Part 18

2K 101 0
                                    

Hari pertunangan Kean dan Clara,
Pesta pertunangan yang cukup mewah disebuah hotel ternama di Jakarta. Kean dan Clara baru saja saling bertukar cincin. Wajah Clara terlihat begitu sangat bahagia berbeda dengan Kean. Dari awal acara Kean menunjukkan wajah datarnya. Setelah selesai acara tukar cincin Kean lebih memilih berkeliling sendiri diantara para tamu. Matanya tak henti mencari sosok yang ingin ia temui. Vyon, sejak Kean melihat Gema dan Vyon berpelukan di rumah sakit, ia tidak bisa berhenti memikirkan Vyon. Kean menghentikan langkahnya di depan jendela, ia memandang gedung-gedung bertingkat yang berada disekitar hotel. Sebuah suara seorang pria yang Kean kenal membangunkan lamunannya.

"Selamat ya bro" ucap Gema sambil menepuk bahu Kean tapi Kean hanya tersenyum masam.

"Daritadi gue perhatiin lo kaya lagi nyariin orang" ucap Gema penasaran.

"Gue ga nyariin siapa-siapa"

"Gue tau lo nyariin Vyon kan? Percuma dia ga bakal dateng. Orangnya lagi di Bali"

"Bali? Ada fashion show disana?"

"Bukan, dia lagi nenangin diri" Gema terdiam sesaat "soalnya dia mau dinikahin sama kak Arvin. Lo tau kan mereka ga sedarah?" Gema berusaha menahan tawanya melihat ekspresi Kean yang terkejut.

"Chila gimana?" tanya Kean sambil berusaha menutupi keterkejutannya.

"Mereka udah putus, udah ah gue balik yah. Sorry ga bisa lama-lama" ucap Gema kemudian berbalik meninggalkan Kean dan ia tertawa tanpa suara.

Kean kembali menatap keluar jendela, pikirannya makin kacau setelah mendengar perkataan Gema. Ia pikir Vyon pergi menenangkan diri ke Bali karena pertunangan ini tapi ternyata karena ia akan dinikahkan dengan kakaknya. Rasa sesak muncul menghinggapi Kean saat ia membayangkan Vyon menikah dengan Arvin.

Setelah acara pertunangan itu selesai Kean memilih pulang ke apartemennya dibandingkan dirumahnya sendiri. Kean berdiri di depan pintu bernomor 602. Ia mencoba membunyikan bel, berharap Vyon membukakan pintu untuknya seperti beberapa hari yang lalu. Sekali, dua kali, tiga kali, empat kali Kean menekan bel, tapi tidak ada yang membuka pintu. Kean menekan bel sekali lagi tapi hasilnya tetap sama. Kean akhirnya memutuskan untuk beranjak pergi dari sana.

***

Hari ini hari pertama Vyon menginjakan kakinya diperusahaan almarhum papanya untuk bekerja. Vyon menatap perusahaan itu dan jantungnya berdegup dengan kencang. Tanggung jawabnya sebagai penerus perusahaan akan dimulai hari ini. Vyon menghela napas panjang kemudian memasuki perusahaan itu, pegawai-pegawai disana masih bersikap biasa belum ada yang mengenal Vyon. Vyon berada di depan pintu sebuah ruangan yang pernah ditempati oleh almarhum papinya dulu. Vyon membuka pintu besar itu dan melihat seoranh wanita usia 40an sedang duduk dengan tumpukan map dihadapannya.

"Assalamualaikum bu Tia" sapa Vyon dengan suara pelan.

"Waalaikumsalam, Vyon" teriak Tia dan berjalan menghampiri Vyon kemudian memeluknya.

"Akhirnya ibu ga panggil neng Vyon lagi" ucap Vyon dan melepaskan pelukan Tia.

"Kan kamu yang minta sayang. Ibu udah denger dari pak Tomi kamu mulai bekerja disini"

"Iya bu, jadi gimana? Vyon gugup banget nih"

"Tenang ada ibu. Kamu akan mempelajari semuanya dengan cepat. Jadi setelah itu ibu bisa istirahat"

"Ibu mau berenti?"

"Iya Vy, ibu mau mengurus suami dan anak ibu yang masih kecil. Jadi kamu siap kita pelajari semuanya sekarang? Tiga hari lagi rapat direksi dan ibu akan memperkenalkan kamu ke dewan direksi kita"

"Tiga hari bu? Apa ga terlalu cepet? Ibu mau berenti pula"

"Ga sayang, kamu jangan khawatir. Ibu akan berenti setelah kamu benar-benar sanggup menjalankan perusahaan ini"

Oh My Idiot (COMPLETED)Where stories live. Discover now