Part 03

399K 21.2K 194
                                    

Celia POV

     Aku tidak tahu jika aku sampai ke daerah ini. Daerah sepi ini berdekatan dengan pegunungan Alpen. Karena pikiran kalut kemarin aku sampai tidak tahu kemana arah tujuanku.

"Sekali lagi, maaf aku sudah tidak sopan masuk ke rumah ini," ucapku merasa bersalah.

Larvell tersenyum tipis. "Minta maaflah pada pemilik rumah ini, dia."

Aku mengarahkan tatapan mengikuti arah tatapan Larvell, Abel dan Victor. Pria tampan dingin itu ternyata pemilik rumah tua ini. Pria yang duduk dengan tenang tetapi beraura dingin, entah kenapa aku tidak suka dengan tatapannya itu. Tatapannya tajam padaku, seolah-olah aku mangsanya yang akan ia terkam. Franco namanya. Sungguh, aku tidak suka dengan cara ia menatapku.

Kini aku sedang bersama Abel menyusuri setiap ruangan di rumah tua ini. Victor dan yang lainnya berada di lantai dua di dalam ruangan yang semalam aku tidak bisa buka. Entah apa yang mereka lakukan di dalam ruangan itu.

"Boleh aku bertanya sesuatu padamu?" tanyaku.

Pria tampan berpakaian casual itu menoleh dan mengangguk. "Tanyakan saja," katanya.

"Ruangan selain kamar kalian itu ruangan apa ya? Aku perhatikan tidak ada satupun pelayan yang kesana untuk membersihkannya."

"Ruangan rahasia. Aku harap kau tidak sedikitpun mendekati ruangan itu atau kau akan kena masalah," jawab Abel dengan menatapku mengintimidasi.

Aku mengerutkan kening. "Rahasia?"

"Apa kau tidak merasakan apapun saat masuk ke rumah ini, Nona Francesca?"

"Menyeramkan," jawabku jujur.

Abel tertawa kecil. "Turuti setiap peraturan di sini, atau kau akan berurusan dengan pemilik rumah ini."

"Franco? Pria aneh itu."

Abel menatapku kesal lalu sebuah senyuman timbul di wajahnya. "Kau tidak tahu jika ada yang lebih dari kata aneh dalam dirinya."

"Maksudmu?" Aku menatapnya bingung.

Abel tertawa kecil. Aku menghentikan langkah kaki dan menatap pintu nomor tujuh tempat dimana Victor, Larvell dan Franco di dalam sana.

"Sebenarnya apa yang mereka lakukan? Kenapa kau tidak ikut bergabung dengan mereka?" tanyaku.

Abel ikut menghentikan langkah kakinya dan membelakangiku. "Mereka membahas sebuah misi penting. Aku tidak ikut bergabung karena aku diperintahkan Franco untuk menemanimu."

"Misi penting? Franco memerintahkanmu? Memangnya dia itu pemimpin kalian? Seperti sebuah organisasi saja ada pemimpinnya."

"Kau banyak bicara, Nona. Franco pemilik rumah ini, jadi kami harus menuruti perintahnya."

Nada bicara Abel terbesit kekesalan. Apa aku salah bertanya seperti itu padanya? Abel kembali berjalan dan aku mengekorinya. Sebuah tulisan di depan pintu kamar Franco membuatku ingin tahu.

"Oh ya, apa kalian penggemar gangster?" tanyaku. "Aduh!" Aku meringis kesakitan ketika tubuhku menabrak punggung Abel.

Abel mendadak menghentikan jalannya ketika aku bertanya tadi. Apa ada yang salah lagi?

Pria itu membalikkan tubuhnya dan menatapku intens. "Gangster?"

"Aku... melihat tulisan di pintu kamar Franco. The Gangster Leader."

Abel menatapku tajam. "Apa kau berpikir dia seorang pemimpin gang?"

"Awalnya iya, tapi aku menelaah pikiran buruk itu. Aku menebak jika ia penggemar film gangster."

Abel menyunggingkan seutas senyum. "Bukan hanya dia, tapi kami. Kami penggemar hal berbau gangster. Hal yang menyenangkan dalam melihat aksinya."

Aku terkejut. "Kalian menyukai kriminal? Aku tidak. Gangster adalah kelompok orang-orang yang kejam, tidak berperasaan. Tapi aku suka fashion ala gangster. Itu keren!"

Abel diam dan mengiyakan pendapatku. Lalu dia pamit untuk pergi ke kamarnya sebentar untuk mengambil ponsel. Aku menatap punggung Abel yang berlalu dengan rasa aneh, sampai ia masuk ke dalam kamarnya dilantai dua. Entah kenapa aku merasa ada hal misterius dirumah ini, tapi hal misterius apa?

*********

👉 Please, give me vote and comment 👈

PuspitaRatnawati

05 Desember 2017

(12:20)

Next to part 4

The Gangster LeaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang