The Script

899 33 1
                                    

Dua hari berlalu setelah kejadian di karaoke itu, sebisa mungkin aku menghindari Zayn, tapi aku tahu dia berulangkali mencoba mendekatiku, aku tidak mau membuat siapapun sakit hati, apalagi diagnosa Dr. Chance bilang ada kemungkinan Zayn menyukaiku, sementara aku menyukai Al. tepat setelah acara makan malam dengan Chance selesai, Lisa sempat bilang kalau satu hari sebelumnya, Chance bertengkar hebat dengan Ariana lewat telpon, dan kata Lisa, Chance sudah mengakhiri hubungannya dengan Ariana, agak kaget sih mendengar berita ini, soalnya untuk pertama kalinya Chance sama sekali tidak cerita soal kehidupannya padaku, aku merasa agak bersalah juga tidak ada di sampingnya waktu dia benar-benar membutuhkan aku untuk mendengarkan ceritanya. Well, setelah itu Lisa mengantarku pulang, pagi ini, aku bersiap-siap mempersiapkan karantinaku yang akan berjalan selama tiga bulan. Aku kesekolah menggunakan sepedahku, seperti biasa dan membawa pakaian seadanya saja, setelah memarkirkan sepedahku dan membetulkan beannie kacamata dan pakaianku, aku berjalan menuju ruang kepala sekolah, tapi rasanya sekolah terlihat lebih ramai daripada biasanya, entahlah..

Sampai di depan ruangan Mr. Robin, para pemain pun ternyata sudah berkumpul, Mataku langsung tertuju pada Al yang sudah Tersenyum lebar memperlihatkan gigi putihnya yang rapih, dan matanya yang berbinar, dan saat itu juga aku merasa lebih gugup 4 kali lipat daripada biasanya dan aku rasa pipiku juga memerah, aku mengangguk dan membalas senyumnya, setelah itu kami semua di bawa ke aula besar, dan  well, aku.. benar-benar merasa bodoh karena :

1.       Al sebenarnya adalah seorang Aktor besar yang sudah di kenal oleh banyak orang

2.       Victoria atau vicky dari kelas seni musik adalah seorang Aktris.

3.       Dan tak ada yang memberi tahuku kenapa begitu banyak pers dan kamera di ruangan ini

Dan yang paling menyakitkan hati, aku akhirnya ingat dimana aku melihat Al, dia bermain satu film dengan Kate, menjadi anaknya Kate, aku menyadarinya karena nama Al yang tertulis dimeja adalah FREDDIE HIGHMORE. Dia juga anak terpintar yang mendapatkan nilai yang sempurna tahun lalu dari kelas sebelah! (kalau aku bisa masuk kedalam tanah saat ini juga aku mau). Aku mengumpat pada diriku sendiri, berusaha untuk tidak berlari keluar aula, dan berusaha untuk tidak melakukan hal yang bodoh. Aku duduk di sampingnya, menahan rasa maluku. Kalau di ingat-ingat aku memang tak pernah bertanya siapa nama panjang Al, itu karena aku memang tidak peduli, dan sekarang setelah tahu nama Al, aku makin tak bisa mengendalikan degup jantungku. Kurasa Al menyadari kalau aku tegang dan menahan nafasku lagi.

“Hey tenangkan dirimu” katanya mengguncang pundakku, aku menoleh padanya,  ya, dia anak dalam film itu, ‘Finding Neverland’  “Nafas!” katanya. Aku tersadar, aku mengambil nafas terlalu cepat, hingga tersedak. Mr. Robin disebelahku menyadari itu, dia langsung memberikan minum untukku.

“Aku oke...” dan terbatuk.

“Se, sedikit peringatan tentang pers tak akan membuatku segugup ini” bisikku pada Mr. Robin dia malah tersenyum dan mengerlingkan matanya. Real live here we go!

“Selamat siang dan selamat datang Di Maryland Academy, Art, entertainment, and education School, kami sekolah yang mengharuskan setiap muridnya memiliki bakat yang luar biasa, dan dapat kami bina dengan bangga memperkenalkan anak-anak terpilih yang akan memerankan showcase perdana tahun ini, yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya adalah, kali ini, pemeran utama akan dikarantina selama 3 bulan untuk mendapatkan akting terbaik yang akan terasa nyata, metode ini..” penjelasan Kepala sekolah Maryland terdengar jauh dari telingaku, aku pernah membacanya di salah satu buku di perpustakaan buku mengenai akting yang diciptakan oleh Mayuko Chigusa,(topeng kaca) aktris jepang yang sangat berbakat, yang sangat legendaris, namun dia harus mundur dari dunia aktris karena kecelakaan panggung yang menimpanya.

Karantina ini menjauhkanku dari kehidupan normal, dimana aku harus mempelajari karakterku dan menghidupkan karakterku. Aku bahkan tak tahu karakter apa yang akan aku mainkan. Blitz terus berkerlap-kerlip dihadapanku. Membuatku bingung, aku melihat ke teman-temanku yang mendapatkan peran, mereka terlihat bersemangat dan santai, tapi aku merasa aku tak cocok duduk disini. Senggolan dari Mr. Robin membuatku kembali terfokus pada ucapan kepala sekolah.

“maaf”

“Showcase kali ini akan menampilkan ‘Magic Doll’ sebuah Drama Misteri dimana tokoh utama wanita dalam cerita ini adalah sebuah boneka, yang dapat hidup karena sebuah sihir yang dapat membuatnya hidup, cerita ini berdasarkan kisah pinokio, namun akan sangat berbeda dari pinokio. Dimana, Jean adalah boneka yang dapat hidup karena sihir jahat, tanpa ada yang tahu darimana dan siapa yang membuatnya jadi hidup, seorang gadis membelinya agar jean menjadi temannya, Well, saya tidak mungkin menceritakan jalan ceritanyakan?”

Suara penjelasan dari kepala sekolah lewat begitu saja dari telingaku, kurasa beberapa orang tertawa entahlah, aku terlalu gugup.

“mari saya perkenalkan para pemerannya” kata kate winslet. “Mark Saneda sebagai pencipta boneka jean” Mark memiliki rambut cokelat kemerahan, matanya juga berwarna cokelat, kurasa itu yang membuatnya terpilih, tingginya di atasku, mungkin sekitar 175 cm.

“Pembantu utama dalam kisah ini adalah Kate winslet,” aku menahan keinginanku untuk berteriak dan berjingkrak, “gadis yang membeli boneka itu adalah Jennifer yang akan di perankan oleh Victoria Justice” aku melihat Vicky wajahnya terlihat sangat,, bahagia? “dan untuk pemeran kekasih Jennifer akan di peranan oleh Freddie Highmore” tepukan tiba-tiba terdengar dari bangku penonton kurasa mereka semua datang untuknya. “Dan pemeran Boneka adalah Azalea Amaya” aku berdiri hampir menumpahkan gelasku, aku menghormat kaku. (A.N : ala-ala jepang) blitz berseliweran dimataku, yang dapat kudengar hanya bisik-bisik, kurasa mereka tak suka padaku, tapi tak lama terdengar suara tepuk tangan juga untukku, aku kembali duduk.

Pembagian naskah pun di bagikan.

Aku tak menyentuhnya, aku takut membukanya, aku takut tak bisa memerankannya, mataku mulai terasa panas, tapi aku menahannya, aku tak mau terlihat lemah. Dan ini akan menjadi peran yang sangat sulit untukku. aku? Boneka?.. bagaimana caranya????!

...

Akhirnya setelah hanya kami para pemeran yang di kumpulkan masih di aula, kami diminta untuk memperkenalkan diri kami lagi sekali lagi masing-masing,  ketika tiba giliranku, Kate winslet memanggilku untuk maju ke depan, aku tak menyentuh naskahku, aku takut sekali untuk melihat naskah itu. ini pertama kalinya aku ingin mundur... tapi nggak aku harus bertahan.

“kau terlihat tegang, apa kau ingin mengundurkan diri dari pementasan ini?” tanya Kate Winslet, dia terlihat tenang, aku melihat berkeliling, semuanya menunggu aku untuk menjawab.

“kau tak berpikir untuk mundurkan?” suara Mr. Robin terdengar dari belakangku

“tidak, aku siap” kataku jujur saja itu nada suara paling ragu  yang pernah aku keluarkan.

“tidak, kau tidak siap!” kata Mr. Robin tegas. Hah? Mr. Robin.. latihankan belum dimulai T_T

“well, ku rasa kalian semua telah membawa apa saja yang dibutuhkan selama karantina kan?” kata kate winslet, kami semua menjawab serentak “ya”,

“sekarang semua kecuali Amaya, silahkan mengikuti mr Robin untuk ke mobil van yang akan membawa kalian ke tempat karantina,” kata kate, aku melihat berkeliling lagi, dan mereka semua pun pergi meninggalkan aku dengan kate berdua di aula ini.

Dream A Little Dream : The Journey BeginTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang