19

4.4K 381 14
                                    

Juliet menyusuri koridor sekolah yang ramai dengan senyum samar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Juliet menyusuri koridor sekolah yang ramai dengan senyum samar. Meski tidak begitu terlihat, namun bagi yang sudah terbiasa memandang ekspresi datar Juliet bisa tahu jelas kalau suasana hati gadis itu sedang bagus-bagusnya. Dia bahkan tidak mendengar apapun yang sedang dibicarakan seisi sekolah pagi ini. Pikirannya terlalu berisik akan seseorang yang semalam mengajaknya belajar bersama hari ini. Ya karena itu juga ranselnya terasa lebih berat dari biasanya. Juliet membawa beberapa buku pelajaran yang biasa dibacanya. Siapa tahu saja Rafael masih tidak mempercayai ucapannya semalam.

Setelah masuk ke kelas, Juliet menggeleng-gelengkan kepala karena bangku Rafael masih saja kosong. Dia langsung berinisiatif memindahkan bangku itu di samping bangkunya. Begitu duduk, Juliet tersenyum samar lagi sambil sibuk mengeluarkan buku-buku yang dibawanya untuk ditaruh di atas meja. Tak lupa gadis itu menaruh salad buatan Mbok Laras di laci meja Rafael. Lagi-lagi dia membawa dua bekal. Merasa semuanya sudah beres, Juliet tinggal menunggu kedatangan Rafael sambil mendengarkan lagu-lagu di kaset favoritnya dengan walkman.

Sudah beberapa lagu yang didengarnya, namun yang ditunggu Juliet tidak kunjung datang. Kelas bahkan sudah ramai sejak tadi. Agak aneh karena Rafael biasanya selalu datang duluan dibandingkan dirinya. Dia mulai kesal begitu mendengar lonceng sekolah dibunyikan. Juliet jadi tidak berselera mendengarkan lagu lagi. Apalagi setelah melihat Shania yang berada di ambang pintu kelasnya, bersiap-siap untuk berteriak heboh.

"JULIET!!!!"

Tidak mau merusak hari yang cukup baik baginya itu, Juliet jadi berusaha sabar menghadapi Shania. Ya meski tatapan sinis darinya tidak bisa ditahan. Gadis heboh itu datang setelah berlari kecil dan langsung duduk di kursi depannya, menatap Juliet dengan serius – seperti bukan Shania yang biasanya.

"Mau denger kabar nyebelin dulu atau berita buruknya?"

Juliet mengerutkan dahi, "Gak mau denger apapun."

"Gue serius, Jul.."

"Gu-"

"Kemarin Rafael nyariin lo tapi ternyata kabur dari sekolah bareng si adek kelas murahan itu."

"Udah tahu," respon Juliet setelah memutar kedua bola matanya.

"Kalau berita so-"

"Bentar gue mau nelpon El dulu."

Shania jadi terdiam masih dengan mulut menganga, agak kesal karena ucapannya dipotong Juliet. Padahal dia mau memberitahu berita yang sedang heboh di sekolah dan mungkin secara nasional alias masuk berita. Gadis heboh itu tak punya pilihan selain menarik napas maklum. Dilihat dari gerak-gerik Juliet, dia yakin kalau Rafael setidaknya sudah berbaikan dengan sahabatnya itu.

"Iya deh. Iya. Kayaknya keberadaan Rafael emang lebih penting daripada ber-"

"Gak diangkat, Shan!!" seru Juliet, tiba-tiba membuat Shania kaget. Dia pikir Juliet mau membentaknya. Bahkan seisi kelas ikut terkejut mendengar seruan Juliet barusan.

Bad Juliet?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang