Alpha's Babies 10

Start from the beginning
                                    

"Maaf, apa aku sedang mengganggu?"

"Ya," geram Colten, tapi pada saat yang sama, aku menjawab "Tidak."

Kamu berdua saling bertatapan dan Tara mengambil beberapa langkah mundur lagi. "O...ke. Aku cuma ingin menyerahkan monster-monster kecilmu. Aku tak mampu menghandle mereka."

Kemudian, ia mundur teratur dan menghilang.

Caden tertawa. "Moster, raaaarrr," katanya sembari mengubah kedua tangannya menjadi cakar pura-pura, memamerkan gigi-giginya dan menghentak-hentakkan kaki ke mana-mana. Corbin menghampiriku dan mengangkat kedua tangannya supaya aku bisa menggendongnya. Kuharap aku bisa, tapi aku hampir tak punya cukup kekuatan untuk mengangkat sebuah pensil.

"Maaf, sayang, mommy lelah," kataku selembut mungkin.

Corbin mendongak kepada kami lalu menunduk memandang tumpukan kertas di mejanya. Bibir bawah Corbin mencuat ke luar dan ia mulai terisak.

"Hei! Jangan, jangan, jangan, jangan sentuh itu!" kata Colten tiba-tiba kepada Caden yang sedang meraih-raih ke atas untuk mengambil beberapa kertas.

Tangan Caden membeku saat ia berkedip kepada Colten. "Mau menggambar," katanya.

"Well, tidak di kertas itu."

Caden mengerutkan "Mau menggambar!" ia bersikeras.

Colten menatapku putus asa. Aku mengangkat bahu. "Jangan menatapku! Kau ayahnya."

Colten menghela napas dan menatap Caden kembali. "Begini, cari kertas lain saja di sebelah sana," kata Colten menunjuk ke belakangnya.

Caden menatapnya dengan keras kepala. "Tidak mau."

Baik aku dan Colten kaget.

Corbin tertawa geli. "Cay nakal."

"Eh, kumohon?" Colten mencobanya.

Caden membalasnya, "Tidak mau."

Aku hampir tertawa walaupun aku masih lemas seperti sebelumnya. "Cay, sayang, jadilah anak baik," kataku sembari menahan tawa.

Corbin meninggalkanku dan menghampiri Caden. "Cay, kertas di sana," katanya menunjuk ke mana Colten menunjuk tadi.

Caden merengut dan menghentakkan kakinya. "Tidak."

Colten menaikkan sebelah alisnya. He terlihat seolah ia ingin berteriak pada anaknya, tapi Colten belum begitu mengenalnya.

Corbin melangkah ke rak buku tersebut dan berjinjit, lalu mengambil beberapa lembar kertas di bawah tumpukan buku-buku yang agak bergoyang hampir di tepian rak.

Perlahan, aku duduk. "Corbin, hati-hati, sayang," peringatku.

Dan itu seperti bicara kepada dinding batu-bata. Ia menyentakkan kertas-kertas itu dengan segala kekuatannya lalu semua buku-buku berat di atasnya berjatuhan. Aku menjerit dan melompat berdiri, tapi kemudian berkunang-kunang dan tak bisa sampai menuju Corbin tepat waktu. Aku berterima kasih kepada nasibku bahwa Colten ada di sana. Dalam sekejap, lengannya terulur dan ia menangkap semua buku yang hampir menimpa kepala Corbin.

Corbin tetap tak sadar apa yang sedang terjadi. Ia hanya berbalik, memberikan Caden kertas yang ia pegang.

Colten berpura-pura menyeka keringat dari alisnya. "Bagaimana bisa kau membesarkan mereka sendirian?" tanyanya lirih.

Tapi aku tak menjawabnya. Aku sedang menatap kertas yang masih Corbin pegang. Aku tak percaya dengan apa yang kubaca--atau coba kubaca dengan penglihatan payahku.

"Tunggu...Corbin, berikan itu," kataku mencoba untuk berdiri lagi.

"Tidak! Punyaku!" sela Caden dengan marah.

Alpha's Babies (Indonesian Translation)Where stories live. Discover now