CHAPTER I: MONAS INCIDENT - EMERGENCE OF TERROR

1K 55 3
                                    

FAZRI'S ARC

MALAM TAHUN BARU, LOKASI: MONAS, JAKARTA-NOVA

"Malam ini akan menjadi malam yang amat spesial. Seperti kita lihat, ribuan orang sudah memenuhi Monas untuk merayakan pergantian tahun ini ..."

Dynda Noe mulai mengudara, menyiarkan laporannya dari dalam helikopter yang tengah terbang rendah di atas kerumunan manusia yang membanjiri pelataran Monas. Suara letusan kembang api sudah mengisi udara, bersahut-sahutan dengan keriuhan terompet, bahkan sebelum hitungan mundur Tahun Baru dimulai.

Fazri Elang hanya menatap siaran langsung itu dari televisi di dalam kendaraan taktis tempur mereka, sebuah van baja dengan roda tank dan bagian luar berkamuflase militer bertuliskan G.R.A.C.E.

"Apa yang dipikirkan orang-orang ini?" Fazri menggeleng-gelengkan kepalanya, "Bukankah Walikota Daiva sudah melarang keras acara tahun baru malam ini? Apa mereka tidak tahu bahwa kerumuman orang banyak seperti ini hanya akan memancing kemunculan para ghoul?"

"Namanya juga manusia," jawab Rama sambil menikmati kembang api yang memancar di langit bak bunga yang memekarkan kelopaknya. "Mereka hanya ingin bersenang-senang. Toh ini hanya terjadi setahun sekali."

Fazri mendengus mendengar kesetujuan rekannya itu. Ia memutuskan menghubungi Enricho yang tengah berpatroli di udara menggunakan helikopter hitamnya.

"Ric, copy! Bagaimana keadaan di atas sana?"

Suara seorang gadis justru menjawab panggilan itu, "July Huang di sini! Keadaan aman, Kapten."

"July, apa yang kau ... ah, sudahlah ... hati-hati jangan sampai helikoptermu menabrak ..."

Baru saja Fazri memberi peringatan, tiba-tiba terdengar suara hempasan disertai teriakan di radio. Di atas sana, helikopter yang ditumpangi Noe oleng, berusaha menghindari helikopter lain.

"Astaga, apa itu tadi?"jerit Noe sambil terus berpegangan pada apapun yang bisa diraihnya di dalam heli.

"Ada helikopter lain, dicat hitam dengan kamuflase. Hampir saja kita menabraknya ..." kata sang pilot.

"Helikopter hitam yang tak mengeluarkan sedesispun suara," Noe menatap helikopter yang sekilas bak predator yang menyamarkan dirinya di kegelapan malam, "Itukah kendaraan milik GRACE yang banyak didengang-dengungkan orang itu? Kupikir selama ini hanya mitos."

"Nona Noe," terdengar celoteh kameramen yang duduk di depannya dengan wajah mabuk udara, "Omong-omong saya sangat mengagumi Anda."

Noe tersenyum pada pemuda yang masih sangat belia tersebut, baru lulus sekolah mungkin. "Namamu Bima bukan?"

"Panggil saja BimBim," ia tersenyum malu, "Saya banyak mendengar tentang Anda. Anda adalah sedikit saksi mata yang bertahan hidup dari serangan vampir di Yogya hampir 13 tahun lalu."

"Ya," Noe terngiang kembali semua pengalamannya melawan vampir bersama Lana dan Shandi, hingga akhirnya ia selamat tiba di Keraton, dimana ia mempelajari banyak sejarah dan rahasia tentang vampir yang dirangkumnya ke dalam siaran investigasinya.

"Saya sudah menyaksikan semua acara Anda. Benar-benar kisah petualangan yang menakjubkan!" jawab BimBim penuh semangat.

"Itu bukanlah pengalaman yang ingin kuingat kembali, seberapapun hebat kedengarannya," bisiknya, hampir tak terdengar oleh BimBim.

Noe menatap ke atas. Kembang api masih riuh membahana, mengiringi hitungan mundur tahun baru yang telah dimulai di bawahnya.

Gadis itu merasakan feeling yang tak mengenakkan, hampir sama ketika wabah vampir melanda Yogya bersama erupsi Merapi 13 tahun lalu.

CITY OF GHOULTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang