Chapter 22: Last Chance

3.1K 330 17
                                    

First of all. aku gatau ini ceritanya masih ada yang baca atau engga-_- karena jujur ini cerita pertama yang aku bikin dan kalau menurut gue awalnya berantakan bgt hehe:3 tapi buat yang udah baca udh vomment sampai sejauh ini makasih bgt yaaa<3 berhubung ini chapter terakhir silent readers keluar dong:( oiya 30++ vote for epilog yah hahaha oiya aku juga ada ff baru tentang zouiam judulnya forever and more hehe monggo di baca:3 dan sekalian promosi aku lagi belajar nulis teenfic judulnya Ran&Lara kalau sempat baca ya hehe makasi cemuanya:3 enjoy ya:3

elsa

-

"And they live happily ever after." Liam menutup buku dongeng di pangkuanya dan tersenyum ke arahku, "The end!" Serunya girang. Aku bahkan bisa melihat matanya berbinar. He's so cute when he's being cute.

Liam mengusap puncak kepalaku pelan dan tersenyum, "Now go to sleep, Wendy. Kau tahu tidak kalau anak-anak yang suka tidur lama akan di culik oleh Zorro?" tanyanya dengan mimik serius.

Aku meninju pundaknya pelan dan tertawa, " First of all, aku bukan anak-anak lagi, Liam." Ucapku sambil menjulurkan lidah, membuatnya menarik hidungku gemas. "And the next thing is, Zorro membasmi penjahat. Bukan menangkap anak kecil yang tidak mau tidur. Bagaimana sih, kau ini?"

"Eh, enak saja." Balas Liam ngotot. "Just wait and see." Perlahan Liam bangkit dan berjalan ke pintu keluar dengan gaya dramatis. "I'll leave you now. And you better go to sleep or else he will find you." Nada horor di suaranya membuatku mau tak mau tertawa lebar.

Aku melambaikan sebelah tangan ke arahnya yang sudah berdiri di depan pintu kamarku dan tersenyum kecil, "Nite, Liam."

Ekspresi horor itu lepas dari wajahnya dan dia tersenyum lembut. "Nite, Hazel." Kemudian dia mematikan lampu kamarku dan aku pun bergulung dalam selimut.

Aku sudah setengah tidur saat aku mendengar suara langkah kaki di kamarku. Yang jelas itu bukan Liam, karena suaranya tak berasal dari pintu kamar. Aku mengernyit heran di dalam selimut, it cant be Zorro, right? Oh, astaga, aku sudah termakan bualan basi Liam.

Tapi mungkin Liam tidak membual sepenuhnya karena sedetik kemudian aku merasakan sepasang tangan membekap hidung dan mulutku dengan sapu tangan yang aku yakin telah di campur obat bius karena setelah meronta sia-sia beberapa menit, semuanya menjadi gelap.

*

"No man, right now."

"Oh, now i hate you. I did this for you, come on."

Aku hampir sadar sepenuhnya saat samar-samar aku mendengar suara yang lumayan familiar di sebelahku. Meskipun aku belum membuka mata, aku tau benar bahwa aku duduk di semacam sofa tapi tidak bisa di bilang sofa juga. Lebih mirip seperti.. di mobil?

Perlahan aku memaksakan mataku untuk membuka. Aku mengerjap perlahan dan mendengus keras begitu melihat pria yang menyeringai lebar duduk di kursi pengemudi tepat di sebelahku.

"Long time no see, Ms. Seyfried." seringai lebar itu tak terlepas dari wajahnya membuatku dongkol setengah mati.

Aku melipat kedua tangan di depan dada seraya memutar mata, "In the name of Hades, Louis William Tomlinson why the hell you kidnap me?"

Louis tertawa kecil sebelum menatapku, "First of all, young lady, i dont kidnap you at all-"

"Oh, yes you do. Kau bahkan menggunakan obat bius." Potongku tak sabar.

Louis kembali tertawa. Kali ini tawanya benar-benar lebar, "Lihat ke sekelilingmu, Haz. Kau pikir dimana kita sekarang? Oh, dan satu lagi ya, menculik seseorang benar-benar bukan gayaku."

Peter Pan [h.s//l.p]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang