21st

1K 150 4
                                    

Kalau bukan karena Joy atau Irene, pasti sekarang ini Seulgi sedang bersantai, tak terlalu memikirkan sang kekasih. Tapi justru sekarang ia malah duduk di samping ranjang rumah sakit, memandangi Kai yang terbaring di atasnya.

Ingin ia menangis tapi baginya itu tak berguna sama sekali, Kondisi Kai tak akan kembali seperti semula.

"Kecelakaan itu..." Seulgi bahkan tak mau mendengar kelanjutan dari perkataan dokter itu.

Dokter pun tak ingin melanjutkannya. Ia sama-sama tak mau, tapi ini tugasnya, keluarga pasien harus tahu apa yang terjadi.

"Kecelakaan itu menyebabkan ia kehilangan kemampuan berjalannya, maafkan aku." Dokter itu meremas bahu Seulgi sebelum meninggalkannya terdiam diantara kesibukkan rumah sakit ini.

Joy menatapnya, entah apa arti tatapannya tapi Seulgi tak suka itu.

"Joy, kau pulang lah." Hanya itu yang keluar dari mulut Seulgi. Ia segera pergi dari hadapan Joy.

Matanya menahan tangis, tapi hatinya sudah menangis semenjak ia datang ke rumah sakit ini.

"Kau bodoh Jongin." Runtuknya.

Ketika Jongin mulai sadarkan diri, ia langsung memanggil dokter, membiarkan dokter memeriksanya.

"Kenapa aku tak bisa menggerakkan kakiku?" Pertanyaan Jongin itu, berhasil membuat air mata Seulgi keluar, ia tak mau ada disana sekarang. Ia ingin keluar.

Seulgi langsung keluar dari kamar lalu diam menatap lantai dengan tangisnya.

Ia melihat kedalam hanya untuk menemukan Jongin kehilangan akal sehatnya, ia bisa melihat tangisnya dari tempat ia berdiri.

Dokter keluar beberapa saat setelah Jongin tenang, tapi ketika Seulgi masuk, tatapan itu kosong, dan Seulgi sama sekali tak bisa menahan air matanya.

"Keluar." Ucap Jongin, pelan tapi cukup untuk membuat Seulgi terdiam.

"Kubilang keluar!" Bentak Kai sekali lagi, tapi Seulgi masih tak beranjak dari tempatnya.

"Aku tak akan pergi." Balas Seulgi pelan.

Jongin langsung menatapnya. "Kumohon keluar, aku butuh waktu." Tetap, Seulgi tak beranjak.

"Kumohon." Kai hampir menangis saat ini.

Seulgi beranjak dari tempatnya bukan untuk keluar tapi mendekati ranjang Jongin lalu memeluknya. Kai menangis di pelukan Seulgi, ia hanya bisa diam, tak mau menangis lagi walau air matanya sudah berada di kelopak matanya.

Kesunyian sesaat menyadarkan Seulgi kalau Jongin kembali tidur. Meninggalkan Seulgi sendirian dengan pikirannya.

Yang ada dipikirannya saat ini sama sekali tak berhubungan satu sama lain, kekacauan terjadi di otaknya. Bahkan ada bagian kecil dari otaknya yang berteriak kalau semua ini adalah kesalahannya, bagian kecil itu terus membesar dan memakan semua pikirannya yang lain.

Maafkan aku.

One Of These Nights | SEULKAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang