13

6.2K 448 20
                                    

Gedung tua yang bahkan tampak tak terawat akhirnya menyambut mereka begitu mobil GNR berhenti di depannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gedung tua yang bahkan tampak tak terawat akhirnya menyambut mereka begitu mobil GNR berhenti di depannya. Juliet memutuskan untuk tidak membawa mobilnya dan pergi dengan mobil Rafael saja. Begitu turun dari mobil, Juliet masih terus memandang gedung tersebut dengan tatapan yang cukup membingungkan Rafael. Entah apa yang dipikirkan gadis itu sekarang.

"Kenapa?"

"Tempatnya bukan di rooftop, kan? Gue gak mau ruangan terbuka apalagi buat latihan nembak."

Rafael menghela napas lega. Barangkali dugaan Juliet bertentangan dengan tempat yang dimaksudkan Rafael. "Bukan, Jul. Tempatnya gak di rooftop kok."

"Emang ada tempat yang lebih bagus di gedung tua ini?" tanya Juliet, meragukan gedung tua itu.

"Tenang aja. Percaya sama gue, yah.."

"Sedang diusahakan," saut Juliet, membuat Rafael tersenyum gemas.

Setelah memusnahkan keraguan kecil Juliet, mereka langsung menelusuri gedung tua itu. Pikir Juliet itu hanya gedung tua biasa. Ternyata gedung itu semacam belum selesai dibangun dan terbiar. Tidak ada perabotan usang atau sekedar jejak kehidupan di situ. Hanya ada beragam ruangan yang berpintu maupun tidak sama sekali. Mungkin sudah lantai yang ke-lima dan akhirnya mereka berhenti menaiki tangga. Walau masih siang, namun cahaya matahari tidak banyak yang masuk ke situ. Ciri khas gedung tak berpenghuni.

Mereka mulai menelusuri lantai lima itu. Rafael dengan langkah tanpa keraguan, sedangkan Juliet masih berhati-hati. Dia selalu bersiap akan hal buruk yang tak terduga. Jadi jangan harap Juliet akan gampang percaya. Dia mungkin bisa mempercayai Rafael, tapi tidak dengan keadaan. Bagaimanapun, mereka sudah sampai di depan sebuah pintu. Ukurannya tidak terlalu lebar dan cukup berdebu. Sepertinya pintu itu terbuat dari besi, bukannya kayu seperti pintu-pintu yang sempat dilihat Juliet tadi. Rafael langsung membuka pintu dengan kunci yang dikalungkannya.

"Ayo masuk. Dalamnya beda jauh sama yang dari tadi lo liatin," kata Rafael, masih dapat merasakan keraguan Juliet.

Rafael langsung menarik tangan Juliet supaya dia bisa masuk ke dalam. Kalau menunggu keraguan Juliet sirna, bisa-bisa mereka berakhir dengan perdebatan. Bagaimanapun, ucapan Rafael terbukti benar. Suasana di balik pintu berbeda jauh dengan suasana di luar. Ruangannya cukup luas dan benar-benar bersih. Ruangannya dipisah menjadi dua area. Terdapat sofa berwarna abu-abu dan tv di area yang dapat dilihat langsung begitu pintu terbuka. Di sudut kanannya terdapat sebuah dapur kecil. Ini sudah semacam apartemen tak berkasur saja. Barangkali tempat ini bukan sekedar tempat latihan, melainkan tempat persembunyian seorang Rafael Jordan. Sedangkan di area dominan yang menjadi tempat latihan menembak. Terdapat beberapa pajangan senjata di dinding. Ada pula sebuah lukisan akan seorang penembak berukuran cukup besar yang dipajang di sekitar senjata-senjata tersebut.

"Wah, lo punya tempat ini sejak kapan?" Juliet melupakan keraguannnya dan berubah menjadi sangat antusias. Dia tak berhenti berdecak kagum sehingga Rafael seperti sedang mengalami deja vu. Respon Juliet kurang-lebih sama seperti di apartemennya waktu itu.

Bad Juliet?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang