CHAPTER XXII: SIN OF PRIDE - BATTLE IN SPACE

203 20 0
                                    

ALDHI'S ARC

"Benar-benar dua ghoul yang lemah," Tara justru mengejek begitu melihat sisa jasad mereka berdua, "Serangan seperti itu saja mereka langsung musnah tak berbentuk. Kau ajari apa mereka, Don? Kekuatanmu sendiri begitu besar, masa kemampuan mereka malah segitu saja?"

Donna berpaling dengan wajah berurai air mata, "Tujuan kami bukanlah untuk bertempur ... namun untuk hidup damai. Mengapa kau tak mau mengerti hal itu?!"

"Hidup damai? Dengan manusia??" Tara terkekeh, "Jangan konyol! Tujuan hidup kita adalah untuk berburu dan makan! Dan setelah menaraku selesai," ia menatap tinggi ke angkasa, ke arah apartemen pencakar langit yang tengah dibangun itu, "Aku akan bisa makan sepuasnya."

"Menara itu?" mata Donna membelalak, "Kau ... kau yang membangunnya?"

Tara kembali tertawa, "Daiva memang bodoh, ia cinta mati-matian padaku dan melakukan apapun yang aku minta, termasuk membangun menara kebanggaanku itu. Tak hanya indah dan menakjubkan, menara itu juga akan mampu menampung 1 juta orang ..."

"Itu bukan apartemen ..." Donna akhirnya mengerti, "Gedung itu adalah peternakan ..."

"Ya, dan aku bisa makan kapanpun aku mau HAHAHAHA!!!"

"Aduh, ada apa ini?"

Tara terkejut mendengar suara di belakangnya dan menoleh, "Siapa itu? Bagaimana mungkin masih ada yang selamat?"

Ia melihat seorang pemuda berpenampilan gotik dan bertato tengah menenteng tas belanjaan.

"Kutinggal belanja sebentar kenapa semua hancur begini?" kepalanya bergerak ke samping karena heran, menggoyangkan anting-ating di telinga dan tindikan di hidungnya.

"Seharusnya dengan seranganku tadi, semua yang ada di dalam radius 1 km hancur karena gaya gravitasinya sudah kubuat berlipat ganda!" Tara terlihat kesal, "Kau pasti ghoul yang kuat."

"Rangga!" jerit Donna, "Ia sudah membunuh Ajeng dan Sabrina! Ia pasti ke sini untuk mengincar Aldhi! Cepat peringatkan dia!"

"Huh, aku tak peduli sama mereka," kata Rangga santai, "Kenapa aku harus repot-repot? Sudah, serahkan saja anak tak berguna itu kepadanya."

"Oh ya, aku jadi ingat." bisik Tara senang, "Dimana darah suci yang menyerap kemampuan Sharon itu?"

"Jangan harap akan kuserahkan kau padanya!" seru Donna, "Terlebih setelah semua yang kau lakukan pada semua tamu kafeku!"

Tara tersenyum, "Kau sepertinya sangat peduli pada manusia-manusia itu ya? Baiklah kalau begitu ..."

Ia mendongak dan melihat sebuah pesawat terbang melintas di atasnya.

"AKAN KUBUNUH LEBIH BANYAK MANUSIA SAMPAI KAU MAU MENGATAKANNYA!!!" Tara dengan cepat terbang ke angkasa, menuju ke arah pesawat itu.

"Rangga! Cepat selamatkan mereka! Hentikan Tara!!!" jerit Donna panik.

"Huh merepotkan saja! Aku sama sekali tak ada urusan dengan manusia-manusia itu," keluh Rangga, "Namun gara-gara perempuan itu menghancurkan kafe, belanjaanku jadi terbuang sia-sia."

Rangga merobek lengan kaosnya, menampakkan tato naga di kulitnya.

"3D-REVELATION!!!"

Tara sambil tertawa menikmati perburuannya dan sambil melesat, ia merobek sayap pesawat itu.

"DUAAAAR!!!" suara ledakan terdengar ketika mesin pesawat meledak karena tercabik oleh serangan Tara. Para penumpang di dalamnya langsung panik begitu dinding pesawat ikut robek dan pusaran angin yang amat kuat menyedot tubuh mereka. Marcel yang duduk dekat sayap langsung terlempar ke udara dan menghilang di langit.

CITY OF GHOULTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang