Kedua.

1.6K 176 17
                                    

Kim Jinhwan, murid baru pindahan Jeju-do. Ia pindah karena, yah alasan klasikㅡ ayahnya yang sudah naik jabatan harus menetap di pusat kota.

Oh, sebenarnya ia benci pindah rumah. Jinhwan tipe orang yang sangat susah bergaul, mungkin karena ia sendiri merasa bahwa ia adalah pribadi yang kaku dan cuek. Dia sudah berusaha berubah, namun keburukannya itu saat dia sudah banyak omong adalah-

Perkataan pedas.

"Lebih baik kau diam, dasar mulutmu itu tidak pantas." ㅡ Sebut saja Mawar (dirahasiakan).
Jinhwan jadi sadar, diam itu memang benar-benar emas.

Bahkan, lebih menyedihkan lagi saat dia mau pindah, dia sudah punya teman dekat hasilnya bergaul selama 1 tahunㅡ walaupun tidak banyak, namun itu sangat sulit bagi Kim Jinhwan.

Dan sekarang, ia harus memulai pergaulan baru dari nol dengan anak-anak High School di kota metropolitan, yang notabene agak berbeda dengan lingkungan tempat tinggalnya dulu.

Saran dari semua temannya di Jeju, Jinhwan harus banyak tersernyum dan ikut bergaul, mengobrol, bercanda, menguping sekalipun tidak apa asalkan akhirnya ia ikut berbicara dengan teman-teman barunya nanti (Ini tidak sedang menyindir lelaki pendek di kelas sebrang). Karena sebenarnya, Jinhwan itu anak yang manis, 'kan?

Lelaki kecil itu berjalan dibelakang seorang wanita anggun yang menjabat sebagai guru konseling, mengekori kemana sang guru membawanya.

"Nah, Jinhwan-ah, ini kelasmu. Aku sudah bilang pada guru yang sedang mengajar sekarang, bahwa akan ada murid baru." Jelas guru ber-nametag 'Jennie Park' itu.

Seletah mengetuk pelan pintu kelas, keluarlah lelaki berparas tampan menggunakan kemeja putih yang digulung dibagian lengan. "Oh, kau murid baru itu?"

Jinhwan mengangguk seraya menunduk atas dasar rasa hormat, sembari berkata "Ne, saem, mohon bantuannya." Yang dibalas senyuman kalem dari sang guru pria.

Setelah dua orang dewasa didekatnya berbincang sebentar, akhirnya Choi saemㅡ guru pria itu, mengajak Jinhwan memasuki kelas barunya.

"Baiklah, ayo masuk, aku akan memperkenalkan dulu kau."
Jinhwan mengangguk kalem yang dilanjutkan dengan masuknya mereka berdua ke kelas.

"Students, please welcome, our new classmate. His name is- oh can you introduce your self?"

Karena sudah mengetahui keadaanㅡsekarang sedang pelajara Bahasa Inggris, jadi Jinhwan sedang mempersiapkan kemampuan speaking-nya.

"Yes, I can sir. My name is Kim Jinhwan and you can call me Jinhwan."

"..."

Hening sebentar, apa yang kurang? Apa aku harus bilang asalku? Itu tidak penting- oh, ia ingat. Selanjutnya Jinhwan tersenyum ramah sampai memperlihatkan eyesmile-nya, yang menarik perhatian semua siswi maupun siswa dikelas itu.

"Baiklah, Tuan Kim, kau bisa duduk di sebelah sana." Ucap gurunya sambil mempersilahkannya duduk di bangku paling belakang. Ia berjalan ke arah bangku tersebut, lalu duduk dengan tenang sampai mendengar bisikan, "Hei, tinggimu berapa?" Dari bangku sebelahnya.

Jinhwan agak kaget, dan otomatis ia melirik ke sumber suara tersebut. "-Apaku?"

Lelaki disampingnya tersenyum gemas, "Tinggimu. Kau sangat kecil." Ingin sekali ia menendang tulang kering lelaki blonde berponi 5:5 itu. Namun, mengingat masa depan pergaulannya disini, ia mengurungkan niat kejinya.

Jinwhan harus menahan amarah, satu satunya cara menurutnya adalah, kembali dingin. "165."

"Wah? Sungguh? Ya Tuhan kau mungil sekali! Hahahaha!"

Gimme Your Ice Cream? - ON HOLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang