#23 the truth

3.8K 365 21
                                    

Author POV

"Seberapa lama lagi kita harus menunggunya! Aku sudah lelah, terserah aku tidak ingin tahu lagi. Aku membencinya!" suara lantang nan merdu milik Rin memenuhi ruangan berbentuk kotak itu, memang mereka sudah menunggu hampir sejam namun nihil.

"Benar, ia sudah tidak mencintai kita lagi Minri-ah" lagi-lagi Minri harus mendengar perkataan yang membuat hatinya kesal, Jieun sahabatnya yang selalu percaya dengan dirinya berkata seperti itu.

"Ya! Kalian tidak mempercayai Seunggi Eonni,hah? Kalian lupa? Dia tidak bisa meninggalkan kita! K-kumohon... Jangan berkata seperti itu.." makin lama suara Minri melemah, tangisannya sudah tak bisa ia tahan.

Kenapa mereka tidak bisa menunggu sebentar lagi? Kenapa.

Member lain meninggalkan ruangan tersebut, mereka juga menangis. Mereka juga tak ingin kehilangan anggotanya, dipikiran mereka hanyalah 'sudahlah, lebih baik menyerah'

"Hiks..hiks" tangisan itu makin dalam sepeninggal dengan keberadaan eonninya .

Jimin ingin memeluk gadis malang yang kini menangis itu, namun terlambat badan Taehyung sudah memeluk Minri. Membuat Jimin hanya bisa menunduk kosong, Namjoon tahu Jimin sakit hati melihatnya oleh karena itu Namjoon menepuk punggung Jimin pelan, Namjoon tersenyum seperti malaikat, dengan perkataannya juga. "Sabarlah, kau tak pantas merasakannya lagi."Jimin juga menepuk punggung Namjoon balik.

"Minri-ya, ada aku. Ada Jimin, dan ada Namjoon hyung. " bisik Taehyung, ia menenagkan Minri dengan mengelus rambut hitam indahnya, mencium keningnya sekali. Tapi itu malah membuat Minri menjadi.

"Benar Minri-ssi, ada kami. Tenang saja, Seunggi akan datang" Namjoon ikut menenangkan Minri dengan perkataannya, Minri tersenyum memandang ke-tiga lekaki yang bersamanya.

"Terimakasih," Minri tersenyum manis, lalu Taehyung mengusap air mata yang keluar dari mata kekasihnya itu.

"Jangan menangis, kau sangat jelek."

"Ya!!"

-----

Maafkan aku
.
.
.

Karena sudah meninggalkan kalian.

Seunggi benar, ia sudah salah selama ini. Ia hanya mengikuti egonya saja. Memang dulu impiannya bukan sebagai penyanyi, namun ia sadar selama ia sudah bersama adik-adiknya, bernyanyi dan menari bersama di panggung, dan juga karena fans nya, ia sadar sekarang impiannya menjadi penyanyi yang dikenal banyak orang.

Seunggi langsung sadar akan itu, ia langsung mengganti bajunya lalu Berdandan tipis saja. Ia langsung mengambil tiket yang sudah lewat, ia terpaksa harus mengikuti kereta kedua, dimana ia harus menunggu sejam lagi.

Ia langsung menghampiri ibunya yang berada di dapur. "Ibu benar, aku harus bersama mereka. Aku harus terus bernyanyi." Dihati Seunggi ia juga tak ingin meninggalkan ibunya oleh karena itu, "Jika ibu merasakan sakit, hubungi aku! Tidak peduli seberapd banyaknya jadwal ku, aku tetap akan berada bersama ibu!"

Seunggi berkata seperti itu sembari menutup matanya, ia tak ingin melihat mata ibunya. Ia takut menangis lagi di depan ibunya.

"Bukalah matamu, lihat ibu" Seunggi langsung membuka matanya ketika ibunya menyuruh, ibunya langsung menggapai wajah cantik anaknya itu. "Seunggi janji ya?" ibunya berusaha untuk tidak menangis agar anaknya tidak lemah lagi.

Seunggi mengangguk, ia memeluk ibunya erat. "Tunggu Seunggi, ya bu!" Seunggi langsung pergi meninggalkan ibunya yang tengah menangis bahagia. Ibunya senang dengan keputusan Seunggi.

Fake Scandal [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang