No Choice

18.3K 886 18
                                    

"Koko, makan lebih banyak lagi, aku tidak suka wanita yang kurus, aku suka wanita yang berisi apalagi di bagian-bagian tertentu" ucap shawn nakal sambil memindahkan lauk lebih banyak lagi ke piringku
"Hentikan shawn, aku sudah kenyang, kau ingin melihatku mati kekenyangan" ucapku kesal
"Kau tidak akan sampai mati hanya karena kekenyangan koko sayang, moms pasti memarahiku karena membiarkan calon istriku kurus kering" bantah shawn

Laki-laki di hadapanku saat ini sukses membuat wajahku seperti buah tomat, memerah karena ucapanya yang mengatakan aku calon istrinya. Tidak sekalipun aku berpikir tentang menikah, ucapannya mengingatkanku akan impian sederhanaku dulu, jatuh cinta, menikah, memiliki 3 orang anak, rumah yang sederhana dan kebahagiaan yang selalu menyertai hidup keluarga kecilku. Sejak bertemu dengan ken, semuanya berubah, hatiku, hidupku dan impianku. Aku seperti tubuh tanpa jiwa, logika yang dominan tanpa hati, menjalani hidup hanya karena aku masih bernafas. Shawn, pria yang baru 3 hari kutemui, hanya karena pernah bercinta dengannya membuat dia berpikir bahwa aku miliknya. Naif, berpikir dengan cara yang mudah, merasa bahagia seakan hidup memang untuk dinikmati. Awalnya aku tidak mengerti dengan cara hidupnya, tetapi dia tidak pernah memintaku memahami dirinya, dia membiarkan aku merasakan sendiri kebahagiaan sederhana yang dia rasakan.

********
"Aku tidak pernah melarangmu, tapi kau harus tahu batasanmu" ucap ken saat aku memasuki ruanganku
"Maaf pak, saya baru kembali makan siang" ucapku sopan
"Ya, aku tahu ay, kau tersenyum manis tadi" terang ken
"Maksudnya..." tanyaku bingung
"Malam ini aku akan bermalam di tempatmu, sepertinya aku harus mengingatkanmu kembali jenis hubungan kita" ucap ken yang bangkit dari kursiku dan pergi keluar dari ruanganku.

Jika saja aku adalah gadis 9 tahun yang lalu, aku pasti sangat bahagia saat ken mengatakan akan bermalam ditempatku. Kata-kata itu kini tidak memberikan dampak apapun padaku, tapi apa yang akan dilakukan ken padaku pasti berdampak besar mulai malam ini. Aku sendiri tidak tahu sejak kapan cintaku pada ken hilang tanpa bekas, bagiku hubungan kami profesionalism, no heart, just mission. Untuk pertama kalinya hatiku menolak keras untuk menghabiskan malam bersama ken, membayangkan bercinta dengan ken saja membuatku jijik pada diriku sendiri. Betapa murahannya diriku, bercinta dengan pria yang berbeda, tidak bisakah aku melewatkan malam ini, aku mohon tolong aku.

*********
"Aku membeli sebuah pulau untukmu, seorang teman membutuhkan banyak uang, jadi aku membelikannya untukmu" ucap ken sambil menikmati sampagne nya
"Kenapa harus repot-repot? Apartement ini saja sudah cukup untukku, aku memang tidak terlalu suka keramaian bukan berarti kau harus memberikan sebuah pulau untukku" tolakku halus
"Aku mulai berpikir tentang hubungan kita, sudah terlalu lama kita bersama tanpa satu orangpun yang mengetahuinya" ucap ken menerawang
"Mungkin beberapa orang mengetahuinya, hanya saja mereka menghindari memiliki masalah denganmu" ucapku
"Apa kau pernah berpikir menikah denganku dan memiliki anak?" tanya ken santai
"Tidak" jawabku singkat
"Kenapa? Bukankah itu impian setiap wanita?" tanya ken antusias
"Jika kita saling mencintai, mungkin saja menikah denganmu dan memiliki anak adalah impianku, tapi sejak awal kita bersama tidak pernah ada cinta, hanya kebutuhan" ucapku menatap lurus ke arah tv yang tidak ku tonton sejak tadi
"Begitukah? Bagaimana bila aku menikahimu dan menginginkan adanya anak diantara kita?" tanya ken sambil menatapku tajam
"Apakah itu sebuah keharusan? Kau sudah memiliki rossaly, aku rasa tidak ada gunanya bagimu bila kita menikah" jawabku santai
"Aku hanya tidak suka seseorang mengganggu apalagi merebut milikku, aku kesal saat anak buahku memberikan fotomu yang sedang tersenyum saat bersamanya" ucap ken sambil menatap gelas yang ada ditangannya
"Aku masih percaya pernikahan itu sesuatu yang sakral, terlalu kekanak-kanakkan bila kau menikahiku hanya karena tidak menyukai seseorang yang mengusikmu" ucapku dengan memandang ken
"Itu salah satu dari sekian banyak alasanku, sudah saatnya kau pensiun dan mulai melakukan pekerjaan lain misalnya menjadi ibu rumah tangga" ucap ken lagi membalas tatapanku
"Aku belum berpikir untuk menikah ken, aku tidak yakin bisa menjadi ibu rumah tangga yang baik" bantahku lagi
"Ay, aku tidak pernah memberikan pilihan pada siapapun, mengingat pengabdianmu selama ini aku masih memberimu pilihan, menjadi istriku atau melihat kematian laki-laki itu" tegas ken
"Ken, sejak kapan hal ini menjadi perhatianmu? Tetaplah seperti biasanya, jangan hiraukan aku ataupun dia, dia bahkan tidak tahu tentangmu, dia tidak melakukan kesalahan apapun padamu, kenapa harus mempertaruhkan nyawanya?" ucapku dengan nada meninggi
"Kau tidak pernah menentang perintahku, kau tidak pernah memperlihatkan senyum dan tawamu pada orang lain, kau tidak pernah bercinta dengan pria lain selain diriku, kau tidak pernah membuatku takut kehilanganmu sebelumnya, wajar saja bila saat ini aku ingin membunuh siapapun yang membuatmu berubah, karena aku tidak akan membiarkan siapapun mengambil sesuatu yang sudah menjadi milikku" bentak ken tepat didepan wajahku.

AIKKOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang