CHAPTER XXVIII: SCORPION GIRL TRAGEDY

Start from the beginning
                                    

"Hujan darah?" Fazri tak habis pikir bagaimana mereka mendapatkan ide itu, "Tapi bagaimana dengan para darah suci itu? Mereka akan terbunuh!"

"Sudah kami bilang," Jojo menjawab, "Diperlukan pengorbanan demi kepentingan yang lebih besar!"

"Kalian benar-benar sudah gila!" seru Andieta, "Mereka manusia, sama seperti kita!"

"Tapi kami membenci manusia!" seru Lyla dengan sorot mata penuh dendam, "Manusia tak ubahnya dengan ghoul, selalu menyakiti kami. Bahkan, dibandingkan dengan ghoul, perkataan dan perbuatan mereka malah jauh lebih menyakitkan. Paling tidak sesama ghoul masih memiliki sedikit rasa solidaritas."

"Sejak kecil, kami selalu direndahkan ... dihina oleh para manusia itu karena fisik kami ..." ucap Jojo dengan geram, "dan ghoul kini membunuh ayah kami, satu-satunya yang mencintai kami. Baik manusia maupun ghoul, kami sama-sama membenci mereka."

"Dan untungnya, kami bukan salah satu dari mereka." lanjut Lyla, "Kami adalah gabungan dari ghoul dan manusia. Sekarang, serahkan Darah Suci terakhir itu!!!"

Fazri segera memasang badan untuk melindungi Andieta.

"Aku takkan membiarkan rencana busuk kalian." seru Fazri, "Apalagi jika itu harus mengorbankan Andieta juga!"

"Lalu apa yang akan kau lakukan? Menyerang kami dengan 'Exploding Bromance'-mu lagi?" ejek Jojo, "Kami tahu kekuatanmu terbatas. Isi vialmu hanya cukup untuk satu lagi serangan, bukan?"

"Selepas itu, apa yang kau lakukan? Walau kau berhasil menghancurkan satu robot kami, dengan mudah aku akan menciptakan jutaan robot baru." sambung Lyla.

Fazri terdiam. Mereka benar. Kekuatannya sama sekali tak ada pengaruhnya untuk mereka berdua. Apalagi ada gadis berkekuatan misterius itu. Semuanya benar-benar tamat baginya.

"Bagaimana ini?" pikir Fazri cemas, "Apakah aku akan gagal melindungi Andieta lagi, seperti aku dulu gagal melindungi Viga?"

***

"Kami menangkap keberadaan Jerri!" seru Enricho dari radionya, "Kami ulangi! Kami sedang mengejar Jerri! Dia ada di gedung MBP!!!"

Helikopter yang ia tumpangi bersama July Huang masih berusaha mengejar Jerri yang tengah berlari di dalam gedung MBP yang masih setengah jadi. Tubuhnya terlindung di balik kaca-kaca jendela gedung. Bayangan helikopter itu terpantul ketika mereka mengejar keberadaan ghoul itu.

"Tembak dia, Ric!" seru July. "Kita pasti akan membunuhnya kali ini!"

Enricho segera memuntahkan amunisinya. Desingan peluru segera memecahkan kaca-kaca jendela yang dilewati Jerri. Namun gerakannya terlalu gesit untuk diikuti peluru-peluru itu.

"Huh, sebaiknya aku segera menyingkirkan serangga penganggu ini!" Jerri mengulurkan tangannya ke arah helikopter hitam itu.

"MAGNETIUM BRUTAL FORCE!!!"

"I ... ini ..." Enricho kesulitan mengendalikan helikopternya yang mulai oleng, seolah sedang tertarik ke dalam gaya magnet yang amat besar.

Helikopter itupun menabrak gedung dan meledak dalam kobaran api yang teramat besar. Baling-balingnya menghantam kaca jendela gedung itu dan remuk ketika menghantam dinding bagian dalamnya. Suaranya mengegelegar hingga memecahkan sisa-sisa kaca jendela di lantai yang lainnya. Namun sebelum ledakan dahsyat itu, Enricho sempat menyelamatkan July dan melompat dari dalam helikopter ke lantai terdekat gedung itu.

"July ... kau tak apa-apa ..." Enricho mencoba bangkit dengan pecahan kaca berhamburan di tubuhnya.

"Ric ..." July dengan lega menatap rekannya yang juga baik-baik saja, "Kau baru saja menyelamatkan nyawaku."

"AVENGING CARNAGE!!!"

"AAAAAAAAKH!!!"

Tiba-tiba dada Enricho tertusuk oleh ekor kalajengking raksasa. Darah segar langsung terciprat ke wajah July.

"TIDAAAAAK!!!!" jerit gadis itu begitu melihat kematian Enricho di depan matanya.

Tubuh pemuda itupun limbung dan akhirnya jatuh ke dalam genangan darahnya sendiri. Di baliknya tampak mata penuh dendam dari Sabrina.

"Lihatlah Ayah," bisiknya, "Akhirnya aku berhasil membalas dendammu!"

"Ghoul scorpio ..." July dengan geram berusaha meraih harpun yang berada di sampingnya, "Kurang ajar kau ..."

"Sabrina!" Ajeng yang mengikuti gadis itu ke lantai atas menemukannya sedang terduduk di depan mayat seorang anggota GRACE. Tiba-tiba ia melihat harpun meluncur tepat ke arahnya.

"SABRINA!!!"

Namun terlambat, harpun itu telanjur melesat dan menusuk tubuh gadis remaja itu, menewaskannya seketika.

"Tidaaaak!!!" Ajeng segera mengibaskan sayap perinya dengan kencang hingga tubuh July terhempas ke dinding. Dia segera bersiap melancarkan serangan untuk memusnahkan gadis itu, namun ...

"Hentikan, Ajeng ..."

Ia menoleh dan melihat Sharon berada di belakangnya.

"Kau ..." mata Ajeng masih berlinang air mata. "Kenapa kau mencoba menghentikanku?"

"Membalas dendam takkan menyelesaikan masalah." ucap Sharon sambil beranjak maju, "Anak itu membalaskan dendam ayahnya, lalu gadis itu ganti membalaskan dendam rekannya. Jika kau membalas dendam dengan membunuhnya, segalanya takkan berakhir, kau hanya akan terjebak dalam lingkaran setan."

Ajeng berpikir, masih menahan tangannya di udara.

"Kau pikir bagaimana perang antara manusia dan ghoul ini berawal? Karena kebencian yang terus menerus dibalaskan, seperti siklus tiada henti. Dan karena alasan inilah perang antara mereka takkan pernah berhenti. Jika kita terus-menerus membenci, kau takkan pernah menyelesaikan masalah. Pada akhirnya kau akan berubah menjadi sepertiku dulu."

Ajeng akhirnya mengurungkan niatnya.

"Ada hal lain yang lebih penting kulakukan ketimbang membunuhmu." bisik Ajeng kepada July yang masih setengah sadar. "Kau beruntung!"

"CTHULHU TIDAL!!!"

"Apa?!" Ajeng tak sempat menghindar dan terjebak dalam lilitan-lilitan tentakel musuh lamanya.

"Ketemu juga kau, Ajeng!" Daffa tertawa, "Kali ini kau takkan bisa lolos!"

TO BE CONTINUED

CITY OF GHOULWhere stories live. Discover now