1. Kejutan Super Aneh

Começar do início
                                    

"Argghh... menang sih menang. Tapi dilihat dulu dong hadiah utamanya apa, sayang!" Reihan menggerutu kesal tapi tidak bisa berbuat apa-apa. Rasanya pemuda itu ingin menelan perempuan di depannya hidup-hidup atau memutilasinya untuk dijadikan cemilan ikan hiu, jika saja dia bukan pacar yang sangat dicintainya.

"Yah namanya juga iseng, Rei. Mana tahu kalau kamu malah jadi pemenang grand prizenya. Kan kemungkinannya satu dibanding sekian juta gitu..." Dhea mengerucutkan bibirnya.

"Pokoknya aku nggak mau hadiahnya, Dhe! Kumohon lebih baik diuangkan saja. Please, aku nggak mau hadiah ini, Dhe!" Reihan menyodorkan kembali selembar kertas di tangannya pada Dhea.

Gadis cantik itu menggelengkan kepala. "Maaf sayang, aku sih akan dengan senang hati menggantikan posisimu untuk menerima hadiah itu. Tapi pihak penyelenggara bilang hadiahnya nggak bisa diuangkan ataupun diwakilkan. Aku sebenarnya juga heran kenapa kamu bisa memenangkan hadiah yang notabene sangat diimpi-impikan para gadis di seluruh penjuru Indonesia itu. Aneh..."

"Nah, kamu sendiri juga sudah tahu, kan. Ini memang aneh dan nggak masuk akal! Jadi lebih baik kita lupakan saja hadiah ini. Anggap saja kamu nggak pernah mengikuti undian ini. Ok, sayang?"

Merasa kekasihnya enggan menerima kembali kertas sialan dalam genggamannya, Reihan bersiap segera merobeknya. Dia ingin mengakhiri mimpi buruk yang bahkan belum sempat dimulai.

"Ja-jangan disobek, Rei... itu... itu..."

Dhea memasang tampang memelas seraya membulatkan kedua matanya. Jemari Reihan yang sudah membuat robekan pada ujung kertas mendadak terhenti. Padahal tinggal sekali tarikan saja lembaran kertas itu sudah terbelah jadi dua tinggal kenangan.

"Kenapa lagi, Dhe?" tanya Reihan sambil memutar bola mata jengah.

"Aku sedih, Rei... Ini... ini... pertama kalinya dalam seumur hidupku dapat berhasil keluar menjadi pemenang dari ratusan undian yang pernah aku ikuti. Hatiku terasa miris saat melihatmu ingin merobek lembaran pemberitahuan itu. Aku merasa nggak rela usahaku berakhir sia-sia. Terlebih hadiah itu juga merupakan impianku. Apa kamu ingin merobek hatiku kayak kertas itu, Rei?"

"Ahhh... Dhe, jangan memasang tampang seperti itu, please! Kamu kan tahu kalau aku paling nggak bisa melihatmu bersedih."

"Jadi kamu mau menerima hadiah itu, sayang?" Kedua mata Dhea langsung berbinar sambil menatap lebih lekat pemuda di depannya. Gadis cantik itu memang pandai memainkan ekspresi serta mimik wajahnya.

"Eh... kenapa kamu jadi berkesimpulan seperti itu?" Reihan mendadak bingung.

"Kan barusan kamu bilang nggak ingin melihatku bersedih. Jadi itu artinya kamu akan mengambil hadiahnya. Yeayy..." Dhea bersorak bahagia.

"Kok... kok... gitu?"

Dhea langsung maju mendekati Reihan sembari langsung mengecup pipi kirinya. "Thank you yah, sayang! You are the best!"

"...." Reihan terpekur dalam diam sambil kedua bibirnya masih melongo. Otaknya masih mencoba mencerna kelakuan pacarnya yang super aneh itu.

"Jangan lupa nanti foto-foto yang banyak yah di sana!"

"...."

"Terus nanti tolong sampaikan salamku, yah. Bilang ke dia kalau I am his biggest fans."

"...."

"Ow yah... satu lagi hampir lupa! Nanti tolong kamu bawakan baju bergambar film dia terbaru yang barusan aku beli semalam buat ditanda tangani sama dia yah, sayang."

"...."

"Ih... Rei kamu kok diam saja, sih? Tenang saja kamu tetap nomer satu di hatiku kok. Dia itu cuma euphoria sesaat imbas dari film barunya yang bagus bangetttt... Yah... namanya penggemar ngefans sama idolanya saja gimana."

"Huuhhh... iya... iya... aku percaya kok."

Akhirnya pemuda ganteng itu mengeluarkan suara sambil melenguh pasrah bercampur frustasi. Dia memang sangat jengkel dengan ulah Dhea yang seenak hati mengambil keputusan demi obsesinya pada sang artis pujaan. Tapi melihat betapa bahagia dan bersemangatnya gadis yang dia cintai itu sekarang, Reihan menjadi tidak tega untuk merusak moodnya dengan berdiam diri atau sampai menolak ide gila yang dirancang gadis itu. Biarlah dirinya yang berkorban dan menderita asal hal tersebut bisa membuat kekasihnya bahagia.

"Lalu kenapa kamu cemberut gitu?"

"Aku hanya sedang berpikir apa aku harus benar-benar mengambil hadiah itu? Lalu apa kemenanganku ini bisa dianggap valid sebab aku ini seorang pria, Dhe?"

"Idihh... masih nanya lagi. Aku sudah berpesan panjang lebar seperti itu berarti kamu harus pergi, Rei. Kamu adalah pemenang yang sah karena nggak ada ketentuan kalau yang boleh mengikuti undian tersebut hanya khusus wanita. Mungkin saja mereka lupa menulis syaratnya kali, hihihi..."

"Oww... gitu yah... baiklah Dhe, terserah kamu saja..."

"Jangan lesu gitu donk, Rei. Maaf, kalau aku jadi merepotkanmu."

"Hmm... don't worry, it's ok. I will be happy as long as you are happy my princess." Dengan setengah hati, Reihan terpaksa meloloskan ucapan itu.

"Aww... that's so sweet of you. Makasih banget yah, sayang. I love you very-very-very much!"

Dhea pun langsung menghambur ke depan, memeluk mesra pemuda yang tampak kehilangan moodnya. Gadis cantik itu tidak sadar jika dia baru saja membuat keputusan paling konyol yang akan dia sesali nantinya.

Sementara Reihan terus mendengus sebal saat melihat kupon undian pada genggaman tangannya yang tersampir di balik punggung Dhea. Mereka berdua masih dalam posisi saling memeluk, sehingga mau tidak mau kedua mata pemuda itu jadi terpaksa mencermati huruf yang tercetak tebal pada kertas kecil itu. Mengingatkan mimpi buruk yang akan segera dia jalani dalam waktu dekat.

"Grand Prize for 3 Luckiest Winner: Having One Night Romantic Dinner with The Rising Star Rahardian Permana in 5 Star Luxurious Hotel at Bvlgari Bali."

"Sial... ini pasti sebuah kesalahan! Hal ini nggak mungkin terjadi padaku! Masa seorang pria bisa memenangkan hadiah semacam ini? Arghhh... Gila! Ini pasti salah... pasti 1000% salah. Aku yakin beberapa hari lagi pihak penyelenggara akan segera menghubungi untuk menganulir kemenanganku... Ya, semoga saja seperti itu..."

TBC

Cast:
Left - Thanabordee Jaiyen - Reihan Adiguna
Right - Ken Phupoom - Rahardian Permana

Halo jumpa lagi sama saya penulis abal-abal yang suka ngegantungin cerita gwahahaha...

Ini cerita baru saya karena ide absurd dan nggak jelas tiba-tiba nongol disaat senggang dari kesibukan kantor. Nantinya cerita ini juga bakal terhubung sama cerita sebelumnya tentang Dion dan Bagas. Tapi nggak akan seserius cerita mereka secara castnya aja lebih fresh dan unyu-unyu.

Penasaran? Nggak. Ok nggak papah.

Sudah gitu aja. Saya mau kabur kerja dulu sebelum ditagih hutang cerita saya yang lain hehehe...

Any comment would be very appreciated. Have a good day and thank you very much.

Superstar (BXB)Onde as histórias ganham vida. Descobre agora