar dari kursinya, berdiri di hadapan wanita itu. Tangannya memegang sebelah sisi kepala Vero.  

"Kalau begitu aku harus mencium calon mempelai wanitaku terlebih dulu". 

Vero merasa punggungnya ditarik ke depan. Wajahnya dimiringkan ke satu sisi, Darius menciumnya dengan gairah yang meledak-ledak. Hingga ia merasakan gairahnya pun meningkat.  

Vero begitu menikmati ciuman itu, matanya terpejam.  

Seperti ketika memulai, laki-laki itu mengakhiri ciumannya dengan tiba-tiba pula. Meski terlihat dari wajahnya, ia tak ingin melepaskan diri dari wanita itu. 

Darius menariknya ke sofa di sudut ruangan, mendudukkan Vero di atas pangkuannya. Vero menarik diri, namun Darius memeluknya erat. 

"Lepaskan aku, aku bisa duduk sendiri"gerutu Vero.  

"Jika kau akan menjadi istriku, kita tak bisa terus bertengkar sepanjang waktu" Vero memberengut marah. 

"Tidakkah kau kaget dengan berita yang aku sampaikan?" 

Darius mengangguk dengan ekspresi menggemaskan, mau tak mau Vero tersenyum. 

"Kau selalu penuh dengan kejutan, nona manis. Pertemuan terakhir kita adalah ketika kau dengan terburu-buru keluar dari kamarku. Di mana kita telah melewati percintaan yang hebat. Dan kini kau tiba-tiba muncul di hadapanku dengan sebuah berita"  

"Kenapa kau mau saja menerima berita itu, bagaimana kalau anak ini bukan anakmu?" 

Darius menatap mata Vero tajam. 

"Apakah itu bukan anakku?"Tanyanya. 

Vero tergagap ditatap dengan begitu intens oleh Darius. Ia menelan ludah, "Ten,,,,tentu saja ini anakmu" 

"Oke, lalu apa yang kau permasalahkan?"Lanjut Darius. 

Vero menatap Darius jengkel. Ia bermaksud mengagetkan Darius dengan kabar kehamilannya. Ia akan menggunakan sedikit pemaksaan agar laki-laki itu mau menikahinya. Tapi yang ia dapat  

malah ekspresi Darius yang seperti ini. 

"Apa kau begitu sering menerima berita seperti ini dari para wanita yang kau kencani?,,,sehingga kau terlihat biasa saja mendengar beritaku" 

Darius seketika nampak tegang, Vero menggunakan kesempatan itu untuk melepaskan diri. Ia memilih duduk di salah satu sofa di depan Darius. 

"Memang banyak, tapi kasus ini berbeda, aku bersedia menikah denganmu sementara dengan yang lain tidak" 

"Lalu apa yang membuatku berbeda.."Vero memberikan tatapan menantang. 

Darius memajukan tubuhnya, menjangkau wajah Vero dengan tangannya, 

"Karena aku ayah dari bayi itu, nona manis" 

Vero menghadapi muka ayahnya yang kecewa dan marah ketika ia menyampaikan kabar itu pada malam harinya. Sengaja ia mengajak Darius dalam pertemuan itu. Ayahnya yang sangat senang diajak makan olehnya, mendapat kejutan ketika Darius rupanya ada di sisi Vero, dan kejutan kedua yang ia dapat adalah berita kehamilan dan rencana pernikahan putrinya. 

Bukan tanpa maksud ia mengajak Darius, ia sengaja  

menggunakan Darius untuk melawan ayahnya. Ia tahu, ayahnya begitu membenci Darius.  

"Jadi, apa yang harus Papa katakan. Tidakkah kau belajar dari pengalaman Alexis" tanya Alex ke putrinya. 

"Aku belajar darinya pa, hingga aku sadar aku mencintai Darius. Dan kini aku mengerti mengapa Alexis begitu terhadapnya" 

Darius seketika menatap Vero, apa yang dikatakan wanita itu... Seketika ia mengerti, wanita ini berpura-pura di depan ayahnya, dan ia akan mengikuti jalan cerita yang dibuat wanita itu. 

"Dan kau, apalagi rencanamu. Aku tak akan main-main lagi jika terjadi sesuatu pada Veronicha kali ini." 

"Aku minta maaf untuk segala hal mengenai Alexis. Tapi kurasa Vero benar, kami saling mencintai. Aku harap Anda akan memberikan kebebasan kepada kami untuk memilih hidup kami". 

Alex mengepalkan tangannya di atas meja. Pemandangan di depannya begitu menyakitkan hatinya. Belum kering luka akan kepergian putri bungsunya, dan kini putri sulungnya malah terjerat dalam kegilaan yang sama dengan laki-laki itu. 

Tapi memang tak ada yang bisa ia lakukan. 

"Kapan pernikahannya akan dilaksanakan?"Tanyanya lemah 

"Secepatnya"jawab Vero cepat.  

"Jaga putriku atau aku akan menghancurkanmu hingga kau akan menyesal pernah mengenalku" Alex meninggalkan meja itu dengan perasaan marah dan terluka.  

Refleks Darius berdiri menghormati calon ayah mertuanya itu.

"Jadi, kau begitu mencintaiku rupanya. Aku begitu kaget mendengar pengakuanmu tadi sayang?"Darius menggoda Vero yang sekejap memerah pipinya. 

Vero tak menanggapi kata-kata Darius. 

"Kita menikah 3 hari lagi, tepat di hari Minggu. Aku ingin menikah di hari Minggu" 

"Tak masalah, aku juga sudah tidak tahan ingin menikmatimu sebagai istriku" bisik Darius di telinga calon mempelainya. 

~

TBC......

My Husband My EnemyWhere stories live. Discover now