Smile from Shawn

21.6K 915 6
                                    

"Selamat pagi..." ucap seorang laki-laki yang berbaring disampingku sambil memandangi wajahku yang masih mengantuk
"ehhhmmm..." erangku yang masih mengantuk
Biasanya aku tidak pernah menghabiskan malam bersama pria lain selain ken, dan saat ini aku terbangun di kamar orang lain disertai sambutan hangat selamat pagi darinya. Aku masih sangat mengantuk, tidak peduli berada dikamar siapa saat ini yang pasti aku hanya ingin memejamkan mataku lagi dan tertidur pulas. Ini pertama kalinya aku merasa begitu bahagia saat tertidur, setelah tahun-tahun kelam yang kulalui.
"Tidurlah cantik, aku akan membuat sarapan untuk kita berdua" ucap laki-laki yang tadi tidur disampingku kemudian beranjak pergi meninggalkan ranjang
"Jam berapa sekarang?" tanyaku dengan suara serak yang masih sedikit sadar
"Jam 9 cantik..." jawabnya
"APAAAA???" teriakku spontan lalu bangun dengan sigap dari tidurku yang nyaman
"Kau mau kemana? Jangan terburu-buru..." ucapnya berusaha menenangkanku
"Maafkan aku, siapapun kau, nanti kita bertemu lain waktu, ada pekerjaan penting yang sedang menungguku sekarang" ucapku sambil memakai dressku dengan terburu-buru.

*********
Begitu sampai kantor, aku langsung menuju ruanganku dan seperti dugaanku sebelumnya didalam sana ken sudah menungguku sambil membaca koran pagi ini. Tidak jauh dari meja kerjaku, kulihat jack tersungkur tak berdaya dilantai ruanganku. Dengan cepat aku melangkah menuju Jack dan membantunya bangun lalu mendudukkannya di sofa dalam ruanganku. Bisa kubayangkan apa yang terjadi pada jack barusan, wajahnya dan tubuhnya penuh luka disertai darah yang tidak berhenti mengalir. Dengan tergesa-gesa aku mencari kotak obat untuk mengobati jack, semua ini salahku, seharusnya aku yang menerima hukuman ini bukan jack.
"Kau tidak perlu khawatir padanya, sebentar lagi fidella akan datang dan membawanya ke rumah sakit, yang saat ini perlu kau khawatirkan adalah dirimu sendiri, so...apa yang membuatmu tidak pulang hah??" interogasi ken yang berdiri dari tempat duduknya lalu memutari meja untuk mendekat ke arahku.
"Maaf, aku tidak akan mengulanginya lagi" jawabku singkat
"Hanya itu? Untuk jack yang hampir saja kehilangan nyawanya?" tanya ken mengintimidasiku
"Maaf, ampuni jack, semua salahku, tidak seharusnya aku memaksanya pulang saat kau menugaskannya untuk menjagaku" ucapku sambil tertunduk
"Jadi, kemana kau semalaman??" tanya ken penuh penekanan
"Semalam aku ke club, karena terlalu mabuk seseorang membawaku ke apartementnya, dia kesulitan mencari alamatku" jawabku seperlunya
"Laki-laki?" tanya ken lagi
"Iya" jawabku singkat
"Baiklah, kali ini aku tidak akan mempermasalahkanya lagi, tidak ada lain kali, bersiaplah...kita ada rapat penting sejam lagi" ucap ken lalu pergi keluar dari ruanganku.

*********
"Hai..." ucap laki-laki yang pernah menghabiskan malam bersamaku dengan senyum termanisnya
"Kau? Bagaimana kau tahu tempat tinggalku?" ucapku terkejut
"Mudah saja, saat kau pergi terburu-buru pagi tadi aku mengikutimu" ucapnya riang dan memamerkan sederetan gigi putihnya yang rapih
"Ya Tuhan, kau seperti penguntit" ucapku tanpa ekpresi
"Aku shawn, aku yakin kau tidak tahu namaku kan?" ucapnya lagi sambil tersenyum aneh
"Jangan tersenyum seperti itu, membuatku geli melihatnya" ucapku datar
"Kau ini tidak bisa berekpresi ya? Datar sekali, hei...apa kita hanya akan bicara didepan pintu seperti ini, sangat dingin diluar sini" rengek shawn dengan wajah memelas
"Aku tidak pernah membawa laki-laki masuk ke dalam, sebaiknya kau pulang" usirku kejam
"Setidaknya berikan aku secangkir kopi sebelum pulang, diluar sini sangat dingin, kau tidak kasihan melihatku mati beku?" ucap shawn berpura-pura sedih
"Masuklah, lain kali jangan menggunakan cara yang sama untuk merayuku" ucapku datar
"Tenang saja, aku punya banyak cara membuatmu membukakan pintu untuk pangeran tampan sepertiku" ucap shawn dengan riangnya
"aishhh...dan aku tidak akan lagi mempan dengan tipu daya mu" ucapku sambil melihat ke arah shawn dengan kesal
"Terus terang saja, aku bukan type lelaki yang mudah jatuh cinta, tetapi sejak malam kau memperkosaku, telah kupastikan kau adalah milikku" ucap shawn dengan sombong
"Tidak mungkin aku memperkosamu, jika memang benar seharusnya aku yang mengejar-ngejarmu saat ini, tapi lihatlah dirimu...kau bahkan menguntitku" ucapku tajam
"Aku menguntitmu juga karena kau telah membawa hatiku bersamamu, akkhh..." ucap shawn berpura-pura sakit dan memegang dadanya
"Kau ini aneh..." ucapku sambil tersenyum tanpa ku sadari
"Begitu lebih baik, senyumanmu seperti pelangi setelah hujan, indah dan jarang terlihat, benar-benar moment langka" ucap shawn sambil menggeleng berpura-pura heran
"Apa kau ingin ku tendang keluar dari sini?" tanyaku kembali galak
"Kau ini...aishhh...aku suka saat kau mengerang kenikmatan diatas tubuhku...oh...yes...you make crazy...ouugghh...aakkkkhhh..." tiru shawn
"Kau ingin mati hah?" tanyaku kesal bercampur malu
"Hei...jika aku mati, siapa yang akan menghangatkan ranjangmu koko?" sergah shawn sambil mengerjapkan matanya yang indah
"Dasar makhluk mesum..." teriakku sambil memukulinya dan tertawa
"Akwwhhh...ampun...kau ini bukan wanita ya?" rintih shawn kesakitan
Setelah bertahun-tahun, ini pertama kalinya aku bisa tertawa lepas dan tersenyum. Makhluk aneh di depanku ini sukses membuatku tertawa dengan tingkah konyolnya yang kekanak-kanakan. Shawn Abner, saat dia bersamaku...aku melupakan fakta bahwa ken telah memilikku.

AIKKOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang