CHAPTER X: ADVENT OF WRATH

245 23 0
                                    

FAZRI'S ARC

"Gresy tadi ke sini?" Fazri tampak tak percaya, namun itulah yang dikatakan Andieta. Ia langsung bergegas ke laboratorium begitu tahu tempat itu telah disusupi.

"Ia memberikanku ini." gadis itu memperlihatkan sebuah flashdisk mungil.

"Apa itu? Mengapa ia memberikanmu itu??"

"Entahlah," Andieta menggeleng, "Namun aku tak berani melihat apa isinya. Mungkin saja di dalamnya ada virus atau semacamnya."

"Apa ada data yang dicuri?" tanya Fazri curiga.

"Entahlah, tapi kau harus mengerti," Andieta menjelaskan, "Tak ada satupun hasil penelitian di sini berbahaya untuk ghoul. Kami tidak sedang meneliti senjata atau racun yang bisa digunakan untuk membunuh mereka. Kami hanya berusaha menyelidiki asal-usul mereka. Jadi tak ada alasan bagi mereka untuk menyusup, apalagi mencuri data kami!"

"Tapi ghoul tak tahu itu kan?" jawab Fazri, "Yang mereka tahu apapun yang sedang kau teliti di lab ini dapat digunakan untuk mengalahkan mereka."

Andieta terdiam, "Sekarang bagaimana?"

"Sekarang berarti kita harus mempercepat fase berikutnya." Seorang dokter berbaju putih melangkah masuk ke dalam lab.

"Profesor?" Andieta terkejut melihat kedatangannya, "Anda belum pulang larut malam begini?"

Profesor Vanriz Arya hanya tersenyum, "Tak ada jalan lain, Andieta. Jika kita keduluan makhluk-makhluk itu, akibatnya bisa berbahaya. Kita harus segera menginisiasi Fase Holocaust sekarang!"

"Tidak!" bantah Andieta, "Sudah saya tekankan sejak awal, saya tak mau ikut-ikutan ke dalam eksekusi itu! Membunuh bukan tugas seorang dokter, melainkan untuk menyelamatkan!"

"Fase apa yang kalian maksud?"

"Fase Holocaust," Andieta berbalik, "adalah fase dimana kami menyiapkan penelitian tentang penggunaan senjata biologis untuk memusnahkan para ghoul."

"Senjata biologis yang hanya efektif bagi ghoul, namun sama sekali tak berbahaya bagi manusia. Itulah tujuan kami." tambah Dokter Vanriz.

"Bukankah itu bagus?'

"Kita tak pernah menyetujui penggunaan senjata biologis, Fazri!" tentang Andieta, "Kau seorang tentara, seharusnya kau lebih tahu! Protokol Geneva melarang pemakaiannya untuk tujuan apapun. Kita harus ingat, nyawa yang menjadi taruhannya di sini!"

"Tapi ghoul juga secara sistematis membunuhi manusia bukan?"

"Namun genosida besar-besaran semacam itu ... tetap saja itu bukan hak kita ..."

"Aku benar-benar tak mengerti!" balas Fazri, "Mengapa kau justru mendukung mereka?"

"Dia benar, Dieta!!" ujar Profesor Vanriz, "Ghoul bukanlah manusia .... mereka tak punya hak sama dengan ki ... AAAAAAKH!!!" tiba-tiba mulut Dokter Vanriz memuntahkan darah. Andieta langsung menjerit begitu melihat separuh tubuhnya terpotong dan terpisah, diiringi cipratan darah yang langsung membasahi dinding laboratorium.

"Andieta, cepat berlindung!" teriak Fazri. Dengan geram ia menatap ke atas, asal serangan tiba-tiba itu dilancarkan.

Di atas, ia bisa melihat seorang pria memakai masker gas tengah menatap mereka dengan bengis, menikmati hasil karyanya yang penuh darah.

Fazri langsung bisa mengenali sosok itu.

"JERRI!" ucapnya geram.

***

ANDRI'S ARC

"Aku pulang ..."

Namun kedatangan Andri ke rumah justru disambut tamparan oleh sang ayah.

"Ayah! Apa yang Ayah lakukan!" Andri terkejut.

"Anak Bodoh!! Apa yang kau lakukan! Mengapa kau menunjukkan identitasmu pada semua orang seperti itu?"

"Bagaimana Ayah tahu tentang Black ..."

Tiba-tiba Andri melihat tayangan di berita berisi rekaman saat ia melompat dan melemparkan bola saat pertandingan tadi sore. Ia terkejut karena tak pernah melihatnya dari sudut pandang para penonton. Jelas dari tayangan itu, tak ada manusia yang mampu melompat setinggi itu.

"Sudah kubilang jangan perlihatkan kemampuanmu pada orang lain! Ayah sudah menjaga nama baik dan kedudukan ayah sebagai dokter ..."

"Supaya bisa terus mencuri mayat dari rumah sakit? Itukah yang Ayah maksud?" teriak Andri marah, "Ayah pikir Ayah bisa berpura-pura menjadi orang terhormat di siang hari, sementara malamnya kita adalah ghoul yang memakan daging manusia???"

"Ayahmu melakukan ini semua untukmu, Andri!" bela ibunya, "Kau kan yang selalu ingin bergaul dengan para manusia itu. Kami selalu mendidikmu agar tidak membunuh manusia, supaya kau bisa membaur dengan baik di antara mereka."

"Dan sekarang kita harus pindah gara-gara kau membongkar identitas kita!" seru ayahnya, "Kita sudah tak bisa tinggal di sini lagi! Malam ini kita harus berkemas dan pergi ke tempat yang jauh!"

"Apa?" Andri tak bisa membayangkan meninggalkan sekolahnya, meninggalkan teman-temannya, terutama sahabatnya Sule. Dan tentu saja Maura. Wajah cantiknya langsung saja terbayang di benak Andri.

"Tidak! Aku tak mau ikut!" bantah Andri lagi, "Ayah pikir teman-temanku akan meninggalkanku hanya karena mereka tahu aku ghoul? Ayah salah! Mereka sahabatku dan mereka akan mengerti!"

"Anak durhaka!" ayahnya hendak melancarkan pukulan lagi, namun kali Andri menahannya. Mereka sama-sama ghoul, namun Andri adalah ghoul muda dengan stamina yang tengah berada di puncaknya. Dengan keras ia mencengkeram tangan ayahnya dan menurunkannya.

"Andri, hentikan!" seru ibunya, "Kau membuat ayahmu kesakitan!"

"Aku tak pernah mau menjadi ghoul dan aku tak mau lagi makan mayat-mayat yang Ayah bawa itu! Tidak!!!"

***

FAZRI'S ARC

"Demon of Wrath!" bisik Fazri, "Akhirnya kau menampakkan wujudmu yang sesungguhnya!"

Sosok itu masih berdiri dengan ciri khasnya, mengenakan masker gas, sambil mengawasi mereka dari kejauhan. Bahkan dari jauhpun ia bisa mengeluarkan serangan fatal yang langsung menewaskan Profesor Vanris. Fazri tahu ia adalah lawan yang tak bisa sembarangan dihadapi. Dengan gerakan isyarat, Fazri memperingatkan Andieta agar tidak melakukan gerakan yang tiba-tiba.

"Sayang sekali teman-temanmu tak ada di sini untuk menolongmu, Elang."

Mata Fazri membelalak. Tak ada yang pernah memanggil namanya Elang kecuali dia.

Orang yang telah membunuh kekasihnya, Viga.

"Keparat! Jadi selama ini kau!" Fazri dengan marah mulai menembakkan senjatanya. Namun dengan gesit Jerri menghindar.

"Di ... dimana dia?!" namun suasana di dalam lab terlalu gelap bagi Fazri untuk mengetahui keberadaan Jerri.

Tiba-tiba saja Andieta berteriak.

Gadis itu kini berada dalam cengkeraman Jerri.

TO BE CONTINUED

CITY OF GHOULTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang