Part 17

2K 101 0
                                    

Arvin menunggu Chila di dalam mobilnya. Arvin masih terbayang omongan papinya semalam. Ia tidak mungkin bisa memutuskan hubungannya dengan Chila. Arvin melihat Chila yang baru keluar dari rumah sakit. Arvin melihat wajah Chila tidak seceria biasanya. Arvin keluar dari mobilnya dan menghampiri Chila, Chila hanya tersenyum masam saat melihat Arvin.

Arvin mengajak Chila makan malam, Arvin heran karena hari ini Chila lebih banyak diam. Chila juga hanya memainkan sendok dan garpunya saja.

"Kamu kenapa ga makan? Biasanya kalo abis jaga kamu lahap banget makannya" Tanya Arvin lembut.

"Lagi ga laper kak" jawab Chila pelan.

"Kamu pendiem banget hari ini, ga kaya biasanya. Ada masalah di rumah sakit?" tanya Arvin lagi.

"Ga ada kak. Kak aku mau pulang, aku capek mau istirahat"

"Tapi kamu belum makan"

"Aku ga laper kak, kalo kakak masih mau makan aku pulang sendiri aja"

"Jangan!! Ayok kita pulang"

Arvin benar-benar heran dengan sikap Chila hari ini. Walaupun Chila sedang ada masalah atau sedang marah dengan Arvin, ia tidak pernah diam seperti ini. Chika pasti menceritakan masalahnya atau kemarahannya kepada Arvin.

Setelah sampai di depan rumah Chila, Chila tidak langsung turun. Ia menatap Arvin dengan wajah sendunya, sedangkan Arvin menatapnya dengan penuh tanda tanya.

"Kak, sebaiknya hubungan kita sampai disini aja" ucap Chila pelan dan membuat Arvin terkejut.

"Kamu ngomong apa sayang? Putus? Aku ada salah sama kamu?" tanya Arvin heran dengan keputusan Chila.

"Kak Arvin ga salah apa-apa, ini salah aku kak. Aku udah ga bisa kaya gini terus sama kakak. Aku capek harus sembunyi terus dari keluarga kita kak" jawab Chila sambil menahan tangisnya, ia tidak mau Arvin melihatnya menangis.

"Kita bisa bicarain baik-baik Chila"

"Sampe kapan kak? Orangtua kakak ga akan pernah setuju sama hubungan kita. Aku capek kak, tolong kakak hargain keputusan aku" teriak Chila kemudian keluar dari dalam mobil Arvin.

***

Arvin masuk ke dalam kamarnya dengan lemas, Vyon yang baru saja dari dapur menyadari kedatangan Arvin. Vyon menghentikan langkahnya saat melihat wajah kakaknya yang sendu. Vyon yakin ada yang tidak beres dengan kakaknya itu. Vyon berlari mengejar kakaknya dan asal masuk ke dalam kamar kakaknya tanpa mengetuk terlebih dahulu.

"Kak Arvin kenapa?" tanya Vyon cemas yang melihat kakaknya sudah terduduk lesu diranjangnya, tapi yang ditanya justru hanya diam.

"Kak, kenapa? Jangan bikin Vyon khawatir" Arvin menatap Vyon kemudian memeluk tubuh Vyon dengan erat.

"Kak" ucap Vyon pelan kemudian Vyon mendengar suara tangis pecah, ia tahu itu Arvin yang menangis.

Vyon membiarkan kakaknya menangis terlebih dahulu. Ia tahu kakaknya ini pasti sedang ada masalah dan pasti karena Chila. Setelah tangisnya mereda, Arvin melepaskan pelukannya dan memandang wajah adiknya, wajah yang memandang Arvin dengan tatapan khawatirnya.

"Maaf Vy, harusnya kakak ga nangis di depan kamu kaya gini" ucap Arvin akhirnya buka suara.

"Kakak ga perlu minta maaf, Vyon ngerti pasti kakak lagi ada masalah. Masalah sama kak Chila?" tanya Vyon.

"Kak Arvin sama Chila udah putus. Chila capek backstreet terus" jawab Arvin.

"Hah? Putus kak? Tapi ga mungkin alasannya cuma karena itu. Ini pasti ada yang ga beres kak" ucap Vyon penuh curiga.

Oh My Idiot (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang