-Dua-

8.1K 281 9
                                    

Keesokan harinyaa....

Alvi berjalan kearah perpustakaan bersama Natha, sahabatnya. Alvi dan Natha berniat meminjam buku di perpustakaan untuk mereka baca dirumah.

Tapi tiba-tiba Alvi tidak sengaja menabrak seseorang yang baru saja keluar dari perpustakaan.

Brukk!!

"Kalo jalan pake mata dong!" sungut cowo itu, sedangkan Alvi hanya menatapnya dingin tanpa ekspresi.

Cowo itu melirik wajah Alvi, benar-benar tidak merasa bersalah sama sekali!

"Maaf." ucap Alvi, hanya itu saja dan berlalu ke dalam perpustakaan. Tapi belum sampai 5 detik, Cowo itu berteriak,

"Gak bertanggung jawab amat jadi orang." singgung Gio. Cowo yang ditabrak tadi adalah Gio.

Alvi dan Natha berbalik menoleh kearah Gio.

"Al, balik gih, gak usah tolongin, toh dia juga cowo! masa gak bisa berdiri sendiri!" ucap Natha kesal dengan tingkah Gio.

Tetapi Alvi malah berjalan kearah Gio, setelah berada dihadapan Gio, Alvi mengulurkan tangannya kearah Gio, Gio menatap Alvi dengan tatapan tak bisa diartikan.

"Lo mau berdiri, gak?" tanya Alvi kesal sebab Gio tak segera menyambut ulurannya.

Gio menyambut uluran tangan Alvi dengan senang hati, "Makasih!" seru Gio, lalu Alvi melepaskan tangannya dari Gio, tetapi Gio malah menariknya.

"Apa lagi?"

"Lo harus penuhin permintaan gue karena udah buat baju gue kotor!"

"Nyuci baju?" kening Alvi berkerut, tapi sayangnya Gio tak menjawab, Gio malah menarik Alvi menuju lapangan basket.

"PENGUMUMAN UNTUK SEMUA SISWA SMA GARUDA!! GUE GIO FERDIAN RESMI JADI PACAR ALVIANA!" teriak Gio dengan lantang

Semua siswa SMA GARUDA yang menyaksikan berteriak riuh. Ada yang bertepuk tangan, ada juga yang sangat senang, dan juga ada yang sangat tidak suka dengan pengumuman itu.

"Gue gak terima dia nikung gue!" ucap Angga kesal

Delon dan Dimas hanya menghela nafas, "Sabar, ini mungkin cobaan buat lo! Lo harus lebih gercep supaya gak kena tikung!" itu bukan suara Delon, melainkan Dimas.

Angga tidak terima dengan semua ini, Angga memilih turun ke lapangan untuk menanyakan semuanya dengan jelas.

Sedangkan di lapangan, Alvi menatap Gio kesal.

"Apa-apaan, lo!" teriak Alvi tepat didepan wajah Gio

Gio hanya tersenyum miring, rencananya berhasil, "Lo pacar gue sekarang!"

Alvi sekarang hanya menatap Gio datar, "Gue. Gak. Mau!" ucapnya dengan penuh penekanan.

Alvi berlari kearah halaman belakang sekolah, Alvi bersandar dibawah pohon sambil menahan isakannya. Alvi tak kuasa menahan tubuhnya yang akhirnya jatuh terduduk dibawah pohon.

"Gue belum mau pacaran. Gue masih mau sendiri. Gue gak mau nyakitin Aga. Gue masih sayang Aga." ucapnya dengan nada pilu

tanpa Alvi sadari, Gio ada dibelakang pohon tersebut, mendengar semua ucapan Alvi, bahkan Gio sekarang merasa bersalah telah membuat gadis itu menangis,

"Maafin gue." untuk pertama kalinya Gio meminta maaf pada seseorang, dan itu hanya Alvi yang membuat Gio mengucapkan kata 'maaf'

"Pergi dari sini." ucap Alvi dingin

Gio merasa bersalah atas apa yang ia lakukan, kemudian Gio ikut duduk disamping Alvi, "Gue cuma mau kenal lo, cuma mau lo tau gue, lo gak usah mikirin ucapan gue tadi, gue bercanda."

Alvi hanya terdiam, kenangannya dengan Aga kembali menyeruak didalam benaknya.

"Tapi suatu saat nanti gue yakin bisa dapetin lo." Lanjut Gio

Alvi berdiri, lalu berjalan kearah kelasnya. Alvi tidak peduli dengan tatapan aneh dari semua siswa, bahkan teman sekelasnya.

Tanpa Alvi sadari, Gio berjalan dibelakangnya dan berhasil menyamai langkah Alvi lalu tiba-tiba menggenggam tangan Alvi.

Alvi menatap tangannya yang digenggam oleh Gio, "Lepas." Ucap Alvi tegas.

Alvi berusaha melepaskan tangannya dari Gio, namun usahanya percuma. Gio lebih kuat darinya.

"Kalian jadian?" Tanya Angga saat menemukan mereka.

"Iya!" "Nggak!" Jawab Alvi dan Gio bersamaan.

Kening Angga berkerut, masih bingung dengan jawaban mereka, Angga memilih menatap Alvi, "Al, lo jadian sama dia?" Tunjuk Angga kearah Gio

Alvi tidak menjawab, melainkan mendorong bahu Angga dan melepaskan tangannya dari Gio lalu melanjutkan langkahnya kekelas sendirian.

Alvi tidak ingin pacaran lagi, tekadnya sudah bulat semenjak meninggalnya Erlangga. Alvi tidak bisa menggantikan Aga dihatinya dengan orang lain. Alvi gagal move on dari Erlangga.

Alvi masuk ke kelasnya, kelas yang tadinya riuh dengan suara berisik -dari temannya Devan, yang selalu membuat stand up comedy untuk teman sekelasnya- mendadak hening ketika Alvi melangkah masuk.

Aura dingin dikelaspun menusuk organ tubuh siswa dikelas itu. Bahkan rasanya AC yang tadinya tidak bisa menyejukkan mereka, memilih dimatikan.

"Al, lo jadian sama Gio?" Tanya Natha hati-hati.

Alvi hanya berbagi perasaan hanya dengan Natha, hanya Natha yang mengerti dirinya. Walau tidak sepenuhnya yang Natha ketahui tentang Alvi.

"Gak. Gue gak jadian sama dia." Jawab Alvi tenang.

Natha manggut-manggut saja, toh Alvi juga tidak berbohong soal perasaannya.

"Lo pulang bareng siapa, Al?" Tanya Natha

"Dijemput bang Arga."

Natha ber'oh' ria saja, tanpa mereka ketahui, ada dua orang yang menatap mereka dengan penuh harap.

💕💕💕

Alvi berjalan kearah parkiran, sementara Natha sudah diajak pulang dengan Byan, yang menurut Alvi itu hal yang wajar untuk orang PDKT.

"Al, pulang bareng yuk?" ajak Angga

Alvi menggeleng lalu menekan tombol call diponselnya, setelah itu ia menempelkan ponselnya ke telinga.

Setelah terdengar nada sambung, Alvi mendengar suara Arga dari sana.

"Halo!" Seru Arga di sebrang sana.

Alvi menjauhkan ponselnya dari telinganya, "Bang, jemput!"

"Wait me, princess!" tut!

Alvi memutuskan sambungan telepon dan beralih menatap Angga, "Di jemput."

Angga berusaha tersenyum, "Oh, yaudah. Gue duluan." Ucap Angga lalu melajukan motor sport hitamnya keluar gerbang sekolah.

Alvi sudah menunggu selama 15 menit, tapi Arga tidak kunjung datang. Alvi mencoba menelpon Arga kembali, tapi hasilnya nihil, Arga tidak mengangkatnya.

Sebuah motor sport merah berhenti di depan Alvi, "Al, mau pulang bareng?" Tawar Gio.

Alvi menatap Gio datar, "Gak, makasih." Jawab Alvi kemudian berjalan kaki ke luar gerbang.

Alvi berniat pulang jalan kaki, sebab ia pikir, rumahnya tidak terlalu jauh dari sekolah walaupun mungkin tenaga Alvi akan habis.

Gio hanya mengendikkan bahunya saja, lalu pergi dari sana.

❤❤❤

Chapter 2 of 2 end!!!
Maaf kalo ceritanya ada yang berbeda dari sebelum revisi. Toh namanya juga revisi, pasti ada yang berubah.

Salam sayang, Paopao😊

Ice Girl And Cool Boy(Versi REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang