Paranoid

15K 790 14
                                    

"Ay...Ay!!!!" teriaku kesal saat terjaga dari tidurku dan sialnya harus kesal sepagi ini karena tidak menemukan istriku

Ku buka pintu kamar mandi dikamarku, dia tidak ada, apa mungkin sepagi ini dia sudah mengunjungi si sialan jack. Harga diriku benar-benar terluka karenanya, istriku lebih memperhatikan bocah tidak berguna itu dari pada aku suaminya.

"Ken, ada apa?? Kenapa berteriak-teriak sepagi ini?" ucap aikko yang tampak terburu-buru masuk ke kamar
"Darimana kau?" tanyaku ketus
"Aku tadi sedang membuatkan sup untukmu didapur, ada apa ken? Apa kau butuh sesuatu?" tanyanya cemas
"Lain kali jika kau pergi kemanapun kau harus memberitahukannya padaku ay" ucapku kesal
"Ken, kau sedang tidur, tidak mungkin aku membangunkanmu hanya untuk memberitahumu bahwa aku akan memasak" jawabnya dengan heran
"Terserahlah, aku hanya minta apapun yang kau lakukan dan kemanapun kau pergi, aku harus tau!!!" bentakku lagi
"Baiklah, maafkan aku" jawabnya lemah lalu berjalan keluar dari kamar
"Mau kemana?" tanyaku lagi
"Mengambilkan sup untukmu" jawabnya lagi
"Baru saja aku mengatakannya padamu, kau sudah melupakannya, katakan padaku semua yang kau lakukan, apalagi saat kau bersamaku, kau tak boleh meninggalkanku sendiri tanpa seizinku, apa kau mengerti Nyonya Aikko Raad??!!!" bentakku kesal
Dan lagi-lagi dia hanya terdiam dan tampak malas mendengarkan ocehanku sepagi ini
"Sekali lagi aku bertanya Nyonya Aikko Raad, apa kau mengerti yang baru saja aku katakan???!!!" bentakku lagi tapi kali ini lebih keras
"Ya, ken, aku mendengarnya, aku mengerti, sudahlah jangan emosi sepagi ini, tidak baik marah-marah, jadi suamiku bolehkah aku ke dapur sekarang? Aku harus menyiapkan sup untukmu agar sisa mabuk mu semalam hilang" tanyaku dengan penekanan
"Pergilah" jawabnya singkat

**********
"Apakah anda baik-baik saja nyonya?" tanya maghdalena begitu melihatku lagi didapur
"Aku baik-baik saja, hanya saja suamiku jadi lebih sensitif akhir-akhir ini" jawabku dengan senyuman
"Supnya sudah saya siapkan nyonya, biar saya meminta freda membawakan kepada tuan..." ucap maghdalena terhenti
"Tidak perlu, tuan sedang tidak enak hati, aku tidak mau freda menjadi bulan-bulanan suamiku, biar aku saja yang mengantarnya" ucapku masih dengan senyuman yang menghiasi wajahku.

***********
"Kau baru selesai mandi?" tanyaku saat melihat ken sedang mengeringkan rambutnya yang basah dengan handuk
"Hmmm..." hanya itu jawaban ken
"Ini sup untukmu, makanlah..." ucapku sambil menyerahkan nampan yang diatasnya ada semangkuk sup
"Bagaimana?" tanyaku lagi setelah melihat ken menyuapkan sesendok sup ke mulutnya
"Lumayan..." jawabnya singkat
"Hanya itu?" tanyaku memastikan
"Memangnya aku harus bilang apa?" ucap ken kali ini disertai tatapan bingungnya padaku
"Ck...kau ini tidak romantis, tidak memuji sup buatanku, padahal aku membuatnya sepenuh hati" ucapku berpura-pura sedih
"Berlebihan, ini hanya sup, apa hebatnya membuat sup? Kau hanya memberinya air dan garam, kenapa aku harus memberikan pujian palsu untukmu" ucapnya kesal
"Sudahlah, setiap perkataanmu tidak pernah manis, hanya bisa beracun" ucapku lalu beranjak dari ranjang hendak keluar meninggalkan kamar namun terhenti.
"Mau kemana kau?" tanya ken kali ini diiringi bantingan sendok supnya ke lantai
"Astaga ken, ada apa denganmu? Kenapa melempar sendoknya? Aku hanya ingin sarapan di ruang makan, kenapa kau harus semarah ini?" tanyaku bingung karena sikap ken
"Kau lupa untuk meminta izinku Mrs. Raad!!!" teriak ken geram
"Tapi ken..." bantahku
"Meskipun kau hanya bergeser 3 langkah, kau harus tetap memberitahuku" perintah ken dengan tatapan matanya yang menyeramkan
"Baiklah, maafkan aku" ucapku mengalah
"Jadi apa boleh aku ke bawah sekarang?" tanyaku meminta izinnya
"Tidak, setelah aku selesai dengan supku, kau baru boleh ke bawah" ucapnya datar.

************
"Aku akan ke dokter dengan pak teo, akhir-akhir ini kepalaku sakit sekali, obat sudah tidak sanggup mengobati sakit kepalaku" ijinku melalui pesan singkat di handphone
"Tidak boleh, aku sudah meminta frederick datang memeriksamu, tetap ditempatmu" balasan chat ken

Paranoid stadium 4, bahkan ke dokter saja tidak boleh, aku semakin bingung dengannya akhir-akhir ini, apa yang membuatnya selalu mengurungku, padahal dulu ken tidak peduli aku ada.

"Sudah berapa lama sakit dikepalamu?" tanya frederick sambil memeriksaku
"Hampir 2 minggu, biasanya hanya dengan obat sakit kepala, aku akan pulih kembali, tapi sekarang obat-obatan itu tidak ada gunanya" ucapku kesal
"Karena memang bukan itu penyebabnya, apa akhir-akhir ini kau mual, muntah atau nafsu makanmu terganggu? Mudah lelah dan sensitif" tanya frederick lagi
"Aku memang mual tapi tidak muntah, yah akhir-akhir ini aku mudah sekali lelah, dan sepupu mu itu sangat menyebalkan 2 minggu ini, selalu mengurungku dirumah" ucapku menjelaskan keluhanku
"Hahaha...tidak biasanya dia seperti itu, sepertinya kau sedang hamil ay, untuk memastikannya sebaiknya kau ke rumah sakit besok, atau kau cek pakai testpack dulu, jika positif aku akan merekomendasikan dokter kandungan yang terbaik untukmu" ucap frederick sambil merapikan peralatan dokternya
"A-apa???" tanyaku membeku
"Oh...ya, berhenti mengkonsumsi obat sakit kepalamu karena kau tidak sakit hanya sedang mengalami gejala awal kehamilan" ucap frederick santai
"Baiklah, aku pamit dulu, jangan lupa cek kehamilanmu ay, jika pemeriksaanku benar, selamat ay, akhirnya kalian dikaruniai buah hati, bye ay" ucap frederick lalu meninggalkanku sendirian dalam keadaan masih sangat terkejut.

Apalagi kali ini? jika memang benar aku hamil, ini sama sekali bukan berita baik untukku dan ken, aku tidak sanggup bila harus melakukannya lagi. Cukup sekali aku melakukan hal bodoh itu, bahkan kejadian itu masih saja menghantuiku meski tidak sesering dulu, aku tidak mau dia hadir hanya untuk dibunuh lagi, dosa itu terus mengejarku kemanapun aku pergi.

AIKKOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang