Puisi 6 || Ombak

1.8K 113 11
                                    

Jemariku kebas, jemawaku tandas.
Segerai mawar merah merekah terberai ditusuk rusuk gelombang.
Delusi Dementor tempo hari refleks mematri pori kepundan kemustahilan.
Citaku tak berbelas, cintaku tak berbalas.

Tiada kumengerti apa yang kupentas sepintas lalu.
Tiada kumengarifi apa khilafku menakrifkan latif di hulu.
Tiada sebutir jawab pun, pun tanggapan.
Barang sepersekian sekon bersirobok, untuk kemudian tak acuhkan.

Dirinya bagai dipelintir sihir petir, bertolak penjuru.
Bagai peluru yang memelesat, dirinya melesak jauh.
Sampai kusauh nanar, samar kulihatnya berpendar pedar.
Kalbuku benar-benar cemar, kelu ditampar memar.
Rasaku hambar, karsaku modar.

Tubuhku kaku, arku ragaku beku.
Ayu Rahayu layu, kudayu sayu.

Temaram menggaram muram.
Alegori tersirah, akhiri kisah.

[]

Gladiola {Wattys Award Winner}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang