21. Pembahasan

222 22 13
                                    

"Weesshh! Siapa lagi tuh Rin?" Icha berdecak sambil memerhatikan mobil yang sedang melaju pergi meninggalkan Kos-kosan kami melalui jendela.

"Itu, cowok yang mau dijodohin sama gue" jelasku malas sebelum menguap.

"Hah?" Icha dan Lia secara serentak membuka lebar mulut mereka.

"Udah ah gue mau tidur, nanti sore gue cerita" kataku sambil melangkahkan kaki menaiki tangga dan langsung menuju kamar paling ujung.

Tadi di kereta, saat aku ingin menelpon Lia untuk menjemputku menggunakan vespa kesayanganku seperti biasa (kunci motorku, memang kutitipkan pada Lia omong-omong), Nanta mencegahku. Katanya dia akan dijemput dengan mobil temannya, dan aku bisa nebeng.

Aku melempar ranselku ke sembarang arah, mengganti celana jeans-ku dengan celana santai selutut dan melepas kemeja flanel yang kupakai sebagai luaran, lalu menyalakan kipas angin, dan mulai merebahkan diri di kasur hingga tertidur.

$$##$$

"Demi apa lu dijodohin?" tanya Icha histeris ketika kami tengah berkumpul di kamarku sorenya.

"Demi Allah deh"

"Terus Asta gimana dong?" tanyanya lagi.

"Gak tau deh" jawabku tak acuh.

Aku lalu beranjak dari kasur dan mengambil ransel yang tadi siang kulempar, membuka isinya, lalu mengambil album yang kujejalkan ke dalamnya kemarin.

"Nih! kalian pernah liat foto Asta kan? Menurut kalian ini Asta bukan?" aku membuka halaman terakhir album foto tersebut, lalu menunjuk foto anak kecil yang mirip Asta.

"Gue cuma liat dia sekali, jadi lupa deh mukanya kayak gimana" ujar Lia.

"Iya gue juga" Icha mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Bentar!" aku mengambil ponselku lalu membuka galeri, mencari fotoku bersama Asta dulu saat wawancara, dan menunjukkannya pada mereka.

"Nih, mirip gak?"

"Eh!" Icha terkesiap dan membulatkan matanya. "Ini serius?"

"Cha, sebelahnya si Asta itu Almarhum bokap lo bukan?" tanya Lia, rautnya jadi sangat serius.

"Iya" jawabku pelan.

"Kok bisa?" Icha menatapku bingung.

Aku hanya bisa mengangkat bahu menjawab pertanyaannya.

"Bokap lo ada hubungan apa sama si Asta?" kali ini Lia yang bertanya.

"Mana gue tau!" aku lagi-lagi mengangkat bahu.

"Coba inget-inget, pernah liat Asta gak sebelumnya?" tanya Lia lagi.

"Pertama kali gue liat Asta, gue ngerasa familiar sama mukanya, tapi gue lupa liatnya dimana" aku kembali mengingat-ingat.

"Eng.... Dimana yah?" tanyaku pada diri sendiri.

Saat aku tengah berpikir sambil mengetuk-ngetukkan telunjuk di dagu, Icha mencolek pundakku. Karena tengah asik berpikir aku hanya mengabaikannya.

"Riin!" panggilnya dengan suara khawatir.

"Apaan sih?" dengan malas akhirnya aku menoleh dan menemukannya tengah terbelalak menatap ponselku.

Aku segera merampas benda kotak itu.

"Ooh inii...." kataku begitu melihat pesan-pesan teror yang dengan amat setianya masih menghampiriku. Lia melongokkan kepalanya, ikut melihat pesan-pesan tersebut.

"Anjir... Itu dari siapa?" tanya Icha sambil menatapku cemas.

"Tau! Orang gila kali!" jawabku tak acuh.

Lia merebut ponselku dan segera mencatat nomor darimana pesan itu berasal.

"Ngapain Li?" tanyaku heran.

"Temen gue jago ngelacak, nanti gue tinggal minta tolong" jawabnya kalem.

"Btw Sha, gue jadi inget cowok yang waktu di kafe itu." Ujarnya.

"Hmm.. Iya mungkin berhubungan." Aku manggut-manggut.

"Cowok apaan?" tanya Icha bingung.

Aku akhirnya menjelaskan kejadian waktu di kafe itu pada Icha. Aku dan Lia sengaja merahasiakannya karena kami tau Icha orangnya mudah cemas.

"Kok serem?" Icha menatap horor pada kami.

"Coba pikir, lo pernah cari masalah sama preman gak? Atau sama siapa gitu? Atau malah lo pernah deketin cowok yang udah taken?" tanya Lia sambil membaca pesan-pesan lainnya dari si peneror.

"Ya kali gue cari ribut ama preman! Mana mungkin coba!

Kalo cari ribut sama orang biasa ya pernahlah, tapi udah maafan kok"

"Kalo deketin cowok yang udah taken?" Lia mengingatkan pertanyaan terakhir.

"Kayaknya enggak deh, coba pikir, akhir-akhir ini cowok yang lagi deket sama gue siapa coba?!"

....

....

"Asta!" jawab Lia dan Icha serentak.

"Mampus!" Aku menepuk jidatku.

$$##$$

Masih 7 juni 2016, tapi udah malem.

Okay, konflik dataang!!!! Siapakah Asta? Wkwkwk masih misteriii!!! Siapa yang neror? Misteri jugaaa...

Okay, btw 28 hari lagi lebaran loh 😁😁😁 mangat yaa.. Puasanyaaa!!

PS: kasih vomment dong, biar gue semangat.

Sekian!

Assalamualaikum!!







Have we met before?Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu