Epilogue

2.3K 380 60
                                    

.

.

.

-Author POV-

Minhyuk memandangi kertas kosong di depannya. Hatinya gelisah mengingat kejadian semalam. Saat dia tidak sengaja melihat isi ponsel Hyena yang ternyata masih banyak menyimpan kenangannya bersama mantan kekasihnya, Yoongi.

Rasa penasaran begitu menggelitik perasaannya, itu sebabnya dia membaca note yang ada di ponsel Hyena. Bahkan di note terbarunya, Hyena menuliskan kalau dia masih merindukan Yoongi. Pria yang sudah menyia-nyiakannya.

"Ada apa?" tanya Sora saat melihat kakaknya itu diam saja di meja kerjanya. Dengan santainya dia berbaring di sofa santai dekat meja kerja Minhyuk.

Minhyuk berbalik arah menghadap Sora. "Apa kau... mengenal Yoongi? Mantan anak majikan Hyena?"

"Sebenarnya tidak. Aku hanya tahu sekilas kalau aku datang ke sana. Tampan sih. Hanya sangat cuek," jawab Sora. "Ada apa memangnya?"

"Hyena... Sepertinya masih belum bisa melupakan pria itu."

Sora tertawa. "Memang ya kau itu benar-benar bodoh. Mana bisa dia melupakannya begitu saja. Kau pikir dia gadis macam apa? Bukan hal mudah untuk melupakan seseorang, Minhyuk. Apalagi kalau kita sudah menyayanginya setulus hati."

"Aku- aku tidak tega memisahkan mereka."

"Maksudmu?"

"Hyena masih sangat mencintai pria itu. Aku yakin pria itu juga pasti masih mencintai Hyena."

Sora menghempaskan nafasnya berat. "Lalu apa yang akan kau lakukan? Membatalkan pernikahan kalian?"

Minhyuk mengangguk. "Aku ada sebuah rencana. Aku harap kau juga mau membantuku mengurus tunangan pria itu."

Sora mengerutkan keningnya. "Apa itu?"

"Kemari."

-Author POV End-

---000---

-Lee Minhyuk POV-

Aku berdiri di depan pintu rumah keluarga Min dengan sepucuk surat undangan pernikahan di tanganku. Aku menekan bel pintu rumah itu dan tak berselang lama seorang pembantu datang membukakan pintu untukku.

"Ada perlu apa, Tuan?" tanyanya.

"Bisa bertemu dengan Tuan Min Yoongi? Ada undangan yang ingin aku sampaikan," jawabku.

"Berikan saja padaku nanti aku sampaikan pada Tuan Muda," katanya.

Aku menggeleng. "Ada hal yang ingin aku bicarakan juga dengannya. Bolehkah aku masuk?"

"Itu... Sebentar aku tanyakan dulu. Boleh tau nama Tuan?" tanyanya lagi.

"Lee Minhyuk," jawabku simpel.

"Tunggu sebentar," katanya kemudian kembali ke dalam rumah. Aku menunggu sambil memainkan keset plastik di depan rumah mereka dengan kakiku.

Tak berselang lama pembantu itu kembali dan menyuruhku masuk.

Aku berdiri di depan pria itu, tunangannya, dan kedua orangtuanya. Tangan kiriku mengepal dan rahangku mengeras melihat pria itu tampak santai saja setelah semua yang dia lakukan pada Hyena.

"Silahkan duduk," kata seorang wanita paruh baya yang kuduga adalah ibu pria itu.

"Apa aku mengenalmu?" tanya pria itu dengan ekspresi penuh selidik.

RETROUVAILLES [COMPLETE]Where stories live. Discover now