Dia siapa?

1.1K 130 18
                                    

Hari ini Raka sedang malas keluar rumah karna merasa lelah. Banyak tugas dan ulangan hari ini. Hmm... enaknya jam segini ngapain ya? Mending tidur ajadeh.

Saat terbangun, hari sudah petang. Jam menunjukan pukul 5 sore. Ternyata lama juga ya Raka tidur. Baru saja Raka mau melangkah ke kamar mandi. Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamarnya.

"Rakaaa!!!" Panggilnya. "WOOYY RAKA!! BUKA DONG PINTUNYA!!." Teriaknya menggedor pintu kamar Raka. Raka tau siapa yang memanggilnya. Siapa lagi kalau bukan sahabatnya itu.

Raka berjalan gontai membuka pintu. "Apaan sih Re?! berisik lo."

Resya menyengir. "Heheh... Temenin gue nyari barang buat mos besok dong, please." Ucap Resya memohon.

Raka berbalik. "Ogah ah, males gue."

Resya tersenyum jail. "Gue bilangin Mami lho."

"Bilangin aja sono."

"Mamii!! Raka ngga mmppph..mpphh.." Teriaknya terpotong karna Raka membekap mulut Resya. "Yaudah gue temenin. Gue mandi dulu."

Raka sama Rere udah temenan dari kecil. Usia Raka setahun lebih muda dari Resya. Orangtua mereka juga sangat dekat, makanya Resya memanggil Mama Raka dengan sebutan Mami, begitu juga sebaliknya.

Mami itu pengen banget punya anak perempuan makanya Mami sayang banget sama Rere. Itu alasan kenapa Raka selalu nurutin kemauan Rere, karna kalo Raka ngga turutin pasti Raka dapet ocehan panjang lebar dari Mami dan Raka paling males denger itu.

Cukup 15 menit menunggu Raka mandi dan bersiap. Akhirnya Raka keluar dari kamar dan menghampiri Rere yang sedang mengobrol dengan Mami.

Mereka pamit pada Mami. "Rere sama Raka jalan ya, Mi"

Kini mereka sudah berada di mobil. "Kita mau kemana?." Tanya Raka.

"Hmm.. kemana ya? Ke mall aja deh. Suntuk gue dirumah, gue tau pasti lo dirumah suntuk juga kan?."

"Tau aja lu. Emang lu doang deh yang ngerti gue."

Hanya keheningan yang menyelimuti mereka setelah itu. Tak lama sampailah mereka di mall. Mereka langsung memakirkan mobil dan berjalan masuk kedalam mall dengan Raka yang merangkul Rere.

"Kita langsung ke supermarket apa gimana?." Tanya Raka.

"Emang lu mau kemana?."

"Gue mau beli kaset ps."

"Ps mulu lu. Yaudah ke supermarket dulu, yuk."

"Biarin aja si. Yaudah ayo."

Mereka langsung munuju supermarket, mengambil keranjang belanja dan mengambil barang sesuai dengan catatan yang sudah dicatat dikertas kecil. Lalu ke kasir untuk membayar.

Setelah itu, mereka pergi ketempat penjualan kaset ps langganan Raka. Raka pun membeli kaset games yang sudah dipilihnya.

Resya melihat jam yang melingkar di lengannya. Jam 7 malam. Ternyata matahari sudah tak menampakan diri lagi.

Rere memegangi perutnya. "Raka, makan dulu yuk. Gue laper nih."

"Yaudah yuk, gue juga nih."

Saat Raka dan Rere masuk ke dalam restaurant yang ada di mall, Rere melihat segerombol cowok disudut ruangan. Rere seperti mengenal salah satu cowok disana. Siapa ya? Kaya pernah liat.

Ohiyaa, itu Kak Putra. Si ketua osis kejam itu. Ngapain ya mereka disini?. Rere memilih tempat duduk yang membelakangi mereka.

Setelah memesan makanan, Raka dan Rere disibukan oleh ponsel masing-masing. Dari belakang, Rere bisa mendengar langkah kaki berjalan menuju arah mejanya. Tiba-tiba....

"Lo siswi baru di SMA Harapan, kan?." Tanya cowok itu

Rere pun mendongakkan kepala "Iya, kakak Kak Putra kan?."

Raka yang ada didepan Rere ini, menatap Rere dengan tatapan 'dia siapa'

Kak Putra melirik Raka. "Iya. Hmm.. Lu kesini sama siapa? Dia pacar lo?."

"Oh bukan.. Dia sahabat gue. Kakak sendiri kesini sama siapa?."

Putra menunjuk teman-temannya dengan dagunya. "Sama temen-temen gue. Tuh"

Rere pun membalikkan badannya untuk melihat teman-teman Kak Putra. Saat berbalik, mata Rere tak sengaja menangkap salah satu teman Kak Putra yang sedang bersenda gurau bersama yang lainnya. Rere memerhatikannya.

Rere menatapnya tanpa berkedip. Sambil memikirkan apa yang ia lihat tentang lelaki itu. Tanpa disadari, Rere tersenyum tipis saat melihatnya.

"Lo suka ya sama salah satu temen gue?." Tanya Kak Putra tiba-tiba, membuat Rere terkejut.

Rere tergagap menjawab pertanyaan Putra. "Apaan sih lo kak. Yaaa eng..enggalah."

"Yaudah kali biasa aja, ngga usah gugup gitu." Kata Kak Putra dengan senyum jail nya. "Gue balik ya"

Rere tidak menjawab perkataan Putra. Rere menundukkan kepalanya, menahan malu. Sampai pada akhirnya makanan yang Rere dan Raka pesan pun datang.

Raka mulai bersuara. "Dia siapa? Kayanya kenal banget sama lu."

"Dia kakak kelas gue." Jelas Rere tanpa mengalihkan pandangannya dari makanan.

Raka hanya mengangguk mengerti. "Udah selesai kan makannya? Yuk pulang".

Rere bangkit dari duduknya. "Udah nih. Yuk pulang."

Mereka berjalan ke parkiran dan menjalankan mobil menuju rumah. Hanya suara radio yang mengisi keheningan. Raka yang fokus ke arah jalan dan Rere yang sibuk akan pikiran dan perasaanya. Sejenak, Rere pun tersenyum mengingat kejadian tadi di restaurant.

Raka merasa aneh melihat sahabatnya ini. "Lo kenapa Re? ko senyam-senyum gitu?."

"Nggapapa kok."

"Jangan bilang kalo lu suka sama temennya dia?" Ternyata Raka mendengar obrolannya dengan Putra tadi.

"Ih.. apaan sih lu. Sok tau." Jawab Rere mengelak. "Gue aja ngga pernah liat dia sebelumnya. Beruntung, kalo dia satu sekolah sama gue."

****
Jangan jadi silent readerss yaa. Tetep vote dan comment.. mwaahhh..

FallingWhere stories live. Discover now