Aira

33 0 0
                                    

********


Airin duduk di balkon rumahnya sambil menghirup udara segar yang selama ini ia rindukan

Aira menghampiri adik nya sambil membawa secangkir teh hangat

"Rin fitting baju kebaya yuk buat resepsi"

"Mbak belum fitting baju? ya ampun nikah nya kan bentar lagi harusnya udah siap mbak" oceh airin gemas dengan Aira

"bukan buat mbak tapi buat kamu, cuman kamu yang belum di ukur"

"emangnya kamu mau pake baju yang kegedean atau kekecilan? " tambah aira sambil terkekeh

"oh gitu yaudah deh, jam berapa mbak?"

"jam 11 an rin ajakin arial juga sekalian dia fitting baju" ujar Aira tenang

"lah ko Ariak mbak? "

"kita kekurangan satu pager bagus, kalau engga arial cari siapa ke temen cowok kamu"

"sodara dari bapak emang gaada? "

"Mereka udah pada punya istri sama anak Airin. Cucu Nenek dari bapak yang belum nikah cuman kamu sama mbak doang"

"oh iya bener" ujar airin sambil terkekeh mengingat mereka yang paling muda

"Dari ibu? " celetuk airin refleks membuat Aira terdiam air muka aira berubah sedih ada segurat kekecewaan disana

"Mereka udah ada di daftar tamu" ujar aira tenang

"Nanti di pelaminan ibu sama bapak duduk berdampingan dong mbak? " airin nampak ragu bertanya seperti itu tapi ia penasaran

"nggak lah nanti bapak di temenin sama bude aja rin" Airin tersenyum senang mendengar jawaban Aira, namun di raut wajah Aira terdapat segurat rasa kekecewaan yang mendalam

"Mbak gamau bikin Bapak keinget sama kejadian masa lalu nya" tambah aira dengan nada sedih

Aira memejamkan matanya dan menangis airim memeluk aira mengusap lembut kepala aira, airin mengerti aira pasti terluka mengingat semuanya

"udah mbak jangan nangis dong masa mau merit malah nangis " tutur airin sambil berusaha menenangkan Air

Aira melepaskan pelukan airin sambil mengusap airmata nya

"gih telfon arial dia mau apa engga, kalau dia gamau nanti mbak cari temen mbak" ucap aira sambil berusaha menyembunyikan kesedihannya

Airin mengangguk dan mulai menghubungi Arial

"paan rin? " ujar suara di ujung sana

"yal lo tau kan mbak aira mau nikah?"

"iya tau dan cuman nyokap sama mbak gue yang di undang fix gue musuhan sama mbak aira bilangin sama mbak aira padahal gue mau ngado ranjang bayi yang harga nya mwahal banget" oceh arial kesal

airin tersenyum geli mendengarkan ocehan arial

"dan ngga jadi ngado nya karena di undangannya cuman tertulis Dian dan keluarga terus satu nya lagi nama nyokap gue dan kelurga cih mana undangan buat gue " arial mengoceh panjang lebar airin terkekeh geli mendengarnya

"yal kan ada disitu dan keluarga di tulisnya juga berarti lo juga di undang bego" ujar airin sambil terkekeh geli

"ya seengaknya dong gue juga dapet undangan personal gue gaterima gue gaakan dateng pokonya bilangin ke mbak aira gue sakit hati" saat Arial mengoceh airin me loud speaker kan ponsel nya hingga Aira bisa mendengar dan tersenyum geli

BelieveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang