Chapter 12

5.4K 208 7
                                    

[Vote dulu baru baca, Happy reading]


###
Andrew P.O.V

Duduk termenung menatapi tumpukan berkas-berkas kerja, menatap layar laptop dan mengecek email yang masuk beberapa kali. Hampir seharian aku bergulat dengan pekerjaan ku, tapi kali ini aku melakukannya di rumah.

Aku sengaja tidak masuk kerja, karena aku ingin melewatkan hari-hari ku bersama shyrena. Setelah beberapa hari ini tidak bersamanya.

Dan untuk alasan yang lain, aku hanya tidak ingin bertemu dengan sekertarisku. Itu saja. Aku beranjak berdiri dan menatap keluar jendela kamarku, menatap jauh.

Kebun di depan rumahku terawat dan tumbuh subur, warna kehijauan mulai menyebar ke segala penjuru.

Mobil zoey sudah tidak ada di depan halaman rumahku, mungkin ia sudah pulang. Bahkan aku tidak mendengar suara gurauan di luar sana.

Aku berbalik dan shyrena berada di belakangku, menatapku. Aku balas menatapnya.
"Zoey ?!" tanya ku.
"Sudah pulang" balasnya, ia masih berdiri beberapa langkah di depanku.

"Kenapa ?" tanya ku, aku berjalan ke arahnya.
"Kenapa kau membawaku kesini andrew, ke rumah ini ?!" ucapnya serius. Aku tidak menyangka ia akan membahas hal ini.

"Zoey benar-benar memberitahu dirimu ?" tebakku.
"Jelas" balasnya.
"Apa aku salah membawamu ke sini ? Bukankah rumah ini indah ? Kau menyukainya kan ?" tuturku, aku meraih kedua tanganya.

"Bukan masalah bentuk dan nuansa nya andrew. Tapi apa maksud perkataanmu dengan rumah ini, bahkan kau tidak memberitahu aku sebelumnya ?" tukasnya, nada bicaranya sedikit kesal. Dahinya bertaut aku hanya menarik nafas panjang.

"Aku tidak punya tempat lain untuk membawamu pergi waktu itu, dan ya janjiku. Aku rasa aku sudah lupa akan janji itu, makanya aku tidak memberitahumu. Maaf" jawabku jujur. Seorang Istri ? Aku miris mendengarnya, dan untuk sekarang. Bahkan aku menikmatinya, setiap waktu yang aku habiskan bersama shyrena..

Aku juga sudah merenggut hal paling berharga yang ia miliki, setiap detik aku menyesali hal itu.

Tapi lagi-lagi ia selalu menunjukkan bahwa dirinya menikmati apa yabg telah aku perbuat. Bukan itu yang aku maksud, kalaupun nantinya ia akan hamil atau apalah ?!! Aku sudah memikirkannya sejak tadi malam. Sejak aku bercinta dengannya..

Aku mencintainya, aku seharusnya bisa mencegah nafsu ku seperti biasanya. Tapi aku juga tidak bisa menolak keinginannya. Jadi maksud dari sumpahku dan rumah ini sudah benar.

Aku akan menikahi nya jika memang sudah tepat waktunya. Dan untuk sekarang ? Aku rasa shyrena tidak berpikir sampai kesana.

"Oh benarkah ?!" raut wajahnya mulai berubah. Tidak ada lagi kekesalan, aku senang melihatnya.
"Ya, tentu" aku mengangguk.
Kemudian ia melingkarkan tangannya ke leherku, aku menarik tubuhnya mendekat.

"Kau tidak lapar ?" tanya nya manja, aku tidak bisa berpikir jernih kalau ia memelukku seperti ini.

"Kenapa ?" tanya ku perlahan.

"Ayo kita makan siang, aku sudah lapar. Seharian zoey bercerita tanpa berhenti, aku jadi bosan" tuturnya,
"Baiklah, kau akan makan apa Mrs. Dwylan ?" tanya ku, sesuatu melintas di kepalaku. Wajarlah..

"Entahlah, apa saja" bibir shyrena terlihat menggiurkan.
"Kalau begitu, makan aku saja" bisikku, aku melilitkan kedua tanganku di pinggangnya lebih erat lagi.

"Andrew.." ia mulai memerah, aku tertawa melihatnya.
"Please, sekali lagi" pintaku.
"Tidak ada sekali lagi" ia mulai meronta di bawah cengkraman ku.

Secret From The Bitch : Part 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang