4. Problem II

390 24 2
                                    

Ciya Pov

"Awww.... Sakit, lepasss wehh lepas!! Om-om sarap lepassss!!" Tiba-tiba aku ditarik paksa oleh orang gila ini, aduhh aku mau dibawa kemana ini.
Jangan bilang dia mau mutilasi aku gara-gara aku nggak mau tanggung jawab. Ahhh gawat mama tolong Ciyaa....

"Berisik!!!" Apa wahh nih orang minta disate bukanya lepasin malah ngatain aku berisik.
Akupun memberhentikan langkah secara mendadak. Tapi dia melakukan hal diluar dugaanku.

"Aaaahhhk.... Wehh lo gila ya turunin gue nggak!!" tiba-tiba dia gendong aku di pundaknya udah kaya karung beras siap di timbang.
Astaga naga bonar beranak cicak nih orang banyak tapi nggak ada yang mau bantuin sihh malah pada ngeliatin sambil terkikik geli kaya kunti.
Ini namanya penculikan gue harus telpon lina.

"Adaww.... Lo gila yaa!!" tiba-tiba dia jatohin aku di kursi mobilnya sampe-sampe kepalaku kejedot atap mobil.

"Aaaaa.... Lo mau nyulik gue yaa, bukain pintunya, Aaaa... dasar om gila bin sarapp!"
Akupun berteriak histeris didalam mobilnya.

"Apa lo bilang om gila bin sarap, umur gue masih 23thn berhenti manggil gue kaya gitu. Kalo lo masih manggil gue kaya gitu siap-siap aja lo gue cium!"

"Apaaa.... Akhhhh gue mau keluar, lepasin gue!"

"Lo bisa diem nggak kuping gue pengeng nih, Lokan harus tanggung jawab sama apa yang Lo perbuat tadi. Apa Lo mau ganti rugi?" dia menatap ku tajam sambil tersenyum menyebalkan pas ngomong ganti rugi. Duh mobilnya jalan lagi.

"Iya gue bakal ganti rugi"

"Oke 25juta cash sekarang!" jawabnya santai tanpa beban saat mengucapkanya.

"Whattt... Itu mah namanya pemerasan!" aku berteriak karena ucapannya barusan. Apa-apan nih orang masa cuma handphone doang ama kopi harganya ampe 25juta sumpah jiwanya udah terganggu.

"Kenapa lo nggak sanggup?" sambil mengeluarkan senyum smirknya.
Sumpah mukanya minta ditonjok pake palunya thor.

"Sanggup, tapi gue nyicil tiap bulannya ya..." akupun memasang muka melas andalanku seperti orang yang belom makan selama setahun.
Semoga dia luluh, Amin.

"gue nggak terima cicilan!" gonjang ganjing angin muson tersebar didunia, mentokin kepala ke kaca mobil.
Akhhh... Aku frustasi gimana cara ganti ruginya aku nggak punya uang sebanyak itu. Nggak mungkin juga aku pinjem uang, mana ada orang yang mau minjemin segitu banyak.

"Turun!"

"Ahh?"
Lah kok aku udah ada didepan gedung ini kayanya ini apartemen. Waduhh orang gila ini mau ngapain.

"Turun!" aduhh aku takut aku nggak mau turun nanti dia ngapa-ngapain aku lagi bahaya ini.

"Hahh.." dia menghela nafas lelah dan akhirnya aku kalah sama tarikan tangannya. Dia menyeretku dengan paksa.

"Lepasin nggak!!" aku berusaha melepaskan tarikan tanganya tapi dia kuat banget meganginnya.

"Lo diem nggak, apa lo mau gue gendong lagi kaya tadi!" ujarnya sambil mengeluarkan smirknya.
Oh No gue nggak bakal biarin itu terjadi. Akhirnya aku cuma bisa pasrah ngikutin dia jalan didepanku.
Setelah keluar dari lift,
Akupun diseret terus sampai masuk disebuah apartemen yang sungguh mewah tapi kemaskulinanya tetap terasa warnanya didominasi oleh hitam, biru dan putih.

"Lo mau minum apa?"

"Nggak, gue nggak mau minum entar lo kasih racun sianida lagi."
Sekarang aku berada diruang tamu si sarap ini. Dia duduk di singel sofa dengan angkuhnya dan aku duduk di sofa yang panjang tepat disebelahnya.

Test 1 2 3 LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang