16 - I FOR YOU [End]

Începe de la început
                                    

Alih-alih senang, Kiba merasa khawatir. "Senpai tidak apa-apa dengan ini?"

"Awalnya aku ragu Kiba. Aku tidak mau merasa bahagia sendiri. Nyaman sendiri. Tapi, setelah aku pikir-pikir, aku yakin ini yang terbaik buatku dan Naruto." Shikamaru menatap Kiba. "Juga buat kita."

Selama beberapa saat, Kiba hanya menatap Shikamaru, mencari kebenaran melalui matanya. Kiba ingin percaya, namun kata-kata Shikamaru terlalu sulit untuk dipercaya. Shikamaru sendiri merasa inilah hal yang paling benar untuk dilakukan. Satu-satunya orang yang muncul di kepalanya saat Naruto melepaskannya adalah anak Laki-laki didepannya ini.

"Kau boleh percaya padaku sekarang." Shikamaru tersenyum, tangannya terangkat untuk membelai kepala Kiba lembut. "I'm all yours."

Alih-alih bahagia, Kiba malah mendengus, geli mendengar kata-kata gombal itu. Setelah semua yang terjadi, akhir yang indah seperti ini begitu tak terduga. Kiba mencoba untuk tidak mencubit pipinya sendiri di depan Shikamaru.

Mendadak, Kiba teringat sesuatu.

"Senpai bilang, Naruto Senpai pindah ke Amerika?" tanya Kiba, membuat Shikamaru mengangguk. "Naru senpai sudah pindah?"

Shikamaru tahu arah pembicaraan ini. "Sudah tadi pagi."

Senyum bahagia di wajah Shikamaru dan Kiba perlahan memudar. Mereka saling tatap, tahu bahwa mereka tidak bisa sepenuhnya merasakan kebahagiaan walaupun ingin. Mereka tidak bisa membaginya pada dua orang yang mereka sayangi.

Karena tidak seperti mereka, dua orang itu tidak memiliki akhir yang indah.

** Mrs Tara Fujitatsu **

Sasuke melangkah mantap menuju kamar Naruto. Setelah semua ujian selesai, ia ingin membaginya dengan anak itu. Kiba benar. Walaupun Naruto tak mengingat dirinya yang dulu, setidaknya ia bisa bertemu dengannya sebagai seorang teman.

Hati Sasuke terasa sakit setiap mengingat kenyataan bahwa sekarang ia sebatas 'teman sekelas'. Namun, Sasuke bertekad untuk membiarkan Naruto melupakannya, supaya semuanya lebih mudah untuk anak Laki-laki itu jalani. Ia tak harus mengingat perpisahan dan kata-kata menyakitkan yang pernah Sasuke keluarkan.

Langkah Sasuke terhenti saat ia sampai di depan pintu kamar Naruto. Tangan dan kakinya terasa dingin, jantungnya pun berdebar keras. Sudah terlalu lama ia tidak melihat anak Laki-laki itu. Rasa rindu terlalu membuncah hingga menyesakkan dadanya.

"Mencari siapa..?"

Tangan Sasuke yang sudah terangkat untuk meraih kenop pintu segera turun. Sasuke menoleh, lalu mendapati seorang perawat di sampingnya.

"Naruto, Suster."

"Ah, Naruto-kun sudah pulang dari beberapa hari lalu," kata perawat itu, membuat Sasuke mengangguk-angguk, baru tahu. "Dia sudah selesai terapi. Sudah sehat lagi. Ingatannya pun sudah pulih."

Jantung Sasuke terasa mencelos. "A-apa, Sus? Ingatannya sudah kembali?"

Perawat itu mengangguk. "Sehari setelah ia sadar, ingatannya langsung kembali."

"Sehari...?" Sasuke bergumam, berusaha mengingat pertemuan terakhirnya dengan Naruto. Namun sekeras apa pun ia berusaha meyakinkan diri, hari di mana ia hanya berdua dengan Naruto adalah hari kedua setelah ia sadar. "Jadi..."

"Saya dengar dia sudah berangkat ke Amerika," kata perawat itu lagi. "Naruto-kun bersama kedua orangtuanya pindah ke sana. Katanya akan melanjutkan sekolah disana."

Sasuke tidak bisa berkata apa-apa lagi. Setiap kata yang keluar dari mulut perawat itu seperti menamparnya keras-keras. Ia bahkan tidak tahu harus lebih terkejut dengan kenyataan yang mana Naruto berpura-pura lupa atau meninggalkannya ke Amerika.

I For You (Sasunaru Version)Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum