Chapter 7

2.2K 413 149
                                    

.
.
.

-Author POV-

"Ibu! Ibu!" Yura berlari ke kamar ibunya. "Lihat ini!" Dia menyerahkan amplop bewarna coklat.

"Apa ini, Yura?" tanyanya menerima amplop pemberian Yura.

"Barusan ada tukang pos mengirimkan ini. Buka saja, Ibu," kata Yura.

Ibu Yura membuka amplop coklat tersebut. Ternyata isinya adalah uang. "Dari siapa, Yura?"

Yura menggeleng. "Apa tidak ada pengirimnya?"

Ibu Yura kembali merogoh-rogoh amplop coklat tersebut. Ada sebuah surat dari si pengirim. Dia pun bergegas membacanya.

Untuk Ibu dan Yura.

Sejujurnya aku begitu merindukan kalian. Tapi aku tahu kalian pasti tidak mau melihatku lagi. Tapi ijinkan aku tetap menjadi anak yang berbakti untukmu, Ibu. Ini sedikit uang gajiku untuk kalian. Sebagian untuk belanja, sebagian untuk uang bulanan sekolah Yura, dan sebagian untuk membeli obat Ibu. Kalian tidak perlu khawatir, aku baik-baik saja.

Hyena

"Hyena," ibunya menangis setelah membaca surat tersebut. Yura juga memeluk ibunya dan ikut menangis.

"Pulanglah, Nak, Ibu sudah tidak marah padamu. Ibu juga merindukanmu, Hyena. Ibu menyesal, Nak. Ibu menyesal," tangis ibunya semakin keras. Dipeluknya surat dari putri sulungnya itu.

"Percayalah, Ibu. Unnie pasti pulang. Unnie tidak akan tega meninggalkan kita lama-lama, Ibu," Yura mencoba menghibur ibunya.

"Semoga, Yura. Aku sudah tidak tahan ingin melihatnya lagi."

Yura mengusap-usap bahu ibunya mencoba untuk menenangkannya.

---000---

Hyena terbangun tengah malam. Dia merasa lapar. Diusapnya perutnya pelan. "Kamu lapar, Sayang?" ujarnya seolah-olah berbicara dengan bayi di perutnya.

Dengan masih setengah mengantuk dan menguap-nguap dia keluar dari kamarnya. Belum lagi sampai dapur, matanya melihat Minhyuk yang masih berkutat dengan scetchbook-nya. Dia pun berjalan mendekatinya.

"Belum pulang?" tanya Hyena pada Minhyuk.

Minhyuk menoleh dan tersenyum pada Hyena. "Ah, kau terbangun?"

Hyena mengangguk. "Aku lapar. Apa kau lapar juga?"

"Uhm... Sedikit."

"Kau mau sup pangsit? Aku akan memasakkannya untukmu juga. Kau pasti lelah seharian berkutat dengan pekerjaanmu," kata Hyena.

"Kedengarannya lezat. Kalau begitu, ayo aku bantu memasak," Minhyuk menutup scetchbook-nya kemudian menarik tangan Hyena menuju dapur.

Hyena mengeluarkan bahan-bahan yang diperlukan dari lemari es. Setelah mencuci beberapa sayuran, Hyena menyerahkannya pada Minhyuk dan menyuruhnya untuk memotongnya kecil-kecil. Sementara Hyena memanaskan air untuk kuah dan membuat adonan pangsit serta bumbu kuahnya.

Setelah mendidih, Hyena memasukkan bumbu kuah, pangsit, dan sayurannya. Minhyuk mendekati Hyena dan memperhatikan gadis itu yang masih sibuk mencicipi masakannya.

"Bagaimana menurutmu?" Hyena meniup sesendok kuah sup dan menyodorkannya pada Minhyuk.

Minhyuk menunjukkan kedua jempol tangannya setelah mencicipi sup pangsit buatan Hyena. "Ini enak sekali," pujinya.

Hyena tersenyum. Setelah dirasanya matang sempurna, dia mematikan kompornya dan memindahkan sup tersebut ke dalam mangkuk besar.

Mereka berdua makan dengan lahap. Beberapa kali Hyena menggoda Minhyuk dengan berniat menyuapinya tapi pada akhirnya dia makan sendiri. Hyena hanya tergelak setiap kali Minhyuk cemberut kesal padanya.

RETROUVAILLES [COMPLETE]Where stories live. Discover now