26th

970 136 5
                                    

Bisa dibilang sejak kecelakaan itu Chanyeol lebih sering muncul di depan rumah Jongin, bukannya ia mengeluh tapi kadang Seulgi lelah dengan orang yang satu itu, Chanyeol sering berisik dan membangunkan Jongin.

Seulgi juga akhirnya pindah ke apartemen Jongin, alasannya sederhana, agar ia bisa lebih dekat dan menjaga Jongin. Lagi pula akan menghemat banyak waktu.

"Seulgi-ya!" Suara Chanyeol terdengar dari ruang tamu.

Apa ia bercanda?

"Apa?" Jawabnya malas."Bisakah kau mengecilkan suaramu itu?"

"Ah, maafkan aku." Chanyeol hanya bisa tersenyum kearahnya, tak enak.

Seulgi menghela nafasnya, ponselnya berbunyi, segera ia mengangkatnya.

"Oemma, aku masih belum bisa pulang, aku masih mau menjaga Jongin." Seulgi sendiri tak sadar kalau Chanyeol masih ada disana mendengar semuanya.

"Aku akan pulang 4 hari lagi, ok? Aku juga merindukan kalian." Jawab Seulgi.

Chanyeol mendengarnya baik-baik. Wajah Seulgi mengatakan kalau ia sangat merindukan keluarganya tapi, ia juga masih memiliki rasa tanggung jawab atas Kai.

Setelah Seulgi mengakhiri panggilannya, Chanyeol menghampirinya. "Kenapa kau tak pulang? Kau tahu ada aku dan yang lain kan?"

"Aku masih mau menemani Kai, aku hanya takut tak melihatnya lagi." Seulgi langsung tertawa.

"Apa maksudmu? Tentu saja kau akan melihatnya lagi." Balas Chanyeol.

"Lupakan saja," Seulgi mulai berjalan. "Firasatku berkata lain." Ucapnya pelan.

Baru saja Chanyeol mau menjawab, Kai keluar dari kamarnya, "Seulgi-ya, aku memanggilmu dari tadi." Ucap Kai.

Seulgi segera menghampirinya, tak menghiraukan apa yang mau Chanyeol katakan.

"Hyung, apa kau sudah dari tadi?" Tanya Jongin.

Ah benar, Chanyeol lupa menyapanya tadi. Ia menggaruk tengkuknya sambil tersenyum malu. "Aku baru saja datang." Balas Chanyeol.

"Oh," Kai mendekatkan kursi rodanya. "Seulgi, kapan kau kembali ke Jeju?"

Reflek Seulgi langsung membulatkan matanya, apa tadi ia bicara terlalu keras?

"A-ak... 4 hari lagi aku berangkat," Balas Seulgi. "Tapi kalau kau mau aku tinggal lebih lam-"

Kai langsung memegang tangannya. "Aku akan baik-baik saja."

Sebenarnya ia yakin kalau Kai bisa menjaga dirinya, lagi pula ia bisa saja menelponya, tapi hatinya sedikit aneh, rasanya ia ingin terus menghabiskan waktunya bersama dengan Kai sebelum hari keberangkatannya nanti. Ia pun tak mengerti.

Kai disisi lain merasakan kalau mimpinya menjadi semakin menyeramkan. Ruangan itu mulai terisi air dan itu yang terakhir ia tahu. Ia selalu bangun setelahnya, tak mau melanjutkan mimpi buruk itu.

Seulgi menatapnya sebentar. "Kau akan baik-baik saja kan kalau aku jauh nanti?"

Kalimat itu membuat Kai sadar kalau sebenarnya mimpinya bisa saja menjadi kenyataan.

A/n :
Maaf banget baru bisa update, lagi kekurangan ide buat ngelanjutinnya, lebih baik di pending dulu kan dari pada jadinya aneh? Hahaha. Makasih sudah sabar sama author yang satu ini ^^.

One Of These Nights | SEULKAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang