3 - Started

7.1K 643 25
                                    


Naruto menatap kecambah sepanjang sepuluh sentimeter yang bermunculan pada pot yang terpapar matahari. Ini hari keempat, dan kecambah-kecambah itu tumbuh dengan baik. Naruto benar-benar merasa takjub saat melihatnya, sekaligus terharu. Padahal bukan dia yang menanamnya.

"Ayo, tumbuh lebih tinggi lagi," gumam Naruto penuh harap sambil mengelus sebuah kardus tempat pot satunya lagi berada.

"Kalian juga semangat!! Ayo tumbuh lebih tinggi"

Dari belakang, Shikamaru memperhatikannya dengan seulas senyum. Selama beberapa hari ini, Naruto begitu ceria.

Menanam kacang hijau dan melihatnya tumbuh ternyata benar-benar menjadi pengalaman baru bagi bocah manis itu. Selama ini , ia tidak pernah memperhatikan apa pun saat praktikum dan menyerahkan semuanya kepada Shikamaru, terutama saat membedah katak dan ikan.

"Shika, punya kelompokmu di mana?"

"Di dekat kelas," jawab Shikamaru sambil melempar senyum pada beberapa junior yang lewat.

"Ayo lihat punya kalian"

Mereka sedang berada di taman depan perpustakaan, tempat Sasuke memutuskan untuk meletakkan kedua pot miliknya dan Naruto. Naruto sendiri belum pernah ke sini sebelumnya, jadi ia merasa takjub saat melihat taman milik sekolah yang penuh akan apotek hidup dan beberapa spesies burung.

Naruto menggamit lengan Shikamaru. "Ayo, kita lihat punya kalian"

Shikamaru mengangguk, lalu mulai melangkah bersama Naruto. Baru beberapa meter berjalan, Sasuke muncul dari koridor sebelah. Matanya menatap Shikamaru dan Naruto dengan pandangan tidak suka. Shikamaru sendiri jadi tidak menyukai anak laki-laki itu karena kejadian tempo hari di laboratorium.

Shikamaru tidak suka caranya mengetuk kepala Naruto, seolah mengatai Naruto itu otak udang.

Naruto mungkin tak sadar, namun Shikamaru tak akan pernah memberi tahunya.

Naruto sendiri tampak lebih tertarik pada buku yang dipegang Sasuke.

"Sepuluh sentimeter!" serunya, membuat Shikamaru serta Shikamaru mengernyit secara bersamaan. Naruto menunjuk buku yang dibawa oleh Sasuke.

"Kau mau mengukur tinggi kecambahnyakan Sasuke? Aku barusan melihat, sepuluh sentimeter"

Sasuke menatapnya sangsi. "Hn,Dobe" Ucap Sasuke yang tetap ingin mengukur kembali.

Shikamaru segera menahan Sasuke yang hendak meningalkan mereka berdua

"Kau tidak dengar? Naru sudah menghitungnya. Kenapa harus kau hitung lagi?" Tanya Shikamaru dengan nada tak suka yang sangat kentara

Sambil berdecak, Sasuke melirik Naruto yang tampak bingung

"Dia tidak membawa penggaris. Aku tidak suka dengan perkiraan"

Setelah menepis tangan Shikamaru, Sasuke melanjutkan langkahnya menuju pot kecambahnya. Shikamaru menatapnya sebal, lupa bahwa Naruto ada di sampingnya.

"Kamu tidak apa-apa naru ?" tanya Shikamaru, takut Naruto akan sakit hati karena perkataan Sasuke tadi.

"Tidak apa-apa. Kemarin dia bilang, aku tidak boleh ikut campur. Aku juga yang salah," katanya, tak terlihat sedih ataupun tersinggung

"Kita lihat kecambah kelompokmu saja Shika!"

Shikamaru mengangguk. Terkadang, ia sakit hati dengan sifat Naruto yang begitu lurus dan seperti tak pernah berpikir. Namun, di saat-saat seperti ini, ia bersyukur Naruto memiliki sifat itu. Malah, Shikamaru berharap Naruto tetap seperti ini sampai kapan pun. Karena dengan begitu, semuanya akan tetap terkendali. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

I For You (Sasunaru Version)Where stories live. Discover now