11. Moses the Butler

17 1 0
                                    

Latihan band mulai selesai, mereka semua mulai membereskan peralatan musik. Setelah semuanya kelar, masing-masing dari mereka mulai pergi meninggalkan studio. Ketika Moses ingin membuka pintu keluar, Adel pun menahan tubuh Moses yang tinggi besar itu.

"Ada yang harus gue omongin, ini menyangkut keberlangsungan masa depan gue." Adel berkata seolah-olah ini sangat penting.

"Apa." Tanya Moses malas

"Besok lo ajarin gue kalkulus sama kerjain tugas gue ya." Adel memasang wajah innocent.

"Gue sibuk, nggak bisa." Moses pergi meninggalkan Adel dan mulai membuka pintu mobilnya.

"Heh! Inget lo punya perjanjian sama gue, Lo masih jadi butler gue satu bulan ini!" Adel berteriak kesal kepada Moses.

"Oke fine! Gue tunggu di rumah jam 9 pagi." Moses mulai memasuki mobil dan pergi meninggalkan Adel.

Adel pun tersenyum dan berkata dalam hati "hmm... gue penasaran sepinter apa si dia? Sekalian gue mau ngerjain dia pake rencananya si Keisha."

****

"Ma, aku pulang!" Ucap Moses dengan rasa kesal, sambil terus berjalan menaiki tangga menuju kamarnya itu.

"Abis dari ma- ada apa dengan anak itu?" Rita bermaksud ingin menyambut anaknya itu, akan tetapi sepertinya dia sedang tidak ingin diganggu.

Saat berada di dalam kamar, Moses langsung merebahkan dirinya diatas kasur.

"Cewe jenis apa si dia?! Menyebalkan."

Ketika Moses masih berbaring diatas kasur, tiba-tiba ada seseorang yg mengetuk pintu kamarnya.

Tok..tok..tokk...

"Moses ini mama, ayo cepat turun makan malam sudah siap." Ucap Rita dari balik pintu.

"Iya ma, aku nanti nyusul."

Laki-laki bertubuh besar itu pun segera bangkit dari kasurnya, dan pergi menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Semua orang sudah menunggu di meja makan, ketika Moses sudah menyelesaikan mandinya ia pun turun kebawah dan pergi menuju meja makan. Disana ia tidak mendapati ayahnya berada di meja makan.

"Papa mana ma?" Tanya Moses sambil berusaha mengeringkan rambutnya dengan handuk.

"Papamu sedang ada rapat, katanya sih dia akan pulang larut malam." Rita menjelaskan kepada anak sulungnya itu sambil mengambilkan nasi untuknya.

"Hmm.. begitu. Revan apa kamu mengalami kesulitan saat di sekolah?" Kini Moses mencoba bertanya kepada adiknya itu.

"Tidak ada kak, tapi ada beberapa soal yang ingin aku tanyakan kepada kakak." Ucap Revan sambil memberikan buku mata pelajarannya.

"Iya, tapi nanti ya setelah kita selesai makan malam."

****

Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba, Adel mulai mengambil kunci mobil miliknya dan mulai pergi menuju rumah Moses.
Pagi ini jalanan sedang bersahabat dengan Adel, tidak ada hambatan sama sekali sehingga Adel pun bisa membawa mobilnya dengan leluasa.

Adel pun tiba di rumah Moses. Ia mencoba menekan bell rumah tersebut, setelah beberapa menit kemudian, pintu rumah itu pun terbuka dan yang membukakan pintunya itu adalah mamanya Moses, Rita.

"Maaf kamu siapa ya? Ada perlu apa?" Tanya lembut Rita kepada Adel.

"Aku Adel tante, temen kuliahnya Moses." ucap Adel sembari nyengir kuda andalannya.

"Oh kamu ya yang mau belajar bareng Moses? Sini-sini masuk kedalem sayang." Rita pun menarik tangan Adel dan membawanya masuk ke dalam rumah.

Di dalam Adel duduk menunggu di ruang tamu sambil meminum teh bersama mamanya Moses.

"Kita tunggu disini aja ya, Mosesnya lagi mandi, dia itu kalau mandi lama lho bisa hampir 1 jam an."

"Oh iya tante" Adel pun tersenyum dan dalam hati ia pun berkata " 1 jam an?? Itu sih bisa 12x mandinya gue, bisa gila gue nungguinnya."

"Oh ya, Kamu ini satu fakultas ya sama Moses?" Rita kembali melontarkan pertanyaan kepada Adel.

"Oh enggak tante, aku dari fakultas design graphic hehee." Adel pun kembali tersenyum.

"Kok kamu bisa kenal sama Moses? Gimana ceritanya?" Kini Rita mulai kepo dengan hubungan Adel dan Moses.

"Hmm.. gimana ya tante, ceritanya panjang." Adel menggaruk kepalanya meski tak merasa gatal.

"Ayo coba ceritain ke tante dong, tante penasaran nih, soalnya Moses itu belum pernah mengajak perempuan kerumah." Rita pun memohon sambil menggoyang-goyangkan lengan Adel.

"Oke deh tante aku ceritain, jadi gini...."

Adel pun menceritakan tentang bagaimana ia bisa bertemu dengan Moses hingga sekarang. Ia sangat antusias sekali menceritakannya hingga mamanya Moses pun sangat menyimak.

"Oh jadi gitu ya? Hahaa.. jadi ini semua karena kontrak sampai dia mau mengajak mu kesini? Hahaa.." Rita tertawa hebat ketika mendengarkan cerita dari Adel itu.

"Hehee.. iya tante begitulah, sekarang aku sangat membutuhkannya."

"Kerjain aja terus dia biar tau rasa, dia itu sulit berbaur dengan orang lain. Dia itu orangnya tertutup banget, sekalinya main ya paling sama anak2 bandnya itu si Damian, Dino, Marlo ya itu itu aja."

"Pantesan tante, dia itu super duper nyebelin. Dia nggak pernah baik ke aku hmm.." Adel memasang mimik wajah cemberut.

"Hahaa.. dia itu memang seperti itu. Oh ya, kamu ini anak yang manis dan juga menyenangkan, sering-sering ya kamu main kesini." Rita pun tersenyum tulus kepada Adel.

"Hihii.. iya tante, InsyaAllah.."

Ketika mereka berdua sedang asyik berbincang, tiba-tiba dari atas turun lah Moses dengan mengenakan kaos berwarna hijau dengan celana denim sambil sesekali mengeringkan rambutnya dengan handuk yang berada di lehernya.

Adel pun yang melihatnya sedikit terkesima dengan Moses yang sesekali melakukan gaya menggoyangkan kepalanya untuk mengeringkan rambutnya.

"Ya Tuhan, seksi banget si Moses kalo lagi gitu ya.." ucap Adel dalam hati tanpa ia sadari kalau daritadi dirinya sedang memerhatikan Moses dalam.

Moses yang merasa dirinya sedang diperhatikan oleh Adel itu pun mulai mengeluarkan senyum miringnya sambil berkata:

"liatnya biasa aja, nggak usah pake ngiler segala." Ledek Moses kepada Adel.

Adel yang merasa dirinya sudah 'direndahkan' itu pun langsung sewot dan berkata:

"Heh! Siapa emangnya yang lagi merhatiin lo, pede banget deh!" Ucap Adel sambil menyilangkan tangannya di depan dada.

"Yaudah, lo kesini buat belajar kan? Cepetan waktu gue nggak banyak, gue masih banyak kerjaan." ucap Moses datar sambil memberi isyarat untuk mengajak Adel ke atas.

"Sial! Mamanya baik banget kayak malaikat kenapa anaknya kayak devil gini si!" Ucap Adel dalam hati.

Adel pun naik ke atas sambil mengekori Moses dari belakang, Diatas terdapat 2 kamar, sebuah ruang tengah, dan balkon.

"Kita belajar di ruang tengah aja, lo tunggu sini gue mau ambil bukunya." Ucap Moses sambil meninggalkan Adel sendirian di ruang tengah.

Karena Adel merasa sendirian, ia pun berjalan mengelilingi ruang tengah dan sekitar kamar untuk mengisi waktu luangnya.

"Rumahnya keren juga, arsitekturnya bagus bergaya retro dan tunggu. Di depan kamar Moses ini kamar siapa ya??" Kini Adel mulai bertanya-tanya dengan kamar yang berada tepat dihadapan kamar Moses.

Karena Adel penasaran, ia pun mencoba untuk membuka pintu kamar itu. Ketika Adel ingin membukanya, tiba-tiba saja pintu itu terbuka dari dalam...

Walaaaa...
Dipotong ceritanya ya biar penasaran wkwk
Tunggu kelanjutannya di chapter 12 ya~
Kalau gitu bhayy~

With love, takoyakiesss👋

TALLERWhere stories live. Discover now