[ 11 ] Jaga Rumah? Dengan Jimin?!

11K 877 83
                                    

NOTE : BANYAK UMPATAN :V

***

Eunra POV

"Sayang , dua hari ini eomma akan merawat kakekmu dirumah sakit. Tolong jaga rumah ya?" Eomma sedari tadi sibuk dengan ponselnya. Memang kakek sedang sakit hari ini dan terbaring dirumah sakit. Rumah sakitnya cukup jauh dari kota Jeju. 

Oke tidak masalah , sekolah ku libur selama musim panas jadi aku bisa bersantai dirumah tanpa gangguan apapun. Memasak makanan favorit , mendengarkan lagu , menonton film dan hal-hal menyenangkan lainnya.

"Eunra.. eomma khawatir padamu. Kau akan di jaga oleh Jimin. Jimin akan tinggal disini bersamamu. Eomma takut kamu teledor,"

WHAT??? Satu rumah dengan Jimin?? NOOO EOMMAAAA NOOOO!!!!Z&^y.+#%^&^&&*

***

Saat itu aku sedang membaca majalah di ruang tamu. Aku membaca sambil tidur disofa. Sementara Jimin , dia sedang sibuk seperti halnya dibawah ini...

"Eunra.. lihatlah! Piring dibak cucianmu menumpuk! Kau jorok sekali! Dan...hei..lihat itu sepatumu juga tidak di taruh dirak..." Sayup-sayup kudengar omelan Jimin keluar dari mulutnya. Dia benar-benar tidak bisa diam semenjak tinggal dirumahku. Bersabarlah Eunra... besok dia akan hengkang dari rumah ini dan kembali ke rumahnya. 

"Bisakah kau diam tuan?! Aku sedang sibuk

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Bisakah kau diam tuan?! Aku sedang sibuk.. arghh! eumhhh!!!" Jimin meraup bibirku tiba-tiba. Aku berada dibawahnya sekarang. Aku berusaha memberontak tetapi dia.. badannya besar.. kekuatanku pun tidak bisa.. melawannya..

Satu detik kemudian Jimin melepas ciumannya. "Nikmat bukan?" Tanyanya dengan smirk. Aku menghela nafasku kasar. Aku lupa memanggilnya dengan sebutan 'oppa'. BITCH! DASAR KOLESTEROL BERJALAN! Aku terus saja mengumpat dalam hati. Ku lempar majalahku ke lantai dan hendak menuju bak cucian. 

"Apakah aku harus memperingatkanmu dengan ciuman setiap kau lupa memanggilku oppa?? hmm??" Sindir Jimin di ruang tamu. Ia sedang duduk di sofa sambil menonton sebuah acara variety show. Aku yang berada di dapur hanya menghentak-hentakkan kakiku dengan jengkel. 

"Dasar ahjussi bergaji kecil!!" Jeritku keras. Kulihat dari arah dapur , ia terkekeh kegirangan. Aku menggerakan bibirku belepotan. Menindasnya dalam hati.

***

Malam harinya...

Aku bersiap untuk mengerjakan PR musim panasku. Termasuk PR dari Jimin juga. Saat itu aku bertanya kepada Jimin tentang soal yang tidak kumengerti , tetapi dia malah menyuruhku memasak untuknya. Picik sekali kan??

Akhirnya , daripada aku bertanya padanya lebih baik aku diam dan fokus kepada PR ku. Biarkan saja dia mati kelaparan. Aku pun memasuki kamarku sementara Jimin masih berkutat dengan berkas-berkas ( mungkin ) di ruang tamu.

"Ya!! Eunra! Kau tidak dengar ya aku bilang apa?!" Jerit Jimin. Dan aku mendengarnya dari kamar. Aku lalu menjawab, "Masak saja sendiri , dasar sumo bodoh!!" Entah ia mendengarnya atau tidak yang pasti aku sudah puas telah mengumpatnya. Setelah itu aku lanjut menulis PR ku. 

Krieekkk.. ( Suara pintu terbuka ) BLAM.. ( PINTU TERTUTUP )

Aku menoleh. Jimin tiba-tiba saja masuk ke dalam kamarku dengan telajang dada. What The F*ck?! Horror?! Apa-apa'an ini?! Kurasa tadi ia masih menggunakan t-shirt putihnya. Aku melongo. Absnya terlihat jelas. Aku tidak tahan untuk tidak melihatnya. Tuhan , Mataku telah ternodai.

"Kurasa kau mengulanginya lagi , Eunra..." Desisnya sambil berjalan mendekat ke arah meja belajarku. Aku berdiri dan badanku menghimpit meja.

"Jangan mendekat?! K...kau..kau mau apa hah?!" Tuduhku sambil mengancamnya dengan pulpen ditanganku. Jujur , aku takut sekarang. Jangan sampai dia menciumku lagi. Atau lebih tepatnya terkena ciuman mautnya. Tidak..tidak..aku tidak mau itu. Tapi, dia mulai dekat. Tinggal 4 langkah lagi mungkin dia sudah dihadapanku sekarang.

"JANGAN MENDEKATIKU?! CUKUP?!!" Aku menjerit saat Jimin sudah sampai tepat didepanku. Dia mengunciku dengan kedua lengannya yang mencekeram pinggiran meja. Punggungku sekarang juga masih tersandar dimeja. Aku tidak bisa menghindar.

Aku menutup kedua mataku. Wajah Jimin begitu dekat hingga aku bisa merasakan deru nafasnya yang hangat. Dan aku juga bisa merasakan Jimin menatapku dengan tatapan rakus. Pikiranku mulai liar.

"Dasar otak kotor!" Bisik Jimin tepat ditelingaku. Aku bergidik. Lalu , membuka kedua mataku. Jimin mulai menjauhkan wajahnya. Dan tiba-tiba ia menjitak keningku.

"Yak!! Sakit?! Stupid!" Umpatku. Aku mengelus-mengelus keningku.

"Otakmu kotor , Eunra." Ujarnya lagi. Aku menghembuskan nafasku kasar. "Bagaimana abs ku Eunra?? Kau menyukainya? Ku harap kau menyukainya.." Tambahnya sambil terkekeh.

Rasanya tanganku ingin menampar mulut orang ini. Mulutnya itu membuatku geram. Menyebalkan! Aku tidak menjawab perkataan Jimin dan langsung keluar kamar. Aku tidak tahan jika dia tidak memakai baju seperti itu.

"Hei! Kau mau kemana , Eunra?" Tanya Jimin.

"Memasak!"

BLAM!!! Aku membanting pintu kamar.

***

AUTHOR POV

Didalam kamar Eunra , Jimin memeriksa tugas-tugas Eunra sambil berpikir ,

"Padahal aku tidak menyuruhnya untuk memasak karena aku sudah meminum kopi. Tapi , kopiku tumpah di bajuku maka aku melepasnya.. lalu.. kenapa dia salah tingkah begitu ya???" Jimin tersenyum-senyum mengingat tingkah Eunra tadi.

"Ah , aku tau , mungkin karena abs ku ini membuat wanita manapun luluh lantak.. BWAHAAHAHAHAHAHAHAHAH!!!!!"

Dan tawa jahat Jimin terdengar sampai di dapur , tempat Eunra memasak ramen.

"Dasar ahjussi yang karir mentok di guru fisika!!" Umpatnya.

***


My Teacher My Husband : Jimin✔Where stories live. Discover now