“Aku tidak tau kalau kau suka belanja?” katanya.. Zayn sudah berdiri di situ, Aku melepaskan  mantel dan memberikan pada penjaga toko, sementara Larry berputar lagi untuk memilih hal lain,

“Memang tidak suka, sedang apa kau disini? Bukannya jadwalmu padat ya?” tanyAku, Zayn melihat sekelilingnya dan asal mengambil mantel  terdekat yang dapat ia raih.

“Sama sepertimu, Aku juga sedang mencari mantel, untuk seseorang” katanya Aku hanya mengangguk, Dia terlihat lebih kurus dari yang bisa Aku ingat, dan terlihat sangat lelah,

“Aku ingin mengatakan sesuatu padamu..” katanya, Aku menoleh dan Larry melihatku sambil menggelengkan kepala, Aku melihat Zayn lagi,

“Ku rasa tidak sekarang, Aku masih dalam agenda shooting soalnya.. dan kalau ada yang memberitakan sesuatu dan menyeret namAku sebelum film ini rampung, Aku bisa mati” kataku Zayn Diam, kurasa Dia sedang menimbang, Larry menghampiriku dengan tas belanjaan dan mengeluarkan isinya kemuDian mencabut labelnya dan memakaikan mantel baru itu padAku.

“Zayn malik, benar?” kata Larry, “Manajement kami cukup kesullitan untuk menghapuskan berita tentang kau yang terang-terangan mengatakan perasaanmu pada Leah, “ Aku melihat Larry, wajahku penuh tanya terus terang saja Aku baru tahu hal ini sekarang, Aku melihat Zayn Dia masih melihatku, “Jadi, tolong menjauh dari Leah, tak lama, hanya sebentar, mungkin dua bulan, itu waktu yang sebentar” kata mark Dia melihatku dan menepukku, “Kami tidak akan membiarkan artis kami mendapatkan popularitas dari gosip-gosip yang timbul karena hubungannya denganmu, karena Dia adalah mutiara yang kami miliki, jangan sampai orang mengenalnya karena gossip, kami lebih senang kalau Leah di kenal sebagai aktris berbakat.” Setelah itu Larry menarikku, Aku tidak sempat ngomong apapun, dan Zayn hanya berdiri di situ.. memandangku..

~*~

Zayn P.O.V

“Sudah kubilang Aku mau cari mantel, kau ikut  lou?” tanyaku, kami baru selesai dengan wawancara di sebuah stasiun radio, dan jadwal kosong yang kami dapatkan malam ini memberikan kami kesempatan untuk menikmati malam di kota paris. Dan untuk pertama kalinya Louis menolak untuk menemaniku, akhirnya Niall dan Aku yang berjalan-jalan di pertokoan itu, dan kemungkinannya kecil sekali untuk bisa bertemu dengan Leah, udara dingin yang menusuk tulang, Niall memilih untuk mencari makanan di temani oleh bodyguard lain dan Aku mencari mantel, sebuah toko brand ternama Aku masuk tanpa ragu, dan para bodyguards memilih untuk berdiri di luar toko, seperti biasa, tokonya tak terlalu ramai, memang sambil memikirkan cara supaya Aku bisa melupakan Leah Aku memilih milih mantel yang tergantung dan saat itu juga Aku dengar seseorang menyebutkan namanya, awalnya Aku tidak begitu menanggapi nama itu, namun ketika Aku mendongak Aku melihatnya.. kebetulankah?? Dia sedang berdiri di depan sebuah kaca besar sambil mencoba mantel yang dipilihkan oleh seorang laki-laki yang agak melambai.. sepertinya fashion stylistnya, Diam-Diam Aku mendekatinya, rasanya Aku senang sekali bisa melihatnya setelah sekitar 3 minggu atau mungkin lebih?- tidak melihatnya... Aku berdiri di sisi lain berusaha agar Dia tidak melihat bayanganku di kaca... dan Dia berbalik menoleh ke arahku dengan wajahnya yang.. seperti dalam ingatanku.. polos.. Aku ingin sekali memeluknya, Aku tersenyum sambil berkata

“Aku tidak tau kalau kau suka belanja?” kataku

 “Memang tidak suka, sedang apa kau disini? Bukannya jadwalmu padat ya?” tanyanya, rasanya benar-benar bodoh, Aku begitu saja menghampirinya tanpa memikirkan hal ini.. Dia pasti akan berpikir kalau Aku tukang bohong.. kemudian Aku melihat sekelilingku dan asal mengambil mantel  terdekat yang dapat Aku raih.

“Sama sepertimu, Aku juga sedang mencari mantel, untuk.. seseorang” kataku, Aku tidak mungkin bilang kalau Aku ingin membeli mantel untukku sendiri, Dia hanya mengangguk.

Ku rasa ini saatnya.. ini kesempatanku.. “Aku ingin mengatakan sesuatu padamu..” kataku, seperti biasa Dia tidak melihatku, tapi kemuDian Dia menggelengkan kepalanya dan berkata pelan sekali “Ku rasa tidak sekarang, Aku masih dalam agenda shooting soalnya.. dan kalau ada yang memberitakan sesuatu dan menyeret namaku sebelum film ini rampung, Aku bisa mati” katanya, Aku terdiam, dan Dia masih mengutamakan filmnya.. tapi Aku ingin Dia tahu, Aku ingin menunjukkan pada dunia kalau aku.. menyukainya... Manajernya menghampiri kami dengan tas belanjaan dan berdiri di samping Leah dan memakaikan mantel yang baru saja di beli olehnya setelah itu melihatku dengan galak.

“Zayn malik, benar?” kata nya. “Manajement kami cukup kesulitan untuk menghapuskan berita tentang kau yang terang-terangan mengatakan perasaanmu pada Leah,” katanya, Aku mencoba mengingat kapan Aku mengatakan hal itu.. ah ya tentu saja, malam ketika Aku dan Sandy bertengkar, waktu kami semua tahu tentang kebenaran soal hidupnya Leah, karena itulah kami akhirnya pulang lebih cepat dari liburan kami kurasa papparazi menyimpulkan kalau Aku bertengkar dengan kakaknya karena Aku memang sangat menyukai Leah Aku melihat Leah.. berharap Dia memaafkan Aku, tapi wajahnya masih datar saja, malah terkesan.. Dia seperti tidak tahu sama sekali “Jadi, tolong menjauh dari Leah, tak lama, hanya sebentar, mungkin dua bulan, itu waktu yang sebentar” katanya rasanya Aku...

Aku.. tertohok.. kali ini manajemennya yang melarangku mendekatinya.. astaga.. kenapa banyak sekali halangannya???!!!

“Kami tidak akan membiarkan artis kami mendapatkan popularitas dari gosip-gosip yang timbul karena hubungannya denganmu, karena Dia adalah mutiara yang kami miliki, jangan sampai orang mengenalnya karena gossip, kami lebih senang kalau Leah di kenal sebagai aktris berbakat.” Dia terlihat seperti ingin mengatakan sesuatu tapi Aku masih terlalu shock mendengar kata-kata dari  fashion stylistnya, Aku berbalik, untuk melihat kemana perginya Leah tapi, Dia sudah tidak terlihat, Aku mengejarnya, tapi.. tidak ketemu.. mungkin memang Aku harus menyerah?

Tidak..

Aku tidak akan menyerah..

Tapi dua bulan? Itu waktu yang lama......

Dream A Little Dream : The Journey BeginWo Geschichten leben. Entdecke jetzt