SU# 14 - Pertemuan

5.7K 696 198
                                    

Bukan Prilly namanya jika tidak bisa mendapatkan teman dalam waktu kurang dari satu jam. Seperti yang tampak pada pemandangan beberapa menit setelah pesawat landing, Prilly bergandengan tangan dengan seorang gadis menyusuri lorong di antara para penumpang yang baru saja turun dari pesawat. Keduanya tampak berjalan sambil bersenda gurau akrab sekali, tidak terlihat jika mereka baru saja berkenalan di dalam pesawat.

"Duh Nis, berhenti dulu sebentar ya, jantungku rasanya seperti nggak bisa dikendalikan nih, sumpah aku deg-degan banget!!" Pinta Prilly pada teman barunya yang bernama Annisa sembari bersandar di tembok sambil memegang dadanya.

"Memangnya kamu dijemput sama siapa sih sampai deg-degan gitu? Aku aja yang dijemput sama pacar biasa aja!" Heran Annisa pada Prilly.

"Dijemput sama pacar juga, tapi ini beda Nis, aku sebelumnya belum pernah ketemu dan bicara langsung sama dia, kami hanya berkomunikasi melalui telepon dan surat," jawab Prilly seraya mengatur napasnya, mencoba menormalkan detak jantungnya perlahan-lahan.

"Wah, kisah cinta yang menarik, seperti sinetron, kira-kira apa ya judul sinetron yang tepat buat kisah cinta kamu?" Annisa tampak berpikir sejenak, "nah iya judul sinetronnya 'Antara Batam dan Jakarta' cocok Pril!" Lanjut Annisa  menepuk pundak Prilly, tak lama kemudian meluncur suara merdu Annisa menyanyi lagu 'Antara Anyer dan Jakarta' dengan mengganti kata Anyer menjadi kata Batam.

Sontak Prilly pun tertawa mendengar nyanyian Annisa, "itu bukan judul sinetron tapi judul lagu Annisa ...."

"Apapun itu," sahut Annisa di sela nyanyiannya, rasa grogi Prilly pun perlahan sirna tanpa Prilly sadari.

"Ya udah yuk kita jalan lagi," ajak Prilly menarik tangan Annisa saat ia sudah bisa menenangkan perasaannya. Mereka pun kembali melanjutkan langkah menuju ke tempat pengambilan bagasi.

Setelah sampai di tempat pengambilan bagasi dan mereka sudah mendapatkan kopernya masing-masing, Prilly dan Annisa pun kembali meneruskan langkahnya. Prilly yang sebentar lagi akan bertemu dengan Ali pun kembali diserang rasa nervous. Entah bagaimana nanti pertemuannya dengan Ali, Prilly tak berani membayangkannya.

"Lewat sini saja Pril, lebih mudah ditemukan daripada bersama rombongan penumpang yang lain, kita melawan arah!!" Ajak Annisa menarik tangan Prilly mengambil langkah ke kiri, sementara orang-orang berjalan ke arah kanan.

"Kalau kita kesasar gimana Nis? Yang lain pada jalan ke arah sana," khawatir Prilly seraya menunjuk ke arah rombongan yang berlawanan arah dengan telunjuk tangan kanannya. Tentu saja Prilly khawatir, karena ia sama sekali tidak mengenal seluk-beluk bandara apalagi Jakarta.

"Nggak bakalan!" Sahut Annisa kembali menarik tangan Prilly. Baru beberapa langkah mereka berjalan Annisa telah bertemu dengan kekasih serta keluarga yang menjemputnya.

"Ya udah, kamu pulang duluan deh Nis, aku nggak apa-apa kok, nggak enak sama pacar dan keluarga kamu, mereka udah nunggu kamu lama," ujar Prilly mengelus lengan Annisa.

"Beneran nih? Berani?" tanya Annisa mengkhawatirkan Prilly yang masih sendirian.

"Iya, kamu hati-hati ya, makasih untuk semuanya. Senang berkenalan denganmu." Prilly dan Annisa kemudian saling berjabat tangan dan berpelukan sejenak.

"Jaga diri baik-baik ya, salam buat pacar kamu, aku pergi dulu," pamit Annisa lantas melepaskan pelukannya, perlahan melangkah bersama kekasih dan keluarganya meninggalkan Prilly.

Prilly menatap punggung Annisa yang semakin jauh meninggalkannya. Kini, hanya tinggal ia seorang diri, ditemani oleh suara detak jantungnya sendiri yang berdetak semakin kencang. Digosok-gosokkannya kedua telapak tangannya demi mengurangi rasa gugup yang menyerangnya. Setelah merasakan sedikit nyaman, Prilly pun meraih kopernya kembali dan siap melangkah, namun di hitungan ketiga langkahnya sebuah suara memanggilnya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 19, 2016 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

SERPIHAN USANGWhere stories live. Discover now