SERPIHAN USANG#8 - Hati yang Memilih

4.4K 613 172
                                    

Prilly melangkah memasuki dormitory dengan lesu. Baru saja ia memaki - maki Guntur dan itu semua membuatnya bad mood.

"Yaelah Prilly, datang - datang kenapa ditekuk begitu mukanya?" cerca Ayu yang langsung membantu Prilly membawakan tasnya.

"Barusan ketemu Guntur di jalan, terus dia ngantar aku sampai ke sini," sahut Prilly sembari menaruh oleh - oleh di atas meja yang berada di dapur, "yang membuat aku kesal adalah isi suratnya yang di kirim ke kampung yang di baca oleh Mama dan Papa, aku baca sendiri suratnya, Guntur akan melamarku dan menikahiku. Bagaimana bisa ia berpikir sejauh itu? Sementara hubungan kami sudah berakhir," lanjutnya kemudian duduk menelungkupkan kepalanya di atas meja.

Ayu mengelus punggung sahabatnya pelan.

"Lebih baik segera kamu selesaikan masalahmu dengan Guntur. Lihat, dia tadi nitip ini sama aku," saran Ayu sembari mengeluarkan sebuah kotak beludru berwarna merah dari kantong celananya, Prilly mendongak lantas pandangannya telah berpindah ke tangan Ayu.

Diambilnya kotak berwarna merah itu dari tangan Ayu kemudian ia buka perlahan - lahan, nampak sebuah cincin emas putih dengan hiasan batu permata warna merah hati, Prilly memukul - mukul keningnya pelan.

"Maksud dia apa sih? Kemarin surat, dan sekarang cincin! Hubungan aku sama dia juga udah berakhir Yuk," keluh Prilly sembari menimang - nimang kotak berisi cincin itu di tangannya.

"Bisa jadi dia masih cinta sama kamu Pril," sahut Ayu kemudian mengambil satu buah geplak berwarna kuning oleh - oleh dari Prilly lantas memasukkannya ke mulut.

"Kalau cinta, ngga mungkin dia selingkuh di belakangku. Aku memang sudah memaafkan dia Yuk, tapi bukan berarti aku mau menerima dia lagi." Kini Prilly memijat pelipisnya pelan, apa yang dilakukan Guntur terhadapnya membuatnya pusing.

Teman - teman Prilly yang baru saja sampai di rumah sepulang kerja langsung menyapa Prilly dan mencium pipinya. Setelah itu mereka langsung menyerbu oleh - oleh yang disediakan oleh Prilly di atas meja. Ada yang langsung mengambil geplak, bakpia patok, tape ketan muntilan, dan bahkan ada yang langsung mengambil piring lantas menyendokkan nasi kemudian menambahkan beberapa sendok gudeg kendil ke dalam piringnya. Pemandangan seperti itu sudah biasa tatkala ada salah satu teman satu rumah yang baru saja pulang dari kampung halamannya. Oleh - oleh yang dibawa bisa mengobati kerinduan pada kampung halaman masing - masing yang semuanya berasal dari Jogja.

Prilly tersenyum senang melihat teman - temannya yang begitu bersemangat menikmati oleh - oleh yang dibawanya.

"Kalian nikmati oleh - olehnya ya, aku mau keluar sebentar," ucap Prilly kemudian bangkit dari duduknya.

"Eeh baru juga duduk sebentar, mau kemana kamu Pril?" tanya Ayu menahan tangan Prilly.

"Aku mau menemui Guntur, lebih cepat lebih baik," jawab Prilly seraya melepas tangan Ayu, "oh ya, tolong berikan bungkusan plastik putih itu pada Adit ya!" lanjut Prilly menunjuk pada bungkusan plastik berwarna putih di atas meja lantas beranjak meninggalkan Ayu dan teman - temannya.

Prilly berjalan tergesa - gesa menuju ke arah dormitory Blok L1. Ia yakin Guntur pasti berada di situ, dulu dia pernah bercerita jika mempunyai teman satu daerah yang tinggal di Blok itu, namanya Faisal. Sesampainya di depan pintu Prilly kemudian mengetuk pintu rumah yang bernomor 1.

"Assalamualaikum," ketuk Prilly sembari mengucapkan salam. Tak lama kemudian muncul seseorang dari balik pintu, melihat Prilly yang datang orang itu pun tersenyum penuh kemenangan, amarah yang tadi tergambar di wajahnya seolah lenyap seketika.

 Tak lama kemudian muncul seseorang dari balik pintu, melihat Prilly yang datang orang itu pun tersenyum penuh kemenangan, amarah yang tadi tergambar di wajahnya seolah lenyap seketika

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
SERPIHAN USANGWhere stories live. Discover now