Part 7

80 5 0
                                    

Ting...ting...ting
Bel masuk berbunyi, tapi di kelas kami tidak ada guru.
"Din katanya kamu dapet SP 1 ?" Ujar Hikmah
"Iya mah."
"Kok bisa sih ?" Ujar Cici
"Gatau, pokonya kata bu Leni kalo aku gamau dapet SP 1 ini, aku harus dapet maaf dari Novan."
"Lah kok Novan ? Seharusnya dia juga dapet dong!!" Ujar Lita
"Terus gimana ?" Ujar Dewi
"Kemaren aku coba ngomong sama Novan."
"Terus ?" Ujar Cici
"Dia bilang kalo mau dapet maaf dari dia, aku harus jadi pembantu dia selama seminggu. Gila ga tuh coba!!"
"What ? Pembantu ? Ga salah denger ini!!" Ujar Dewi
"Terus kamu terima ?" Ujar Hikmah
"Ya engga lah!!"
"Andina lo dipanggil bu Leni." Ujar David. David ini temen sekelas gue juga.
"Dimana bu Leni ?"
"Di kantin."
"Oke makasih ya."
"Sip." Ujar David
"Aku mau ke kantin dulu ya."
"Bismillah aja Din." Ujar Hikmah
"Iya." Ujar gue dan langsung ke kantin.
-------------
"Permisi bu." Ujar gue
"Oh iya duduk Dina."
"Ada apa ya bu ?"
"Ibu cuma menyampaikan pesan kalo kamu tidak dapet maaf dari Novan, mohon maaf SP 1 kamu berlaku."
"Maaf bu sebelumnya, tapi kan bukan saya aja yang salah. Novan pun salah bu."
"Ibu tau, tapi mohon maaf Andina. Kamu mengerti kan maksud ibu ?"
"Saya ngerti kok bu. Saya usahain dapet maaf dari dia."
"Baik, ibu tunggu ya." Ujar bu Leni yang langsung meninggalkan gue.

Gue pun melamun di kantin, gue bingung harus apa. Gue ga mungkin jadi pembantu Novan walaupun cuma seminggu. Tapi gue juga gamau dapet SP 1 ini apalagi dikeluarin. Tinggal beberapa bulan lagi gue sekolah disini. Tiba-tiba Novan duduk di sebelah gue, gue yang liat Novan duduk sebelah gue. Gue langsung pergi tapi tangan gue ditahan oleh Novan.
"Gue harus apa ini ?"
"Hy Andina." Ujar Novan yang senyum ke arah gue.
"Eh mau kemana ?" Nahan tangan gue.
"Bukan urusan lo!!"
"Duduk dulu sini, ada yang mau gue omongin sama lo."
"Yaudah lepas!! Mau ngomong apa ?"
"Makanya duduk dulu."
Gue pun duduk, "Mau ngomong apaan ?"
"Udah lo terima aja tawaran gue buat jadi pembantu gue selama seminggu ini. Tenang gue bakal minta izin ortu lo kok."
"Gue gamau!!"
"Lo gaada pilihan lagi Andina Putri, lo mau dapet SP 1 ini sama dikeluarin ? Kita tinggal beberapa bulan lagi loh. Lagian cuma seminggu ini lo jadi pembantu gue.
Gue terdiam sebentar, "Mau lo tuh apa sih ?"
"Mau gue lo jadi pembantu gue. Tenang aja ga akan gue apa-apain."
Gue terdiam sebentar.
"Woyy mau ga ?"
"Gue pikir dulu." Ujar gue yang langsung pergi.
"Jangan lama-lama mikirnya." Teriak Novan

Sesampainya di kelas, biasa deh sahabat-sahabat gue ini langsung nanya-nanya hehe.
"Gimana Din ?" Ujar Lita
"Kalo aku gabisa dapetin maaf dari Novan yaudah resiko yang tadi aku omongin."
"Yah, gimana ini ?" Ujar Cici
"Apa aku terima aja tawaran Novan ?"
"Jangan!!" Ujar Hikmah
"Tapi gaada cara lain mah, cuma itu doang." Ujar Dewi
"Ya terus gimana ?" Ujar Hikmah
"Mau ga mau, Dina harus pilih itu." Ujar Lita
"Yaudah tapi kalo ada apa-apa bilang sama kita ya Din." Ujar Hikmah
"Pasti bilang kok." Ujar gue sambil tersenyum ke arah mereka.

-----------
Jam pulang sekolah tiba, gue cari-cariin Novan kok gaada ya. Eh gataunya dia ada di .......
"Lo ngeliat Novan ga ?"
"Engga." Ujar Opick
"Mana sih tuh orang! Bodo ah mending gue pulang."
"Gimana si tuh orang, giliran dicariin gaada tapi kalo ga dicariin dateng mulu!!"
"Lo nyari gue kan ?" Ujar Novan di kursi belakang
"Haha ? Kok lo disini ?"
"Jangan kaget gitu kali, gimana tawaran gue ?"
"Iya iya gue mau tapi seminggu doang kan ?"
"Iye seminggu ga kurang dan ga lebih. Terhitung dari sekarang."
"What ? Dari sekarang ?"
"Yes, dari sekarang. Sekarang lo anter gue kerumah lo, gue minta izin dulu ke ortu lo terus lo ambil baju karena lo selama seminggu tinggal dirumah gue."
"Ga...ga mau kalo gitu!!" Gue langsung ngerem mendadak
"Aduh...ya ilah seminggu doang. Lagian juga ibu lo udah tau kali."
"Tau dari siapa ?"
"Dari gue tadi ditelfon. Udah cepet ke rumah lo."
"Iya!!"
"Harus senyum dan ramah sama majikan ya hehe." Ujar Novan sambil tertawa.
"Kalo bukan karena maaf gue ogah kaya gini!!"
"Hahaha" Novan hanya tertawa.

Sesampainya dirumah, gue langsung nyiapin baju. Novan pun minta izin tapi kok minta izinnya alesannya lain ?
"Tante, anaknya boleh saya pinjem seminggu ga ? Soalnya Andina disuruh sama wali kelas saya buat ngajarin saya matematika." Ujar Novan
"Seminggu ?" Ujar ibu gue
"Iya tante, saya janji saya gabakal ngapa-ngapain Dina."
"Yaudah, tapi jagain Andina ya." Ujar ibu gue
"Baik tante."
"Udah siap ?" Ujar Novan
"Udah."
"Yaudah tante, saya permisi dulu."
"Andina jaga diri baik-baik ya." Ujar ibu gue
"Iya bu."
"Assalamu'alaikum." Ujar gue dan Novan.
"Waalaikum'salam." Ujar ibu gue.
"Gue aja yang bawa mobilnya." Ujar Novan yang langsung narik kunci mobil.

----------
"Ini rumah gue. Gue anter lo ke kamar lo." Ujar Novan
"Ini kamar gue ?"
"Iya ini kamar lo, kamar gue sebelah kamar lo. Sekarang lo beres-beres dulu, abis itu nyiapin makan malem." Ujar Novan
"Seminggu awas aja lo."
"Iya bawel seminggu." Ujar Novan yang langsung ke kamarnya.

Setelah gue beres-beres dan mandi, gue nyiapin makan malem. Kali ini gue masak sup ayam.
"Woy pembantu udah siap belum ?" Ujar Novan dari atas
"Gue punya nama!!"
"Galak amat mba, lo ini kan disini jadi pembantu gue. Udah siap belum ?"
"Liat sendiri udah siap apa belum, punya mata kan!" Ujar gue.
"Lo tuh ya jadi pembantu gaada sopan-sopannya." Ujar Novan yang turun dari atas.
"Tuh udah kan, gue mau ke kamar gue." Ujar gue
"Eh bentar-bentar." Ujar Novan
"Apa lagi sih."
"Lo harus temenin gue makan dulu."
"Yaamapun makan aja mesti ditemenin!"
"Lo mau dikeluarin dari sekolah ? Kalo lo mau yaudah pulang aja lo."
Gue pun duduk di sebelah Novan, "udah cepetan makan!"
"Iya iya galak amat sih." Ujar Novan
"Sini piringnya." Ujar gue
"Makasih Andina Putri."

Setelah gue beresin semuanya, gue langsung ke kamar. Lagi-lagi gue dipanggil sama Novan. Tuh orang ga cape apa nyuruh orang mulu!
"Eh eh mau kemana lo ?" Ujar Novan
"Ke kamar, ada apaan lagi ?"
"Sini dulu temenin gue nonton bola." Ujar gue
"Nonton bola juga harus ditemenin."
"Yaudah kalo gamau, siap-siap lo dikeluarin dari sekolah."
"Bisa ga si lo gausah ngancem gue!!" Ujar gue yang duduk disebelah Novan
"Nah makanya lo temenin gue dulu nonton bola."

Sekitar 20 menit gue nemenin Novan nonton bola, mata ga bisa diajak kompromi. Gue ga sengaja tidur di pundak Novan, dan ga lama kemudian badan gue kaya ada yang ngakat.
"Masih lama ga sih ?" Ujar gue
"Masih."
"Eh lo tau ga ? Kan Le.." Ucapan Novan terputus karena kepala gue bersandar di pundak dia.
"Gue cerita malah tidur. Tapi kalo diliat-liat lo tuh manis tapi kalo bangun galaknya selangit." Ujar Novan.

---------
Besok paginya gue kaget kok gue ada di kamar. Siapa yang bawa gue kesini ? Lamunan gue buyar karena ada Novan di depan pintu kamar gue.
"Cepetan mandi, udah jam berapa ini." Ujar Novan
"Lo yang bawa gue ke kamar ?"
"Ya iya siapa lagi." Ujar Novan
Ternyata yang bawa gue ke kamar itu Novan.
"Udah cepetan, gue tunggu dibawah."
"Iya." Ujar gue

Selesai gue mandi, gue langsung ke bawah. Gue liat di atas meja makan udah ada roti sama susu.
"Cepet makan, abis itu kita berangkat." Ujar Novan
"Lo yang nyiapin ?"
"Iya, udah cepet makan."
"Gausah, ga laper. Berangkat aja."
"Yakin lo ga makan ?"
"Iya." Ujar gue
"Yaudah."
"Mana kunci mobilnya ?" Ujar gue
"Gausah gue aja yang bawa." Ujar Novan
"Yaudah malah bagus."

----------
Sesampainya di sekolah, gue langsung masuk kelas, lagi-lagi gaada guru.
"Gimana Din ?" Ujar Lita
"Ya gitu deh." Ujar gue
"Ga diapa-apain kan ?" Ujar Dewi
"Engga kok, tenang aja kalo aku diapa-apain. Aku lapor ke bu Leni."
"Syukur lah kalo ga diapa-apain." Ujar Hikmah

Ketika Cinta Harus Terpisah Dan Akhirnya BersatuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang