"Kenyang!" kata Minhyuk sambil mengusap-usap perutnya. "Terimakasih, Hyena."

Hyena tersenyum. "Sudah pukul 3 pagi. Kau tidak pulang?"

"Kau mengusirku?"

"Tidak. Bukan begitu. Kau pasti lelah bekerja sehari semalam. Jangan terlalu diforsir otak dan tenagamu. Kau juga perlu energi untuk besok."

Minhyuk mengusap-usap kepala Hyena. "Rasanya lelahku hilang setelah melihatmu dan menikmati masakanmu."

Hyena tertunduk malu.

"Ada sedikit lagi pekerjaan. Apa kau mau menemaniku?" tanya Minhyuk.

Hyena mengangguk. "Pergilah dulu ke depan. Aku buatkan kau teh lemon hangat untuk penghangat badanmu."

Minhyuk tersenyum. "Kutunggu," jawabnya kemudian pergi meninggalkan Hyena.

Hyena membuatkan segelas teh lemon hangat kemudian membawanya ke ruang depan. "Oppa, ini tehnya," ujarnya sembari menyerahkan segelas teh hangat pada Minhyuk.

Minhyuk menerima teh tersebut dan meminumnya beberapa sipan. "Terimakasih, Hyena," ujarnya kemudian meletakkan gelas teh tersebut di sampingnya. Dia memang hanya duduk di lantai dan bersandar pada kaki sofa menghadap meja yang penuh dengan kertas-kertas berisi rancangan baju.

"Adikku juga suka mendesain baju-baju seperti ini," kata Hyena sambil memandangi salah satu desain baju buatan Minhyuk.

"Benarkah?"

Hyena mengangguk. "Dia bilang dia ingin menjadi perancang baju."

"Umm... Bagaimana kalau kapan-kapan aku melihat hasil rancangannya?"

Hyena terdiam. Baginya itu hal mustahil karena ibunya telah mengusirnya dari rumah.

"Hyena, kenapa?"

Hyena menggeleng.

"Oh ya. Ada hal yang ingin kutanyakan padamu," kata Minhyuk.

"Apa?"

"Benar kalau... kau sedang hamil?"

Kedua mata Hyena terbelalak. Darimana Minhyuk tahu kalau dia hamil?

"Sora memberitahumu?" tanya Hyena panik.

Minhyuk menggeleng. "Kehamilan bukan hal mudah untuk ditutupi Hyena. Karena perubahan badanmu akan semakin kentara walaupun kau memakai baju sebesar apapun," jawab Minhyuk.

Hyena diam. Memang sebulan terakhir ini selera makannya menguat dan tubuhnya semakin berisi. Beda dengan saat masa ngidamnya yang justru malah kehilangan nafsu makan.

Minhyuk menggeser tubuhnya mendekati Hyena. "Benar kau sedang hamil?" tanyanya lagi.

Hyena mengangguk.

"Boleh aku tahu siapa ayah dari anak yang kau kandung?"

"Itu... mantan pacarku."

"Dan dia meninggalkanmu saat tahu kau hamil?"

Hyena menggeleng. "Aku yang meninggalkannya. Dia tidak tahu kalau aku sedang mengandung anaknya."

"Kenapa? Kau tidak meminta pertanggungjawaban darinya?"

"Dia anak majikanku dulu. Orangtuanya tidak setuju kami bersama dan menjodohkannya dengan gadis lain yang sederajat dengan mereka," jawab Hyena lemah. "Aku yang dari golongan bawah bisa apa?"

"Tapi kalau kondisimu sedang hamil seperti ini, apa mereka juga masih tidak mau mengerti?"

Hyena tersenyum miris. "Bahkan ibuku sendiri tidak menerimaku dengan kondisiku saat ini. Itu sebabnya aku memilih tinggal di sini. Aku butuh ketenangan, Oppa."

RETROUVAILLES [COMPLETE]Where stories live. Discover now