CHAPTER XXVII: WAR OF FOUR SEASONS - THE PEGASUS CHRONICLE

208 17 2
                                    

NB: Mulai chapter ini, cerita tidak akan dibagi menjadi Arc karena semua Arc akan tumpang tindih

***

"Apa mereka berdua akan baik-baik saja." ujar Dika yang berjaga di luar Menara MBP.

"Kurasa begitu," jawab Jenna, "Aku tak merasakan kehadiran ghoul lain di sini."

"Kurasa masalahnya bukan terletak pada ghoul!" tunjuk Dika. Jenna menoleh dan terkesiap. Ribuan mikrobot berbentuk laba-laba menjalari dinding dan berusaha menyerang mereka.

"Huh, makhluk-makhluk kecil itu akan dengan mudah kuatasi! Minggir, Dika!" seru Jenna.

"AUTUMN TORNADO!!!"

Serangan angin topan itu segera menghempaskan raturan robot kecil itu. namun robot-robot lain terus berdatangan bak wabah.

"Huh, kalau begitu terpaksa akan kugunakan jurus pamungkasku," Jenna melengkapi serangan empat musimnya, "SPRING PLANT ZOMBIES!!!!"

Tiba-tiba akar-akar raksasa muncul dari dalam tanah dan menjerat robot-robot kecil itu. Tanaman-tanaman yang ada di sekitar mereka juga tumbuh dan merambat dengan cepat, menghancurkan mesin-mesin tersebut.

Tiba-tiba sebuah panah dengan bulu merak melesat ke arah Jenna tanpa gadis itu sadari.

"Awas!" Dika melompat untuk menyelamatkan nyawa gadis itu. Panah itupun menancap di dinding dekat mereka.

"Hahahaha! Refleksmu sungguh hebat! Kau adalah orang pertama yang bisa menghindari panahku!"

"Siapa itu?" seru Dika.

Mereka berdua mendongak dan melihat sesosok pemanah berpakaian militer menghadang mereka.

"Kalian akan menjadi kelinci percobaan yang tepat untuk kekuatan baruku ini!" Rama menyuntikkan vial berisi darah suci ke dalam tubuhnya dan menggeliat. Terasa kekuatan baru merayap ke tiap sendi dan pembuluh darahnya.

"Akhirnya aku siap!" Rama merasakan tenaga yang amat hebat memenuhi seluruh tubuhnya, siap untuk ia lancarkan ke musuhnya. "Rupanya benar, darah ini mengandung kekuatan perusak yang amat hebat!"

Tangan Rama mengeluarkan cahaya yang walaupun awalnya redup, lama-kelamaan menjadi kuat.

"Apa yang akan ia lakukan?" tanya Jenna. "Jangan bilang itu jurus kamehame!"

"Aku tak tahu, tapi apapun itu ..." Dika mengeluarkan vialnya dan menyuntikkannya ke tubuhnya, "Aku tak mau menunggu!"

"Rasakan kekuatan radiasi atomku!" seru Rama, "URANIUM REVOLT!!!"

"HYPERDIMENSION VORTEX!!!" Dika segera menyerap serangan nuklir yang dikeluarkan Rama ke dalam lubang hitamnya.

"Astaga, apa tadi!" jerit Jenna, "Apa ia baru saja melancarkan serangan bom atom? Seluruh kota bisa hancur!"

Dika melihat Rama tertawa bak orang gila, bangga dengan kekuatan besar yang dimilikinya.

"Ini baru pertama kali ia memiliki kekuatan sedahsyat ini," ucap Dika kelelahan, "Ia takkan bisa mengendalikannya."

"Kali ini," Rama bersiap melancarkan serangan lain, "Kekuatan nuklirku akan kutambah untuk memusnahkan kalian!"

"Kekuatan radiasimu akan melukai banyak orang tak berdosa di kota ini! Apa kau tak pernah memikirkan dampaknya?" tiba-tiba ada suara lain bergema di pilar-pilar gedung itu.

"Si ... siapa itu?" seru Jenna.

"PEGASUS RAID!!!" bulu-bulu sayap Pegasus segera menyerangnya tanpa ampun. Berbeda dengan bulu biasa, bulu-bulu tersebut amat tajam dan bisa memotong batu dan baja sekalipun.

CITY OF GHOULWhere stories live. Discover now