19th

1K 152 1
                                    

Entah apa yang merasuki Kai, ia tampaknya menjadi lebih seeing berada di sisi Seulgi.

Seulgi sendiri bahkan tak mengerti apa yang terjadi pada kekasihnya itu, ia ingin menanyakan hal itu tapi tak pernah mendapat jawaban.

Bahkan sampai sekarang Jongin menjelaskan kenapa ia langsung memeluknya beberapa hari lalu.

Seulgi tak ingin bertanya tapi rasa ingin tahunya membunuhnya. Jadi, hari ini dia pergi untuk bertemu dengan Ravi, ia sangat ingin tahu ada apa dengan Jongin.

Bahkan ia pikir ini keajaiban ketika Jongin memperbolehkannya pergi.

Seulgi langsung bangkit dan membungkuk pada Ravi, begitu juga sebaliknya.

Ravi diam, Seulgi menarik nafasnya. Tatapan Ravi benar-benar ingin ia hindari.

"Ravi, aku ingin bertanya sesuatu."

"Silahkan, dan kenapa kau harus mendengar secara langsung?" Jawab Ravi.

"Soal Ka- Jongin, terserah," ia mengangkat kepalanya. "Kau yang mengantarnya ke cafe tempatku bekerja beberapa hari yang lalu bukan?"

"Iya." Ravi mulai terlihat lebih serius.

"Ada apa dengannya? Apa yang terjadi?" Tanya Seulgi, ia menatapnya sesaat sebelum mencari hal lain yang lebih menarik dari pada orang yang ada di hadapannya.

"Kau tahu, dia tak pernah serius saat berhubungan dengan seseorang sebelumnya, tapi saat aku melihat Jongin memelukmu kemarin, aku sadar ada yang aneh, dia mencintaimu, ia serius soal itu. Dan sepertinya Jongin mengalami mimpi buruk." Jelas Ravi, ia mulai santai.

"Mimpi buruk?"

"Kau meninggalkannya, aku tahu Jongin sejak kami masuk militer, dan aku bisa tahu bagaimana ajongin jika ia sedang jatuh cinta, sedih, khawatir. Kemarin, wajah yang muncul di wajahnya, wajah yang sama ketika salah seorang sahabat kami meninggal di medan perang." Ravi memandangnya lekat-lekat.

"Jadi karena itu." Seulgi kembali menundukan kepalanya.

Setelah percakapan yang cukup panjang dengan Ravi, ia kembali ke rumahnya hanya untuk menemukan Jongin berada di depan pintunya.

"Itu hanya mimpi burukan?" Ucap Seulgi tiba-tiba yang membuat Jongin langsung berdiri.

"Kau tahu aku tak akan meninggalkanmu." Lanjut Seulgi, memandangnya lembut.

Jongin hanya bisa diam, Seulgi perlahan memeluknya, membiarkan dirinya terhanyut dalam bau tubuh Jongin.

Jongin mulai memeluknya. Ia tak tahu, tapi ia tak mau kehilangan seorang wanita yang sangat berarti baginya lagi.

"Kau tahu kau tak pernah sediam ini kan?" Canda Seulgi, Kai tersenyum sedikit.

Seulgi mwnghembuskan nafas berat. "Kau butuh istirahat, kau terlihat berantakan saat ini."

"Tapi kau tetap mencintaiku kan?" Seulgi tersenyum atas kata-kata Kai.

"Tentu saja." Ia mengecup pelan pipi Jongin sebelum masuk ke apartemen.

Jongin tahu itu mimpi buruk, dan setiap mimpi ada ujungnya, dan ia bahagia mimpi buruk itu berakhir. Seulgi ada disini. Menemaninya.

One Of These Nights | SEULKAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang