Aku jadi ingat saat SMP kelas 1 lalu aku bertanya tentang namanya, namun yang aku dapatkan hanyalah senyuman menawannya dan dia hanya mengusapku dengan mengatakan, 'kau hanyalah bocah ingusan yang selalu di perlakukan manja.' Shit! itu membuatku jengkel. Tapi sekarang, akan aku buktikan kalau aku bukanlah bocah ingusan. Senyumku semakin melebar. Sungguh ini sangatlah menarik.

"Lo ngapain senyum mengerikan begitu?" aku memerjapkan mataku dan menatap ke sampingku.

"Bah! Lo ngancurin angan gue aja." Aku berjalan mendahului Reo. Dia berjalan di sampingku.

"Lo ngehayal apaan? Mesum ya?"

Aku tabok aja kepalanya. "Ya itu elo, bukan gue."

"Idih! Kok pala gue di tabok? Gue kan tanya oon!" aku menghela nafas dan duduk di hadapan Gabriel, dan Kanesa. Sedangkan Reo duduk di sampingku. Aku menompang daguku di atas meja.

"Oh. Btw. Lo baru di panggil ke ruang guru. Kenapa? Tumben."

Aku menatap Gabriel, lalu menggidikkan bahuku cuek. "Gue kagak isi soal ulangan yang kemarin itu."

Serempak mereka membulatkan matanya dan menatapku horor. "HAAAAHH??!!"

"Tumben lo kagak kerjain ulangan?!"

"Lo kemasukan apa deh? Kok lo ngosongin ulangan?! Lo kan jenius. Sekali liat jawaban udah di depan mata."

"Lo aneh, Dan. Sumpah."

Aku tertawa mendengar penuturan mereka. Hanya saja mereka tak tau, semua akan jauh lebih menyenangkan. Aku tersenyum miring membayangkan hal apa saja yang akan aku jahili pada kakak itu. "Gue gak jenius. Nyatanya gue gak jawab soal-soal itu."

"bullshit banget lo!" aku terkekeh mendengar makian Reo."

<><><><>

Aku memasuki mobil Tasya dan dia sedang menungguku di mobil dangan tangannya yang menipat di depan dadanya. Dengan alis yang menyerengut dan bibir yang sudah maju 5 senti. Aku yang melihat kengambekkan Tasya hanya tertawa keras.

"Lo kayak bebek aja, Sya. Idih jelek sumpah."

"Salah siapa?! LO! LO yang salah!!" ucapnya sambil teriak-teriak. "Gara-gara lo gue sampai kagak nonton film ke sukaan gue!! sialan!!"

Aku mendengar protesan Tasya hanya memutarkan bola mataku. Hell! Kenapa semua jadi maniak uttaran gini? Di kelas menceritakan film itu sampai heboh, sekarang di sebelahku menceritakan atau lebih tepatnya protes karena tidak menonton film India itu. Apa serunya sih menonton serial drama India itu.

"Please Sya. Lo lebai amat!"

"Pokoknya lo traktir! Ini salah lo! Gara-gara gue nungguin lo pulang."

Aku menatap jalanan yang sore ini terasa ramai. Aku malas mendengar omelannya hari ini. Dia ini lebih mirip siapa sih? Kenapa begitu cerewet? Padahal Dad dan juga mom tak secerewet dia. apa faktor gen perempuan? Astaga!

"Lo gak olahragakan?!" aku memerjapkan mataku dan menggelengkan kepalaku. "Awas aja gue ngeliat elo olahraga!"

"Duh! Lo bawel banget sih, Sya! Gue tau, gue tau!" ucapku emosi. Kalau sudah menyangkut 'itu' dia bawelnya minta ampun jauh lbih cerewet dari sebelumnya. "Gue kan khawatir, Dan!! Lo ini pengertian dikit kek!"

Aku menghela nafas. "Mending lo fokus nyetir deh. Kalau nabrak, mom akan mencak-mencak! Gue yang di gorok dad."

"Hih! Lo nyebelin sumpah."

[2]Between of Shadow (MxBxB) (Yaoi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang