D U A

10 2 0
                                    

Kedua tangan itu kini mendorong dua pintu tempat persembunyiannya.

Itu adalah tempat dimana ia selalu menjadi dirinya sendiri. Dia bebas melepaskan segala penat miliknya di sana.

Tempat itu adalah atap sekolah.

Entah mengapa gadis itu menjadikan atap sekolah sebagai tempat favoritnya. Dia selalu ke sana hampir setiap hari, dan selalu sendiri.

"Loni... Loni..." Dia memanggil manggil sosok bernama Loni itu sambil membungkuk mencari cari sesuatu di balik meja dan kursi yang tak terpakai.

Tenang.. Itu bukan makhluk gaib. Loni adalah kucing yang ia pelihara di atap sekolah itu.

Meong.. Meongg...

Datanglah sosok bernama Loni itu, berlari ke arah Tiara yang sedang bersimpuh lutut.

Tiara tersenyum. Kali ini senyum yang ada di wajahnya merekah dari hatinya. Tangannya mengelus kepala teman rahasianya itu.

"Laper ya?" Tanya Tiara pada kucing berwarna putih bersih dengan lembut.

Kucing itu mengeong. Tiara mengeluarkan sesuatu dari saku jasnya.

Kue kering yang masih terbungkus dengan plastik ia keluarkan dan ia bagi menjadi dua bagian. Bagian pertama ia makan dan yang lain ia berikan pada kucing bernama Loni itu.

Tak terasa satu setengah jam berlalu Tiara duduk bersender pada tembok ditemani oleh Loni yang berada di sampingnya. Bel pulang juga sudah berbunyi 2 menit yang lalu.

"Loni.. Gue pulang dulu oke?" Katanya saat akan beranjak. Dia mengelus Loni lalu mulai berjalan pergi.

--------------------------------------------

Kelasnya sangat sepi. Kursi kursi sudah di naikkan kecuali kursi miliknya. Tiara segera mengambil tasnya lalu memakainya, kemudian menaikkan kursinya.

Lambat lambat ia berjalan menuruni tangga sekolahnya hingga dia sampai pada lapangan sepak bola berwarna hijau yang luas. Tampak beberapa murid sedang bermain.

Ia terus berjalan dengan lambat dan tak terasa kini dia sudah menunggu bus dengan beberapa pelajar dari sekolah lain. Pukul setengah empat sore memang menjadi waktu siswa siswi SMA untuk pulang.

"Woi songong!!" Teriak seorang laki laki. Tiara merasa kenal dengan suara itu tapi dia tak merasa terpanggil.

"Kampret... TIARA!" Teriak laki laki itu lagi.

Tiara menoleh dan menatapnya datar,"Apa?"

Laki laki itu berlari kecil menghampirinya sambil tersenyum. Tiara menatapnya jijik.

"Mau pulang lu? Ga minta maaf dulu ama gua?"

"Maaf? Buat?"

"Gara gara lu kan bebeb gua jadi sakit.. Jadi lu bisa minta maaf ke gua sebagai gantinya.." Jelasnya diikuti kedipan yang membuat Tiara ingin berak di tempat.

"Gue aja ga salah kenapa gue harus minta maaf? Lagian bukan gue juga yang ngasih apalah itu ke Yura."

"Kalo bukan lu siapa lagi ra?"

"Mungkin yang namanya Reno Aditya." Jawab Tiara tanpa menatap laki laki itu karena bus sudah datang dan lebih memilih menaiki bus itu.

"Reno Aditya? Siapa tuh? .......... Lah kampret!!! gua dong?!?!" Kata laki laki itu sambil menunjuk dirinya sendiri bingung. Dia lalu menaiki bus yang sama dengan Tiara, tentu saja sambil memaki dalam hati.

Sepanjang jalan Tiara duduk sambil mendengarkan alunan musik yang mengalir lewat earphone.

Dia sama sekali tak peduli dengan keberadaan Reno yang sedari tadi berdiri di sampingnya karena tidak kebagian tempat duduk.

Pemeran UtamaWhere stories live. Discover now