Comfort

14.9K 800 21
                                    

Ku tatap penuh kerinduan pada selembar foto yang kuselipkan diantara buku-buku novel yang telah ku baca. Aku menemukan foto ini didepan pintu apartementku di keesokan paginya setelah shawn dipaksa keluar oleh beberapa security saat itu. Senyumnya seperti cahaya terang dalam hidupku yang selalu kelam, tawanya yang lepas dan apa adanya telah meramaikan duniaku yang sepi. Di foto ini jelas terlihat perbedaan raut wajahku dan shawn, bahagia jelas terlihat jelas di wajah tampan shawn, sementara aku dengan aura kegelapanku. Apa yang harus kulakukan shawn? Aku mohon beritahu aku!!! Bila anak ini adalah anak hasil hubunganku denganmu, mungkin aku tidak akan sepusing ini, kita pasti akan menyambutnya dengan tangan terbuka. Harapan sesaat saja menghinggapi diriku saat jack memberitahuku shawn masih hidup namun sebelum aku tahu keberadaan shawn, ken telah mengeksekusi jack terlebih dahulu. Bukannya berarti jack tidak bisa memberitahuku melalui tulisan setelah ken memotong lidahnya, namun aku terlalu takut bila harus membiarkan nyawa jack sekali lagi dalam bahaya. Ken tidak pernah main-main terhadap ucapannya, hal sekecil apapun yang sukses membuatnya kesal akan berakhir tragis ditangannya.

Pagi ini aku berniat ke rumah sakit untuk memastikan kehamilanku, semalaman aku terus berpikir dan mencoba tenang terhadap kemungkinan bagiku untuk mengandung anak ken, frederick seorang dokter, kecil kemungkinannya untuk salah, lalu bagaimana dengan ken, dia pasti akan membersihkan rahimku sekali lagi. Kalau boleh jujur, aku tidak mengharapkan adanya seorang anak diantara kami, mengurus ken saja membuatku lelah, ditambah lagi bila harus direpotkan oleh seorang anak, membayangkannya saja membuatku bergidik ngeri.
"Usia kandungan ibu sudah 3 minggu, jaga kesehatan ya, apa ibu mengalami morning sickness?" tanya dokter Nato lembut
"Ya, hanya pusing dan mual" jawabku singkat
"Baiklah, berikut saya berikan vitamin agar ibu dan si janin sehat" ucap dokter Nato dengan tersenyum
"Terima kasih dokter" jawabku lalu meninggalkan ruangan praktek dokter nato

**********
"Ken, ada yang ingin ku bicarakan denganmu" ucapku hati-hati
"Kebetulan sekali, ada yang ingin kukatakan juga" ucap ken yang masih berkutat dengan dokument
"Aku..." ucapanku terhenti
"Tanda tangani ini ay, 3 bulan lagi aku akan menikahi maryline, si brengsek Carmbridge itu ingin melihat surat perceraian kita sebelum aku menikahi putrinya, setelah tujuanku tercapai, ingatkan aku untuk membunuh si bodoh Carmbridge" ucap ken santai
"Apa???" tanyaku terkejut
"Astaga ay, apa perlu aku mengulanginya lagi? Kau cukup tanda tangani ini lalu kembali ke pulau milikmu untuk sementara, setelah keadaan membaik aku akan menyuruh orang menjemputmu" ucap ken tegas
"Baiklah" jawabku patuh lalu menandatangani surat perceraian kami
"Ehmm...ken, aku hamil" ucapku dengan takut dan mata terpejam
"Oh...benarkah? Berapa usianya?" tanya ken sambil memandangku tajam
"Baru 3 minggu, maafkan aku ken, sekali ini biarkan aku melahirkannya, aku tidak akan menuntut apapun darimu" ucapku memohon belas kasihan ken
"Kau memang harus melahirkannya" ucap ken dengan sorotan matanya yang tajam
"A-apaa???" tanyaku terkejut
"Pewaris tahtaku, kau yang harus melahirkannya!!!" ucap ken tegas
"Tapi biasanya kau akan...ah..tapi kan kita sudah bercerai" tanyaku bingung
"Kau pikir aku benar-benar menceraikanmu??!! itu hanya surat cerai palsu ay, aku tidak akan pernah melepaskanmu, apalagi saat ini kau sedang mengandung anakku..." ucap ken lagi
"Ken....." panggilku lirih
"Sebenarnya Papa ingin aku menghancurkan Carmbridge, bukankah akan lebih mudah membunuh dibandingkan harus menikahi puterinya, namun kerajaan bisnis Carmbridge sama kuatnya dengan Raad, kalau aku gegabah, Group Raad dan statusmu dikeluargaku yang akan jadi taruhannya" ucap ken sambil menerawang
"Statusku? Di keluargamu?" tanyaku heran
"Keluarga besarku belum bisa menerima pernikahan kita ay, mereka berjanji tidak akan mempermasalahkan statusmu lagi dengan syarat aku berhasil menghancurkan Carmbridge" ucap ken diiringi hembusan nafasnya
"Ken kau tidak perlu melakukan itu, terlalu beresiko, Group Raad yang paling penting ken, aku tidak masalah bila kita berpisah" ucapku berusaha menghentikan kegilaan ken
"Kau tidak masalah ay, tapi aku yang akan bermasalah bila kita berpisah, dari sekian banyak wanitaku, bahkan mantan istriku, rossaly, kau satu-satunya wanita yang tidak pernah menentangku apalagi menuntutku untuk mewujudkan keinginanmu, aku sangat nyaman denganmu ay, hanya denganmu aku bisa memperlihatkan sosok asliku tanpa kau pernah merasa takut pada monster jahat sepertiku, saat kau bilang sedang hamil, aku bahagia ay, setidaknya dengan adanya anak diantara kita membuatmu berpikir berkali-kali untuk meninggalkan aku, mungkin juga anak itu dapat menghilangkan sosok mengerikan dalam diriku" ucap ken penuh harapan
"Ken, maafkan aku, aku tidak bermaksud meninggalkanmu, aku hanya tidak ingin menyulitkanmu karena keberadaanku dan anak kita, aku janji akan selalu berada disampingmu apapun yang terjadi, semoga rencanamu berhasil ken, aku percaya padamu" ucapku menyemangati ken

Sembilan tahun aku mengenal ken, ini pertama kalinya ken memperlihatkan sosok lemah dalam dirinya, maafkan aku ken, perasaanku tak seperti dulu, namun aku akan telah berjanji padamu, apapun yang terjadi aku akan selalu bersamamu.

AIKKOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang