Ikatan Batin

22.9K 1.8K 32
                                    

Beratus ratus kilo meter di belahan Dunia lain seorang wanita yang di usianya yang menginjak kepala empat masih terlihat tampak cantik dan awet muda.

Dia membantu keluarga barunya yang telah di binanya hampir sepuluh tahun ini. Yah, semenjak dia kehilangan anaknya dia memutuskan bercerai dan membina dengan seorang pengusaha juga yang tidak kalah kaya raya dari mantan suaminya.
Dengan suaminya yang sekarang dia bebas mau berkarir sampai kapan pun. Yah, wanita ini adalah Mama kandung dari Cantika. Perasaannya entah kenapa sejak tadi pagi benar-benar gelisah, saat rapat pun dia tidak bisa berkonsenttasi penuh. Alhasil dia meminta asistennya untuk melanjutkan rapat.

Kini dia sedang di ruangannya dan di meja tersebut dia bisa menatap foto anaknya yang selama ini dia tinggali bahkan dia tidak tahu bagaimana caranya anaknya tumbuh berkembang menjadi wanita yang sangat cantik sepeti sekarang.

Dia menatap foto anaknya yang dikirimi sebulan yang lalu. Cantika memang rajin mengirimi foto dirinya agar Mamanya tahu bagaimana anaknya sekarang walaupun sebenarnya pesan-pesan tersebut sering diabaikan oleh Mamanya.

Mama-nya mengambil foto Cantika dan mulai mengelus wajah anaknya di figura tersebut. Perasaannya makin tidak menentu tiba-tiba ada telfon masuk saat melihat siapa si penelfon. My Sweety

"Cantika?" gumam Mama-nya yah, sebenarnya dia menyayangi anaknya makannya dia selalu mentransfer uang hampir tiap hari agar anaknya tidak kekurangan apapun. Dengan cepat dia mengangkat telfonnya.

"Halo?"

"Halo Tante ini saya Abid temannya Cantika." Mendengar bukan suara anaknya Mama Cantika makin di landa rasa gelisah.

"I-iya?" hanya kata itu yang mampu keluar dari mulutnya.

"Maaf sekali Tante, saya menganggu waktunya tapi, saya rasa Tante harus tahu." Mendengar itu tenggorakan tercekat nafasnya mulai memburu segala fikiran negatif sudah memenuhi otaknya.

"Maaf Tante tapi, saat ini Cantika sedang koma." Tiba-tiba ponselnya terlepas dari genggamannya begitu saja. Rasanya hatinya seperti di pukul palu. Tiba-tiba isakan kecil lolos dari mulutnya.

Dia masih memeluk foto anaknya. "Maafin Mama sayang maaf, Mama memang bukan Mama yang baik untuk kamu." Berita tentang anaknya koma sepeti mimpi buruk untuk dirinya sendiri. Dan saat ini dia merasa gagal menjadi seorang Mama yang baik untuk anaknya.

***

Perasaan gelisah ternyata juga sedang di rasakan oleh seorang lelaki yang masih tampan di umurnya. Dia sebenarnya pernah menikah lagi tapi, tidak lama bercerai dan sekarang dia lelaki bebas. Bebas berhubungan dengan wanita siapa saja.

Perasaan gelisah muncul kala dia membuka ponselnya dan melihat wallpaper ponselnya anak pertamanya yang sangat cantik yang mewarisi hampir setengah wajahnya.

Rasa gelisah ini terus terjadi dan dia sangat tidak menyukai perasaannya seperti ini sampai akhirnya sekretarisnya masuk.

Sekretarisnya ini memang memakai pakaian yang cukup menggiurkan. Tanpa pikir panjang dia langsung mencumbu sekretarisnya berharap rasa gelisahnya hilang. Lelaki ini adalah Papa Cantika, Bram Wiratmaja.

Bram langsung melucuti pakaian mereka dan membuangnya asal saat miliknya siap di depan milik sekretarisnya ponselnya yang sedari tadi berbunyi membuat Bram menggeram kesal.

Putih Abu-AbuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang