The Truth

798 34 6
                                    

Aku sedang duduk ruang tamu, dan mengintip jendela, ketika mendengar suara langkah kaki dari luar yang mendekat, ternyata Leah baru datang entah darimana,

"Adikmu berdiri mematung tuh di depan pagar" kataku, Sandy sedang memainkan gitarnya,

"Paling-paling dia menimbang apa ini tempatnya menginap atau bukan" kata Sandy santai, aku masih tetap memperhatikannya, dia menoleh ke arah laut, dan berjalan pelan, wajahnya yang diterpa matahari sore membuatnya semakin terlihat manis dan cantik, tapi..

Dia diam begitu sampai di tepi yang dapat dicapai oleh ombak, aku membuka pintu, aku sudah merasa ada yang aneh, jadi aku mengikutinya, lama kelamaan dia berjalan terus kearah laut, setengah badan.. aku berdiri dipinggiran pantai, berharap dia menggerakkan tangannya, mungkin dia sedang bermain air...

Sebahu..

Dia sama sekali tidak menggerakan tangannya, dan setelah sadar ada yang tidak beres aku segera membuka kaosku dan mengabaikan ketakutanku akan air, Aku segera mengejarnya dan menariknya ke pinggir pantai dan membawanya pulang, aku memberinya nafas buatan, air matanya keluar, dan aku berusaha untuk memanggilnya, mencoba menyadarkannya, Niall sudah panik dan hampir menangis, begitu juga Harry, Liam terdiam di depanku membantuku untuk menyadarkan Leah, dan Sandy mengambilkan handuk, dan Louis mencoba menenangkan Harry dan Niall..

Entah panggilanku yang keberapa.. akhirnya Leah terbangun juga, dia terlihat kaget.. dan sedih, tanpa pikir panjang aku langsung memeluknya, dan menciumi pipinya, tak peduli kalau Sandy ada disitu juga...

"What.. happen?" tanyanya kebingungan

"Change your clothes" kata Sandy suaranya terdengar.. datar, kurasa dia juga panik, dan melihatku tajam, Liam membantunya untuk berdiri, aku hendak mengikutinya ketika Sandy memanggil namaku.

"Zayn, can we talk for a minutes?"

"Umm, yeah sure" kataku, dan dia mengajakku ke ruang makan, dia duduk di ujung lain meja makan

"Have a seat Zayn" katanya mendorong bangku di sebelahnya isyarat untukku duduk di sana, aku mengigit bibir bawahku, aku belum pernah melihat seorang Sandy dengan wajah yang.. datar seperti ini... aku duduk di kursi itu, dan menunggunya memulai pembicaraan, aku sudah siap kalau dia mau memarahiku.

"Thank's for saving my sister life" katanya, aku mengangguk, " But, that, doesn't mean.. You can have her." Kata Sandy aku melihatnya, yeah kalau aku jadi Sandy, aku pun tidak akan membiarkan adikku yang polos seperti Leah untuk dekat dengan player sepertiku..

"But I..."

"but what? I've seen you with a bunch of girls Zayn, this one is my little sister, the only sibling i have left! I won't give her to you, I knew who you are! Remember that Zayn!" kata Sandy, suaranya rendah tapi mengancam.. wait.. left? Apa maksudnya dengan tersisa?? Tapi.. Aku.. Aku menyukai Leah.. Tidak.. Aku jatuh cinta pada Leah, dan tadi ketika dia terlalu banyak menelan air laut dan hampir tenggelam benar-benar membuatku takut...

"But i love her" akhirnya aku mengatakannya

"Do you?" tanya nya lagi, "Look, I trust you to watch over her, tapi bukan untuk menjodohkan kalian berdua. Tidak. Tolong Zayn, sekali ini.. Dia adikku satu satunya yang tersisa dan Aku tidak ingin melihatnya terluka hanya karena cinta"

"Tapi kau membiarkan dia dekat dengan Greyson" aku mencoba mencari alasan supaya aku bisa terus dekat dengan Leah, tapi aku sangat buruk dalam hal itu,

"Greyson is different case, dia anak yang baik, dan aku mempercayai dia karena dia menganggap Leah sebagai adiknya, bukan sebagai orang yang harus didapatkan olehnya" kata Sandy, well, honestly the words is too cruel for me..

Dream A Little Dream : The Journey BeginTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang